Keagamaan

Seneng Takon #9: Cinta Tanah Air Untuk Membangun Masa Depan Negeri

pada

Glondong (Jurnalis Warga) – Memasuki putaran yang ke sembilan dan bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, Pengajian Seneng Takon hadir dengan tema “Islam, Nasionalisme, dan Masa Depan Indonesia.” Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Masjid Al Istiqomah, Pedukuhan Glondong, Panggungharjo, Sewon, Bantul (19/09/2019).

Dimulai pukul 18.00 WIB atau selepas Maghrib, rangkaian Pengajian Seneng Takon diawali dengan sima’an Al-Qur’an dari Majlis Tasmi’ul Qur’an Desa Panggungharjo pimpinan KH. R. Najib Abdul Qadir (Pengasuh PP Al Munawwir Krapyak Yogyakarta). Sementara untuk pengajiannya sendiri dimulai setelah Salat Isya’.

Kegiatan yang dipandu oleh Miko Cakcoy Pathoknegoro ini menghadirkan pembicara tamu yang berkompeten, yaitu Drs. H. Abdul Halim Mushlih (Wakil Bupati Bantul), Letkol Kav. Didi Carsidi, S.Sos., M.I.Pol., dan  narasumber tetap sekaligus penggagasnya, K.H. Ikhsannudin (Dekan Fakultas Usuludin IIQ An Nur Bantul).

Ditanya mengenai tema yang diangkat, K.H. Ikhsanudin mengatakan bahwa Islam mengajarkan kita untuk cinta pada tanah air.

“Kecintaan ini merupakan salah satu bukti bahwa kita memiliki iman. Jika kita tidak memiliki kecintaan pada tanah air, maka rusaklah negeri kita. Kekuatan cinta itulah menjadi dasar untuk membangun negeri kita tercinta. Dan itu ada dasarnya di dalam Islam. Apa dasarnya? Ya, silakan simak saja saat pengajian.” jawabnya diselingi canda.

Hingga saat ini, Pengajian Seneng Takon telah banyak digemari masyarakat dan dinanti-nanti kehadirannya setiap tanggal 19. Mengadakan kegiatan rutin bukanlah hal mudah, apalagi terhitung kegiatan yang besar. Budiantoro selaku ketua panitia membagi tipsnya.

“Kebutuhan masyarakat akan adanya Seneng Takon inilah yang menjadi kuncinya. Artinya, syiar kita ini memang dibutuhkan. Kalau dibutuhkan masyarakat, kita siap. Selanjutnya adalah tim yang solid dan ikhlas.” katanya.

Selanjutnya, Budiantoro mengajak kepada siapa saja agar tidak lelah mensyiarkan Islam dalam berbagai bentuk sesuai kemampuan masing-masing. Sebagaimana tradisi Pengajian Seneng Takon, kegiatan ekonomi dalam skala kecil juga disertakan, yaitu stand bazar. Panitia memberikan ruang bagi siapa saja untuk membuka stand bazar selama pengajian berlangsung. Namun harus menghubungi panitia agar dapat ditata rapi. Selain itu, dimeriahkan juga dengan berbagai pertunjukan. Di antaranya adalah Hadroh Al Hidayah. (VIRUZ)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X