Lingkungan

TP-PKK Bangka Belitung Belajar Pengelolaan Sampah di Desa Panggungharjo

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Pengelolaan sampah memang menjadi sebuah permasalahan yang sulit untuk diselesaikan. Sampah yang menumpuk di kantong-kantong pembuangan sampah hingga pembuangan sampah liar menjadi satu permasalahan yang harus dihadapi pemerintah. Begitu pula di Desa Panggungharjo, pengelolaan sampah menjadi isu utama yang harus segera diselesaikan. Maka sejak tahun 2013 dibentuklah sebuah badan usaha milik desa yang bernama BUMDesa Panggung Lestari untuk menanggulangi permasalahan. Hal inilah yang kemudian menjadi sebuah ketertarikan dari TP-PKK provinsi bangka belitung untuk kemudian belajar pengelolaan sampah di Desa Panggungharjo, Senin (17/10/2016).

Rombongan TP-PKK Provinsi Bangka Belitung yang merupakan tamu ke-293 dalam kunjungannya tersebut mendengarkan pemaparan materi dari Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt. dan Pengurus BUMDesa Panggung Lestari, Gatot Ferianto, serta dilanjutkan diskusi antara narasumber dan peserta yang kemudian diakhiri dengan mengunjungi RPS (Rumah Pengelolaan Sampah) di Pedukuhan Sawit.

Dalam pemaparannya, Wahyudi menjelaskan tentang bagaimana pengelolaan sampah yang telah dilakukan oleh pemerintah desa melalui KUPAS (Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah) yang merupakan unit usaha dari BUMDesa Panggung Lestari. Sedangkan Gatot sendiri menjelaskan mekanisme bagaimana cara dalam membangun kerjasama dengan masyarakat dalam pembangunan sistem kemandirian desa.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula GKBRAy Paku Alam X (wakil PKK Provinsi DIY), Erna Suharso (Ketua TP-PKK Kabupaten Bantul), Kwintarto Heru Prabowo, S.Sos. (Camat Sewon), serta Fitri Kwintarto (Ketua TP-PKK Kecamatan Sewon).

“Pada awalnya kami mengetahui tentang pengolahan sampah di Desa Panggungharjo melalui rakor TP-PKK pada waktu yang lalu, kami sangat terkesan dengan pengolahan sampah di Desa Panggungharjo hingga bisa mengantarkan Desa Panggungharjo menjadi desa terbaik. Itulah alasan kami berniat untuk belajar tentang pengolahan sampah di desa ini.” ungkap salah satu peserta rombongan. (BGX)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X