Keagamaan

SAJADAH Gelar Kajian Remaja Panggungharjo di Pedukuhan Cabeyan

Oleh

pada

Cabeyan (Jurnalis Warga Panggungharjo) – Dalam rangka meningkatkan keimanan remaja muslim Desa Panggungharjo, Silaturahim Jalinan TPA dan Ustadz Ustadzah (SAJADAH) kembali menyelenggarakan Kajian Remaja Panggungharjo yang pada kesempatan ini bertempat di Masjid Nurul Hidayah, Pedukuhan Cabeyan, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu (3/4/2016).

Dalam acara tersebut hadir kurang lebihnya 25 orang yang terdiri dari remaja dan muda mudi Pedukuhan Cabeyan, remaja masjid Nurul Hidayah serta pengurus SAJADAH.

Uniknya dalam pengajian yang mengangkat tema “Peran Remaja Dalam Memakmurkan Masjid” ini Slamet Santosa (25) selaku pembawa acara menggunakan bahasa jawa. Hal ini menurut Slamet adalah salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan asli masyarakat jawa khususnya dalam bidang tata bahasa.

“Setiap ada acara di Pedukuhan Cabeyan, terutama perkumpulan muda-mudi, pembawa acara wajib menggunakan bahasa jawa. Dulu kan kita pernah dilatih sama pak kesra, sayang kalau tidak digunakan ilmunya…” imbuh Slamet.

Sebelum pengajian dimulai terlebih dahulu dibacakan Kalam Ilahi oleh Mussholih (26), Ketua SAJADAH, yaitu Q.S Lukman ayat 31-34 yang menerangkan tentang tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur, orang yang mengingkari ayat-ayat Allah adalah orang-orang yang tidak setia dan juga ingkar, janji Allah adalah benar, himbauan agar tidak terperdaya oleh kehidupan dunia dan penipu (syaitan) dalam mentaati Allah, serta penjelasan bahwa Allah tahu akan segala-galanya.

Pada kesempatan tersebut, Dra. Ening Yuniastuti, M.A, selaku narasumber menyampaikan tentang bagaimana cara menjadi remaja muslim yang baik untuk selalu memakmurkan masjid di sekitar lingkungan.

Menurut Ening, para remaja muslim tidak perlu mengikuti trend yang tidak sesuai dengan kaidah agama. Hal ini adalah salah satu cara agar hati selalu tertambat di masjid dan bertujuan memakmurkannya.

Dalam versinya, ada empat cara sederhana bagaimana memakmurkan masjid. Yaitu, selalu rindu kepada masjid, rajin mendatangi masjid, selalu menghormati masjid dengan shalat tahiyatul masjid, dan bersedia berkorban untuk masjid.

“Semoga salah satu diantara kalian yang hadir ini tidak terlepas dari kecintaan pada masjid” pungkas Ening dalam pengajian tersebut.

Acara rutin yang sudah berlangsung hampir lima tahun ini bertujuan sebagai wadah dan jalinan silaturahmi remaja muslim Desa Panggungharjo sekaligus ajang pengkajian ilmu-ilmu islami. Bahkan menurut Mussholih sudah hampir 85% masjid dan musholla se-Desa Panggungharjo yang menjadi tuan rumah dalam acara tersebut

“Saya harap semoga di lain kesempatan bisa lebih banyak lagi pesertanya, kan baru sedikit nih yang ikut… apalagi yang dari luar pedukuhan Cabeyan…” ungkap Rillo Pambudi (19), remaja masjid Nurul Hidayah Cabeyan. (OKTA)

Tentang Ta Okta

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X