Pendidikan

Program Satu Rumah Satu Sarjana

Oleh

pada

Program Satu Rumah Satu Sarjana, adalah salah satu program pendidikan yang digagas oleh Pemerintah Kalurahan Panggungharjo, sejak tahun 2012 pada masa kepemimpinan Wahyudi Anggoro Hadi, sejak periode enam tahun pertamanya. Sasarannya adalah warga Panggungharjo yang memiliki keterbatasan ekonomi. Karena menurut Wahyudi, bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya warga miskin adalah kebodohan. Untuk mengantisipasi agar warga desa tidak berada dalam kebodohan, maka warga desa harus sekolah sampai kuliah di perguruan tinggi. Pada tahun 2022 ini, ada dua mahasiswa Politeknik ATK Yogyakarta yang berhasil diwisuda oleh Politeknik ATK Yogyakarta yang berasal dari Kalurahan Panggungharjo. Masing-masing berasal dari Padukuhan Pandes dan Padukuhan Pelemsewu. Keduanya adalah penerima bea mahasiswa untuk jenjang Diploma 3. Keduanya adalah penerima bea mahasiswa dari program Bapel JPS. Bapel JPS merupakan lembaga desa yang melaksanakan fungsi perlindungan sosial dari persoalan pendidikan, dan kesehatan warga desa yang belum/tidak tercover oleh fungsi perlindungan sosial oleh negara.

Dita Indah Damayanti

Dita Indah Damayanti salah satu penerima manfaat bea mahasiswa yang berasal dari Pandes RT 04, yang dikelola oleh Bapel JPS. Anak ketiga dari pasangan Mur Arianto (52 tahun) dan Sri Wartini (52 tahun), berhasil menyelesaikan studi program Diploma 3 di kampus Politeknik ATK Yogyakarta selama 3 tahun. Dengan Pilihan Prodi Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik, dan berhasil meraih IPK 3, 39. Dita Indah Damayanti (21 tahun), merupaka tiga bersaudara. Kakaknya bernama Donni Rezha Medianto (28 tahun) dan adiknya bernama Devina Oktavia Ariaputri (16 tahun).

Mur Arianto tidak menyangka jika putri keduanya dapat menyelesaikan studi diploma 3 dengan gelar Ahli Madya (A.Md.), karena ia merasa kurang beruntung secara ekonomi, dengan penghasilan yang pas-pasan. Sehari-harinya berprofesi sebagai driver, sementara istrinya sebagai ibu rumah tangga. Pada tahun 2019, tepatnya pada bulan Juli  2019 ketika putri keduanya lulus dari SMA 1 Pleret, ia mendapatkan informasi langsung dari Pak Lurah, yang intinya desa memiliki program bea mahasiswa bagi mahasiswa yang kurang/tidak mampu secara ekonomi. Program tersebut dikenal Satu Rumah Satu Sarjana. Program tersebut  didanai oleh APBDes.

Adapun persyaratan umum bagi calon mahasiswa adalah: Pertama, surat rekomendasi Ketua RT Setempat. Kedua, data diri calon mahasiswa. Ketiga, perincian biaya per semester yang dikeluarkan resmi dari kampus. Keempat, tidak ada persyaratan nilai akademik. Kelima, harus menyelesaiakan masa studi selama 3 tahun, jika masa studi lebih dari 3 tahun maka biaya kuliahnya selanjutnya ditanggung sendiri.

Dari wawancara antara penulis dengan Dita Indah Damayanti,  ia menyebutkan bahwa pada awalnya ia tidak tahu menahu soal program satu rumah satu sarjana. Yang ia tahu, begitu ia lulus dari SMA 1 Pleret, ia menuruti perkataan dari kedua orang tuanya  untuk mengkuti program bea mahasiswa dan langsung mendapat rekomendasi untuk mendaftarkan diri ke kampus Politeknik ATK Yogyakarta. Awalnya ia merasa bingung, dan belum tahu apa itu Politeknik ATK. Untungnya ia mengambil jurusan IPA ketika duduk di SMA 1 Pleret, sehingga masih related dengan apa yang dipelajari di Politeknik ATK. Ia baru tahu apa itu Politeknik ATK setelah menjalani proses perkuliahan.

Hingga akhirnya, pada hari Rabu, 29 November 2022 kemarin, Dita berhasil diwisuda dengan dengan gelar Ahli Madya (A.Md.). Ia menempuh masa kuliah selama 3 tahun, sejak bulan Agustus 2019 dan wisuda tanggal 29 November 2022. Adapun teknis penerimaan bea mahasiswa oleh Bapel JPS diberikan berupa uang cash maupun transfer ke rekeningnya setelah ada tagihan dari bagian keuangan Politeknik. Adapaun besarnya tagihan per semester menurut Dita ketika, diinterview oleh penulis adalah sebesar Rp 1.950.000 (Satu juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah).

Jadi jika dihitung selama 6 semester biaya kuliah  yang ditanggung oleh Bapel JPS adalah sebesar: 6 X Rp 1.950.000 = Rp 11.700.000 (Sebelas juta tujuh ratus ribu rupiah). Dan data tersebut sudah lunas dibayarkan oleh Bapel JPS yang bersumber dari APBDes/APBKal. Ia manambahkan informasi lainnya bahwa selama menjadi penerima bea mahasiswa pernah dikunjungi oleh KPK RI sekali. Hal tersebut merupakan upaya  croscek di lapangan dengan predikat  Kalurahan Panggungharjo sebagai  Desa Antikorupsi pertama di Indonesia.

Terakhir kata ketika Dita ditanya, bagaimana tanggapannya terkait program satu rumah sarjana. Ia mengatakan,” bahwa program tersebut dirasa sangat bermanfaat, sangat membantu bagi warga desa yang kurang mampu secara ekonomi. Seakan memberikan jalan keluar bagi warga desa yang bernasib seperti saya. Desa memberikan harapan bagi warga desanya untuk sekolah setinggi-tingginya.”

Siti Anita Zaroh

Selasa, 29 November 2022 merupakan hari yang paling bersejarah bagi Bu Wiji Slamet (54 tahun), salah satu ibu kepala rumah tangga yang beralamat di Pelemsewu RT 04, yang telah ditinggal suaminya pada tahun 2021. Bu Wiji dapat menyaksikan prosesi wisuda anaknya, yang bernama Siti Anita Zahra (21 tahun) berhasil menyandang predikat diploma 3 dengan gelar ahli madya (A.Md.). Ibu Wiji tidak menyangka anaknya dapat lulus kuliah di Politeknik ATK Yogyakarta, dikarenakan kondisi ekonominya yang pas-pasan. Ketika Siti, masuk pertama Politeknik ATK Yogyakarta pada tahun 2019, alamrhum bapaknya tidak mempunyai pekerjaan tetap. Bapaknya bernama Sungadi bermata pencaharian sebagai buruh tani. Sementara ibunya bermata pencaharian sebagai asisten rumah tangga.

Awalnya, pada tahun 2018 Bu Wiji, yang kebetulan menjadi asisten rumah tangga Bapak Kyai Asyhari Abta, disuruh Ibu Nyai Asyhari Abta untuk menanyakan terkait adanya program bea mahasiswa bagi keluarga tidak mampu kepada Lurah Panggungharjo. Kemudian atas saran Bapak Nur Haryanto (almarhum) untuk menemui Bapak Lurah ke kantor Lurah Panggungharjo, yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. Setelah bertemu dengan Bapak Lurah Panggungharjo, oleh beliau disarankan untuk segera mendaftarkan kuliah ke Politeknik ATK Yogyakarta dan mengurus administrasi yang dibutuhkan untuk pengajuan bea mahasiswa. Menurut Siti, pada waktu itu, dokumen yang dikumpulkan adalah foto kopi kartu keluarga dan kartu tanda penduduk dan tagihan pembayaran dari pihak kampus Politeknik ATK Yogyakarta yang diserahkan ke Bapel JPS.

Kemudian ia mendapat kabar dari Bapel JPS bahwa ia dinyatakan diterima di Politeknik ATK Yogyakarta. Ia memilih Prodi Teknologi Pengolahan Produk Kulit. Kemudian ia menempuh pendidikan selama 3 tahun dari tahun 2019 sampai tanggal 29 November 2022, dengan IPK sebesar 2,75. Sebelumnya ia adalah lulusan MA Ali Maksum jurusan IPS. Kini ia sudah diterima sebagai karyawan di PT. Kenika Nasa Tama, Salakan, Bangungharjo, Sewon, Bantul. Ia diterima bekerja di perusahaan tersebut sejak satu bulan sebelum diwisuda yaitu pada bulan Oktober 2022.

Menurut pengakuannya, sejak ia masuk kuliah pertama kali sampai dengan diwisuda ia menerima bantuan selama 5 semester. Dengan total bea mahasiswa yang diterima sebesar: 5 x Rp 1.950.000 = Rp 9.750.000 (Sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Adapun yang 1 semester berasal dari dana sendiri, sebesar Rp 1.950.000 (Satu juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah). Hal ini terjadi karena keterlambatan informasi yang harus disampaikan dari pihak kampus ke pihak Bapel JPS, yang berakibat tidak mungkin jika harus dimintakan ke Bapel JPS karena deadline pembayaran terlalu mepet. Sehingga dalam keadaan bingung inilah, akhirnya Bu Wiji yang membayar 1 semester bea mahasiswa tersebut.  

Bagi Siti, program bea mahasiswa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa Panggungharjo sangat membantu bagi para mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi tetapi punya kemauan dan kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Lebih lanjut, ia menambahkan,” saya saya bersyukur telah mendapatkan tambahan ilmu, dan setelah berjuang selama 3 tahun, akhirnya dapat meraih gelar ahli madya” (JND).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X