Sambung Rasa

Syawalan Pemdes Panggungharjo, 55 Calon Jama’ah Haji Pamit

pada

Glugo (Media Panggungharjo) – Limasan barat dan limasan timur yang berada di komplek kawasan Kampoeng Mataraman nampak dipenuhi para calon jama’ah haji, ketua RT, perwakilan lembaga desa, lembaga kemasyarakatan desa, organisasi sosial masyarakat tingkat desa dan perangkat Desa Panggungharjo pada Minggu (30/06/2019) lalu.

Para tamu tersebut berkumpul untuk menghadiri acara Syawalan Keluarga Besar Pemerintah Desa Panggungharjo dan Pamit Jamaah Calon Haji Desa Panggungharjo Tahun 2019. Acara yang juga dihadiri oleh Camat Sewon, Muspika Kecamatan Sewon dan Sekda Bantul, Drs. Helmi Jamharis, M.M., ini dipandu secara langsung oleh Sunardiyono, S.Pd., yang juga menjabat sebagai Kaur Perencanaan Desa Panggungharjo.

Acara diawali dengan pembacaan Kalam Illahi oleh Fauzi Ridwan yang kemudian disambung dengan sambutan oleh Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt., selaku Lurah Desa Panggungharjo. Wahyudi dalam sambutannya mengucapkan rasa terimakasihnya serta mewakili Pemerintah Desa Panggungharjo meminta maaf kepada para tamu yang hadir. Ia juga berharap melalui acara tersebut dapat menjadi catatan kebaikan untuk seluruh tamu yang hadir.

“Melalui halal bi halal semoga Allah mencatat kebaikan serta memanjangkan umur kita semua.” harap Wahyudi.

Ia juga turut mendoakan para calon jama’ah haji agar selalu diberi kekuatan melaksanakan ibadah haji dari mulai pemberangkatan hingga nanti saat kepulangan mereka di Desa Panggungharjo.

“Dan tidak ada pembalasan yang paling baik untuk orang yang melaksanakan haji kecuali surga.” tutur bapak tiga anak ini.

Di akhir sambutannya, Wahyudi meminta kepada Drs. Helmi Jamharis, M.M selaku pengurus IPHI ranting Desa Panggungharjo untuk menerima pamit haji dari para calon jama’ah haji.

Usai sambutan dari Lurah Desa Panggungharjo, acara dilanjutkan dengan pamit haji oleh calon jama’ah haji Desa Panggungharjo yang diwakili oleh Drs. H. Hidayat Syarif Dadang. Syarif mengungkapkan bahwa di tahun 2019 calon jama’ah haji dari Desa Panggungharjo mencapai 55 orang dari seluruh calon jama’ah haji se-Kecamatan Sewon. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dari 3 desa lainnya.

Menurut keterangan Syarif, para calon jama’ah haji ini akan berangkat dari Desa Panggungharjo pada Sabtu, 13 Juli 2019 dan tiba kembali di rumah pada Senin, 26 Agustus 2019.

“Kami akan meninggalkan Desa Panggungharjo kurang lebih 42 hari lamanya.” ungkap Syarif.

Ia juga menerangkan bahwa di tahun 2019 ini terdapat penambahan kuota jama’ah sebanyak 1.000 orang. Di akhir sesi pamit haji, Syarif memohon kepada seluruh undangan agar turut mendoakan calon jama’ah haji yang akan berangkat.

“Semoga diberi kemudahan, selalu sehat, sehingga mencapai haji yang mabrur, kami juga memohon maaf atas kesalahan kami.” harap Syarif.

Sedangkan Drs. Helmi Jamharsi, M.M., mewakili pengurus IPHI ranting Desa Panggungharjo mengungkapkan turut berbahagia karena 55 warga Desa Panggungharjo dapat melaksanakan ibadah haji pada tahun ini.

“Semoga berjalan secara lancar hingga kembali ke rumah masing-masing. Dan mohon maaf apabila ada banyak kekurangan dalam melaksanakan kegiatan ini.” ucap Helmi.

Ia juga menuturkan harapannya agar para calon jamaah haji ini setiba di tanah air dapat menjaga ke-mabrur-an yang telah diberikan Allah dalam berkegiatan sehari-hari. Selain itu, Helmi menuturkan bahwa IPHI akan mencatat para calon jamaah haji ini menjadi anggota IPHI sepulang dari tanah suci nanti.

Setelah tercatat sebagai anggota dari IPHI ranting Desa Panggungharjo, para calon jama’ah haji ini diharapkan dapat aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan yang ada di IPHI untuk mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar.

Donga dinonga (saling mendoakan), semoga kami yang ada di tanah air ini juga dapat mengamalkan apa yang menjadi kebaikan untuk masyarakat.” pungkas Helmi.

Seusai penerimaan pamit haji, acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ikrar syawalan yang dipandu oleh H. Kuat Slamet dan disambung dengan tausiyah hikmah syawalan oleh Ustaz Ahmad Badawi Maksum. Ustaz yang dalam tausiyahnya kerap menggunakan ura-ura atau tembang (nyanyian) ini menjelaskan kepada para undangan agar tetap meneruskan kebiasaan bershodaqoh, infaq serta beramal jariyah yang telah dilaksanakan pada bulan Ramadhan lalu.

“Rezeki itu perlu disyukuri dengan memberikan shodaqoh. Perlu manajemen keuangan yang telah didapat setelah bekerja. Sebanyak-banyaknya harta yang didapatkan di dunia, ketika meninggal dunia kan tiada artinya. Ya? apa ya?” tutur Ustaz Badawi.

Ia juga berharap agar tradisi bermaaf-maafan ini tidak hanya menjadi sebuah acara selepas Ramadhan saja.

“Ya semoga tradisi maaf-maafan ini tidak hanya pas Syawalan saja. Tapi dapat terus dilakukan dalam keseharian kita.” pungkas Ustaz Badawi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan bersalam-salaman serta langsung ditutup oleh pemandu acara.

“Semoga kita dapat memetik apa yang telah disampaikan bapak ustaz.” tutup Sunardiyono. (BGX)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X