Opini

Pintar Belum Tentu Benar

pada

(Labsos UNU – Panggungharjo) Pernahkah kalian merasa kesal saat berhadapan dengan orang yang merasa dirinya benar? Ya, dia memang pintar, tapi menurut kalian apakah karena hanya dia pintar maka harus dibenarkan? Pasti menjengkelkan bukan jika berhadapan dengan orang yang merasa dirinya selalu benar. 

Padahal seringkali setiap ucapannya hanyalah omong kosong, ibarat tong kosong nyaring bunyinya. Maka kita secara tidak sadar langsung menggerutu dan emosi, mengapa orang seperti itu selalu saja ada. Mungkin kata-kata yang kita ucapkan di dalam hati seperti “Kenapa, ada orang seperti itu, yang selalu sok benar dan tidak pernah menerima usulan”.

Pertama yang perlu dihadapi adalah dengarkan saja semua ucapannya, walaupun dia sampai mengomel dan berbicara beribu-ribu kata. Lebih baik di dengarkan dulu sampai dia merasa lelah. Baru setelah selesai, giliran kita yang ambil alih berbicara padanya. Namun jika mereka tetap tidak terima dan merasa benar, lebih baik kita mengalah dan menghindar darinya atau lebih tepatnya kita menghindari masalah darinya.

Sebenarnya ada banyak cara menghadapi orang-orang seperti itu. Hanya saja artikel ini lebih ke menjelaskan kenapa orang pintar selalu dianggap benar? Apakah karena dia lebih pintar dari kita dan semua perbuatan kita dianggap salah.

Orang pintar yang selalu merasa benar biasanya dimiliki oleh orang pintar yang egois dan tidak mau menerima pendapat. Ini disebabkan karena dia merasa paling benar dan dia menganggap kebenaran milik orang lain adalah hal yang salah. Maka dari itu, kita sebagai manusia yang tidak sempurna seimbangilah kepintaran kita dengan akhlak dan adab. Bukan hanya karena kita pintar lalu kita menganggap yang lainnya salah. Itu salah kaprah.

Semisal kita disuruh berpendapat oleh orang sekitar kita, mintalah mereka berpendapat tentang usulan kita. Apakah usulan kita sudah tepat atau belum. Jangan hanya karena usulan kita diterima, kita langsung semena-mena dengan usulan kita sendiri. Kita sebagai manusia bukanlah makhluk individu, tapi kita makhluk berkelompok yang selalu tolong menolong di kala susah maupun senang

“Lebih baik menjadi orang benar, meski tidak pintar. Sebab membuat orang pintar menjadi benar membutuhkan kejernihan hati dan keluasan jiwa” KH. Maimun Zubair. (AZIZALBADRI)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X