Seni Budaya

Sastra FKY Hadirkan Semelah Semeleh

pada

Panggungharjo (Tribun Jogja) – Festival Kesenian Yogyakarta 30 juga menghadirkan pertunjukkan sastra sebagai salah satu asupan gizi bidang seni untuk masyarakat. Sastra FKY 30 kali ini mengangkat tema Semelah Semeleh dengan mencoba membicarakan, mengupas, dan mementaskan dinamika sastra daerah dan nasional di Yogyakarta. Pembacaan karya sastra dalam beragam medium selama 5 hari ini yakni mulai 27 Juli hingga 31 Juli ini dikemas dengan pembagian bentuk, tema dan pendekatan yang spesifik.

Media Relation FKY 30, Diendha Febrian menjelaskan SemelahSemeleh mengundang dan melibatkan pelaku-pelaku seni serta warga masyarakat sebagai sebuah upaya pembacaan dan perayaan atas sastra dan nilai-nilainya bagi kehidupan sosial hari ini, khususnya di Yogyakarta.

Pada pertunjukan hari pertama sastra FKY yang digelar di Kampoeng Mataraman sebuah desa wisata yang dikelola oleh warga Panggungharjo Sewon Bantul ini menampilkan pembacaan ragam sastra Nusantara dari berbagai komunitas mahasiswa yang ada di Yogyakarta di antaranya dari sastra Melayu, Lombok, Bali, Sulawesi, Sunda dan Sumatra.

Di hari kedua, bakal digelar workshop macapatan oleh Rama Projo dan Paksi Raras Alit, dilanjutkan dengan pertunjukan macapatan oleh berbagai komunitas macapat dan peserta workshop. Malam kedua Sastra FKY juga akan menampilkan pertunjukan karawitan dari warga Panggungharjo.

Di sastra FKY juga digelar diskusi bertema Sastrawan Muda dan Media Daring ini mengundang pembicara dari berbagai media sastra daring seperti Basabasi.co, kibul.in, dan komunitas Wattpad, yang akan dilaksanakan pada hari ketiga.

“Untuk panggung Sastra FKY di hari ketiga akan menampilkan kelompok musik dan musisi yang selama ini banyak mengolah puisi dan karya sastra dalam karya-karyanya. Di hari keempat juga akan ada diskusi Kritik Sastra Kita Hari ini, dengan pembicara Katrin Bandel dan Anindita S Thayf,” terang Diendha, Sabtu (28/7/2018).

Lanjut Diendha, di hari keempat ini juga digelar workshop dongeng bagi ibu-ibu rumah tangga dan pengajar PAUD dan TK dengan fasilitator Iwan RS, seorang pendongeng dari Yogyakarta.

Sementara itu di Panggung Sastra FKY akan menampilkan penyair-penyair Yogyakarta di antaranya, Indrian Koto, Mutia Sukma, Kedung Darma Romansha, Yopi Setia Umbara, Daruz Armedia, Alfin Rizal, Irwan Bajang dan lain-lain.

Di hari terakhir, akan diadakan diskusi Urgensi Lembaga Sastra di Yogyakarta dengan mengundang para akademisi dan pengelola lembaga sastra di Yogyakarta di antara Balai Bahasa dan Komunitas Indonesia Buku. Selain itu, kelas puisi dan prosa dengan pengajar Joko Pinurbo dan Bernard Batubara juga bisa diikuti pengunjung di hari terakhir.

Panggung sastra FKY di hari terakhir ini akan menampilkan dramatic reading naskah komedi yang akan dibawakan oleh gabungan aktor Yogyakarta sebagai penutup dari seluruh rangkaian gelaran Sastra FKY 2018.

“Sastra FKY 2018 juga mengundang beberapa penerbit untuk mengenalkan buku-buku terbarunya dalam rangkaian acara bedah buku di antara agenda-agenda di atas. Para penerbit tersebut di antaranya adalah Indie Book Corner, Penerbit Mojok dan Bentang Pustaka,” imbuh Diendha. (YUD)

Sumber: Artikel tahun 2018 jogja.tribunnews.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X