Seni Budaya

Sosialisasi Pengelola dan Program Desa Budaya Bumi Panggung Tahun 2017

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Menginjak jadwal yang ke-14, sosialisasi Pengelola dan Program Desa Budaya Bumi Panggung Tahun 2017 diselenggarakan di rumah Dukuh Sawit, Pedukuhan Sawit, Desa Panggungharjo pada Sabtu (31/03/2017).

Acara yang diselenggarakan di 14 pedukuhan se-Desa Panggungharjo ini telah dilaksanakan oleh Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung  sejak Sabtu (11/3/2017) yang lalu dan berjalan hampir satu bulan penuh di bulan Maret. Dalam setiap penyelenggaraan acara tersebut undangan yang dihadirkan meliputi perwakilan Pemerintah Desa Panggungharjo, perwakilan BPD Desa Panggungharjo, Pokgiat LPMD, Ketua-ketua RT, PKK, Karang Taruna, tokoh masyarakat serta pelaku atau pegiat budaya yang keseluruhannya berdomisili di wilayah setempat.

Sama seperti di pedukuhan-pedukuhan sebelumnya, acara pertama kali dibuka dengan do’a dan sambutan selamat datang oleh dukuh pedukuhan setempat, yang dalam kesempatan ini dipimpin oleh R. Jayeng Widagdo selaku Dukuh Sawit. Acara kemudian diserahkan kepada Ketua Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung yaitu Fairuzul Mumtaz untuk menjelaskan kepada masyarakat yang hadir tentang pengelola desa budaya beserta programnya pada tahun 2017 ini.

Dalam kesempatan tersebut, Fairuz pertama-tama menjelaskan kepada masyarakat tentang pengelolaan budaya di Desa Panggungharjo yang diampu oleh salah satu lembaga desa yang bernama Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung yang merupakan singkatan dari “Budaya Minangka Paugeran Kang Adiluhung” (Budaya Sebagai Pranata Yang Luhur). Desa Panggungharjo sendiri sebelumnya telah diresmikan menjadi desa budaya ditandai dengan diserahkannya SK Gubernur D.I.Y nomor 262/KEP/2016 tentang Penetapan Desa/Kelurahan Budaya pada Kamis (19/1/2017). Pengelola desa budaya yang cukup disebut dengan nama Bumi Panggung ini mengelola 7 bidang potensi budaya yang meliputi Seni Rupa; Seni Pertunjukan; Kuliner; Pengobatan Tradisional; Sastra dan Bahasa; Permainan Tradisional, Adat dan Tradisi; serta Warisan Budaya, Tata Ruang Bangunan, dan Lingkungan.

Tak lupa Fairuz juga menjelaskan kepada masyarakat tentang sejarah perintisan Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung dari pembentukan konsep desa budaya yang dirancang oleh para tokoh masyarakat serta tokoh budaya di Desa Panggungharjo pada 2014 yang lalu, pembentukan pengelola desa budaya yang baru dalam acara Rembug Budaya Desa Panggungharjo pada Agustus 2016, hingga peresmian pengelola desa budaya Desa Panggungharjo pada Senin (5/9/2016), dengan SK Lurah nomor 22 tahun 2016 tentang Pengangkatan Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

Fairuz kemudian menjelaskan tentang tujuan dari Bumi Panggung ini serta siapa saja yang ada di dalam kepengelolaan desa budaya Bumi Panggung tersebut. Dalam kepengelolaan desa budaya ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pembina, pengelola harian dan pengelola bidang.

Selanjutnya Fairuz menerangkan beberapa program yang sudah dilakukan oleh pengelola desa budaya pada tahun sebelumnya.

“Program-program ini dikerjakan bahkan sebelum Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung diresmikan.” lanjut dia.

Program tersebut di antara lain yaitu pembuatan NIK (Nomor Induk Kesenian-red) untuk beberapa sanggar kesenian, Sarasehan Budaya bersama Mohamad Sobari pada Maret 2016, Festival Padhang Bulan pada April 2016, Sarasehan Dolanan Anak pada April 2016, pembuatan AD/ART Bumi Panggung dan pembentukan pengurus serta program kerjanya dalam acara Rembug Budaya Desa Panggungharjo pada Agustus 2016, dan yang terakhir yaitu Hari Jadi Desa Panggungharjo ke-70 pada Desember 2016.

Di tahun 2017 ini, Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung mencanangkan 2 jenis program yang terdiri dari program pengelola dan program masyarakat.

Program pengelola yang merupakan program untuk peningkatan mutu kepengelolaan budaya ini terdiri dari pembuatan standarisasi bantuan desa khusus untuk potensi budaya, kunjungan ke Dinas Kesehatan dan Dinas Perindagkop (Perindustrian Perdagangan dan Koperasi), pembuatan profil desa budaya Bumi Panggung, pemutakhiran data dan inventarisasi potensi budaya, serta workshop manajemen.

Dijelaskan lebih lanjut, program kunjungan ke Dinas Kesehatan dan Dinas Perindagkop ini dalam rangka mencari informasi terkait pembuatan legalitas bagi potensi kuliner, pengobatan tradisional serta seni rupa khususnya kerajinan. Sedangkan dalam program pembuatan profil desa budaya Bumi Panggung akan diwujudkan dalam dua jenis yaitu online dan offline.

Profil desa budaya dalam bentuk online yaitu berupa website yang berisi tentang lembaga pengelola desa budaya, profil potensi budaya serta event-event budaya yang akan diselenggarakan di Desa Panggungharjo.  Sedangkan dalam bentuk offline akan berupa buku dan leaflet peta potensi budaya.

Program masyarakat sendiri berupa program yang ditujukan untuk mengembangkan seni dan budaya di masyarakat yang terdiri dari sosialisasi Pengelola dan Program Desa Budaya Bumi Panggung Tahun 2017, pendistribusian bantuan desa untuk potensi budaya, fasilitasi bregada desa, dua kali pentas kesenian, sarasehan budaya, workshop craft, dan Hari Jadi Desa Panggungharjo ke-71.

Disamping itu ada pula program masyarakat yang sumber dananya dari luar yaitu pembangunan balai budaya dan penyelenggaraan upacara adat dengan sumber dana keistimewaan dari Dinas Kebudayaan D.I.Y, serta pembuatan Kampung Literasi dengan sumber dana dari Kemendikbud.

“Kampung Literasi ini merupakan program dari Kemendikbud dan Radio Buku yang bekerjasama dengan Bumi Panggung. Nantinya akan ada pembuatan Buku Sejarah Desa Panggungharjo serta Pojok Baca yang akan disebar di beberapa pedukuhan. Sampai saat ini kami sudah mencoba memulainya dengan bekerjasama bersama SADEPA dalam merealisasikan Pustaka Bergerak Desa Panggungharjo.” terang Fairuz.

Dijelaskan dalam pertemuan tersebut bahwa anggaran kegiatan yang digunakan untuk program pengelola sendiri sejumlah Rp 5.405.000, sedangkan anggaran untuk program masyarakat ada Rp 165.450.000. Dana ini diluar dari program Kampung Literasi, Balai Budaya, serta Upacara Adat.

Acara kemudian diisi dengan sesi penjaringan data potensi budaya yang dipandu oleh Fajar Budi Aji selaku sekretaris Bumi Panggung. Dalam sesi tersebut, Fajar mengatakan bahwa ada 7 jenis angket pendataan yang akan direkap setelah diperiksa kebenarannya untuk kemudian dicantumkan dalam Peta Budaya. Adapun 7 jenis angket tersebut yaitu Peninggalan Sejarah, Sanggar Multi Seni, Lembaga Minat Khusus/Komunitas/Galeri/Museum, Pengobatan Tradisional, Kerajinan, Seni Pertunjukan, serta Kuliner.

Setelah sesi penjaringan data dirasa cukup acara kemudian dilanjutkan dengan sesi penjaringan aspirasi warga yang berupa penjaringan pendapat, masukan atau kritikan dari warga tentang Bumi Panggung untuk kedepannya.

Dalam sesi tersebut, Fairuz juga menyampaikan beberapa hal diantaranya yaitu, pendaftaran Bregada Wiratamtama dan Bregada Langensari dapat melalui Sarji Soekamto selaku ketua bregada, dan dalam satu pedukuhan maksimal hanya ada dua anggota. Kedua yaitu, akan digugahnya kembali paguyuban ketoprak milik desa yaitu Kethoprak Panggung Budaya, dan bagi yang berminat untuk bersama-sama menggugah kesenian tersebut dapat menyerahkan data dirinya kepada sekretaris Bumi Panggung. Ketiga, diharapkannya ada perwakilan dari pedukuhan yang mau bergabung dalam Bumi Panggung.

Setelah penjaringan aspirasi diakhiri acara kemudian ditutup oleh R. Jayeng Widagdo dengan doa. (E.M)

Tentang Erisca Meidy

God gives his hardest battles to his strongest soldiers :) Keajaiban adalah dengan percaya pada dirimu sendiri. Jika kamu dapat melakukannya, maka kamu dapat membuat segala sesuatunya terjadi.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X