Seni Budaya

Tradisi Padusan: antara Manfaat dan Mudharat

Oleh

pada

Adakah yang bisa menjelaskan apa dan bagaimana tradisi padusan itu? Apakah banyak manfaatnya atau malah banyak mudharatnya bagi kita. Jujur saja, saya  tidak begitu tahu asal muasal  kapan mulai adanya  tradisi padusan ini. Setahu saya  padusan berasal dari kata adus yang mendapat akhiran –an. Adus  adalah bahasa Jawa ngoko yang berarti mandi. Padusan berarti mandi ala siapa saja (tergantung subjek dan tempat mandinya). Hal  tersebut berbanding lurus dengan niat dan amal perbuatan subjeknya.

Yang jelas tujuan utama mandi adalah menghilangkan semua kotoran yang menempel di tubuh kita agar menjadi bersih (suci) ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Maka tujuan padusan juga sama untuk menghilangkan semua kotoran yang menempel dalam tubuh kita agar menjadi bersih (suci) ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Kapan padusan dilakukan, biasanya tradisi padusan dilakukan pada H-1 sebelum 1 Romadhon menurut hitungan kalender (konsep hisab). Dan dimanakah padusan akan dilakukan ? Ada beberapa anak muda melakukan padusan ke pantai-pantai. Ada beberapa anak muda melakukan padusan di kolam renang. Ada juga beberapa anak muda melakukannya dengan mandi di sungai.

Kemudian ketika beberapa anak muda melakukan padusan ke pantai-pantai atau ke kolam renang, menurut panjenengan banyak manfaatnya atau malah banyak mudharatnya?

Sejauh yang saya tahu, bahwa tradisi padusan dilakukan oleh semua warga muslim dan muslimah menjelang masuknya bulan suci Ramadhan. Tujuannya adalah menghilangkan semua kotoran yang menempel di seluruh anggota badan atau tubuh sehingga ketika menjalankan semua ibadah dibulan Ramadhan dalam keadaan suci.

Adapun mau menyelenggarakan padusan dimana saja, dengan syarat bahwa air yang digunakan untuk padusan adalah suci mensucikan (air mengalir) . Mau dilakukan  di kolam renang, mau di pantai, mau di sungai, mau di telaga, mau di umbul atau sumber air mengalir, mau di sendang, mau di kamar mandi masing-masing, its no problem.

Terus bagaimana hukumnya jika di tempat padusan itu, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom? Menurut saya, inilah salah satu mudharatnya, karena berkumpulnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom dan sisi lain juga bisa menimbulkan syahwat.

Kapan sebaiknya dilakukan padusan, pada jam berapa? Karena ada sebagian yang  menafsirkan pada jam setelah shalat ashar sampai shalat maghrib tiba. Sebetulnya terkait waktu padusan biasanya H-1, jamnya insidentil saja sih. Tetapi bagi yang memilih waktu sore hari setelah shlata ashar, ada hal-hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, pilihan tempat padusan jangan terlalu jauh karena waktu ashar dan maghrib sangatlah dekat dan cepat. Kedua, luruskan niat bahwa tradisi padusan adalah sebagai sarana untuk mensucikan diri sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Jangan sampai niat padusan diembel-embeli dengan niat lainnya. Terutama bagi anak muda. Kalau para orang tua saya yakin banyak yang lebih memilih tradisi padusan ini dilakukan di kamar mandi rumah sendiri.

Karena faktanya, banyak anak muda yang memaknai bahwa tradisi padusan sebagai ajang untuk bersenang-senang dengan mandi di pantai bersama pacar, dari sore hari hingga malam hari (dipuas-puasin ) karena kegiatan bersenang-senang bersama pacar tidak bisa dilakukan di bulan suci Ramadhan. Sehingga waktu magrib tiba masih berada di pantai sampai waktu  pulang pun terkadang  sampai di rumah sehabis shlat isya.  Hal itupun dilaluinya masih dalam keadaan kecapaian sehingga waktu shalat tarawih yang seharusnya di jalankan pada malam pertama ditinggalkan sebagai akibat mengikuti tradisi padusan.

Tidak ada larangan terkait tradisi padusan. Tetapi perlu kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menjalankan tradisi padusan ini. Jangan sampai banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Jangan sampai kebablasan dalam melakukan tradisi padusan ini.  Hal ini juga merupakan tersendiri bagi pengelola kolma renang . Bahkan saya pernah melihat sendiri, pihak pengelola kolam renang menaikkan tarif masuk kolam renang pada saat dilaksanakannya tradisi padusan ini.

Terus bagaimana jika kita sudah melakukan tradisi padusan (karena berdasarkan H-1 berdasarkan hisab) tetapi pada malam harinya Menteri Agama RI menetapkan tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari lusa melalui sidang isbat, bukan besok pagi? Jawabannya  gampang saja, tinggal mengulangi padusan sekali lagi. Gitu aja kok repot (JNT).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X