Seni Budaya

Workshop Penulisan Sejarah Kampung #1

Oleh

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Setiap tempat memiliki cerita sejarah masing-masing. Tak terpungkiri, Desa Panggungharjo yang terdiri dari puluhan kampung juga memiliki cerita sejarah kampung masing-masing. Sayang sekali, cerita tersebut kebanyakan hanya tersebar melalui gethok tular atau diceritakan dari mulut ke mulut saja.

Melihat fakta yang ada, Pengelola Sistem Informasi Desa (PSID) Panggungharjo bekerjasama dengan Pengelola Desa Budaya “Bumi Panggung” kemudian berinisiasi menyelenggarakan workshop penulisan sejarah kampung. Workshop ini bertujuan untuk membukukan cerita sejarah kampung dengan melibatkan warga desa sebagai penulisnya.

“PSID diberi dana pelatihan jurnalistik, kemudian menggandeng Bumi Panggung untuk menyelenggarakan workshop penulisan sejarah kampung. Jadi di samping mengadakan pelatihan, bisa sekaligus mengabadikan cerita sejarah kampung dengan cara dibukukan.” ungkap Fajar Budiaji, manager media PSID Panggungharjo.

Pertemuan perdana workshop penulisan sejarah kampung dilaksanakan pada hari Sabtu (13/07/2019), bertempat di ruang kuliah Balai Desa Panggungharjo.

“Karya itu bisa membuat usia kita panjang, dan nama kita melekat di masyarakat.” tutur Fairuzul Mumtaz, Ketua Bumi Panggung, saat memotivasi peserta dalam sambutannya.

Peserta workshop sendiri merupakan warga Desa Panggungharjo yang telah mendaftarkan diri sebelumnya untuk mengikuti pelatihan tersebut serta berkomitmen menyelesaikan agenda workshop ini hingga tulisan mereka dibukukan.

Pada pertemuan pertama workshop penulisan sejarah kampung ini, peserta mendapatkan materi dasar-dasar penulisan oleh Fitriana Hadi, serta materi teknik wawancara oleh Suhairi Ahmad. Kedua fasilitator tersebut merupakan penulis buku Pilar-pilar Bumi Panggung yang digagas oleh Radio-Boekoe.

Masing-masing peserta kemudian diberi tanggung jawab untuk menulis cerita sejarah salah satu kampung yang ada di Desa Panggungharjo. Berhubung durasi waktu workshop cukup singkat, yakni berlangsung sekitar pukul 15.30 hingga 17.30, fasilitator memberi tugas rumah kepada para peserta guna mencapai target yang ditentukan. Tugas pertama yang diberikan, yaitu mencari data-data dengan cara wawancara kepada tokoh-tokoh setempat untuk menggali informasi mengenai cerita sejarah kampung yang ada.

“Setiap harinya perlu ditanyakan perkembangan tugas pada peserta. Semoga minggu depan di pertemuan kedua sudah bisa mulai menulis setelah mendapatkan data di lapangan.” tutur Suhairi Ahmad.

Setelah pertemuan pertama ini, workshop akan dilanjutkan tiga kali pertemuan lagi, yakni pada tanggal 21 dan 28 Juli serta 4 Agustus 2019. (Fif)

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X