Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Dalam pertemuan rutin kader posyandu balita dan lansia di Balai Desa Panggungharjo, Jum’at (28/4/2017), Puskesmas Sewon II melakukan pembahasan penting berkaitan dengan empat hal kesehatan. Pembahasan tersebut yaitu tentang imunisasi tambahan pencegahan campak, kampanye bebas plastik 2020, PHBS, serta pemantauan perkembangan balita.
Hadi Pranoto, S.KM., M.PH., selaku Kepala Puskesmas Sewon II dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa terimakasih dari keluarga besar Puskesmas Sewon II kepada Pemerintah Desa Panggungharjo yang telah mau berkerjasama untuk berkoordinasi langsung ke masyarakat. Hadi Pranoto juga berterimakasih kepada para kader posyandu yang telah menyemangati dan menemani Nunuk Endang Pujiati, AMKL., ketika dilakukan penilaian verifikasi lapangan pencapaian 5 pilar STBM di Pedukuhan Glugo pada waktu yang lalu.
“Semoga Nunuk bisa mendapatkan nilai yang terbaik karena hasil penilaian masih menunggu.” ungkap Hadi Pranoto.
Hadi Pranoto dalam sambutannya menambahkan, khusus di wilayah Yogyakarta pada tahun ini bayi berusia 9 bulan sampai anak-anak usia 15 tahun akan menjadi sasaran untuk tambahan imunisasi yaitu MR (Measles dan Rubela) atau pencegahan campak. Hal ini dikarenakan penyakit Rubela tidak bisa diobati namun hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Pelaksanaan vaksinasi dan imunisasi ini rencananya akan dilakukan secara bertahap.
“Dalam waktu 2 bulan sekitar Agustus dan September, Puskesmas Sewon II diminta untuk mencari sasaran imunisasi. Saya mohon dukungan kader posyandu untuk ikut mencari sasaran imunisasi MR.” pungkas Hadi Pranoto.
Sedangkan Nunuk Endang Pujiati, AMKL., dalam kesempatan tersebut lebih membahas tentang laporan posyandu serta kampanye bebas plastik 2020. Diungkapkan oleh Nunuk, bagi posyandu yang laporannya terlambat tetap harus tetap dikumpulkan.
”Bebas plastik tahun 2020 tidak akan terwujud kalau masih ada pemakaian plastik, kami harap masyarakat bisa menerapkan penggunaan tas kanvas untuk mengurangi pemakaian tas plastik.” tutur Nunuk.
Nunuk juga menjelaskan asal mula dicanangkannya tanggal 23 Maret agar diperingati sebagai Hari Sampah Nasional. Ini dikarenakan pada waktu lalu terdapat kejadian timbunan sampah yang longsor menimpa rumah warga. Padahal menurut Nunuk, sampah seperti aqua, kardus, dan kertas bisa dijual dan didaur ulang kembali.
Mengenai pemeriksaan sanitasi pengelolaan makan dan minum pada rumah makan besar, Nunuk meminta bantuan kepada para kader posyandu agar segera melakukan pemeriksaan dan setidaknya bisa selesai sebelum puasa.
Berbeda dengan Agus Ruhari, SKM yang lebih membahas tentang lembar materi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Dari penilaian Puskesmas Sewon II berdasarkan lembar PHBS yang telah terkumpul, hasilnya hanya 29,5% dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini dikarenakan ada beberapa RT yang tidak memenuhi syarat yang disebabkan dari target 50 kepala keluarga hanya ada 10 yang mengisi lembar PHBS. Sedangkan dari data yang terkumpul, PHBS yang paling rendah yaitu makan sayur dan buah serta masih adanya warga yang merokok di dalam rumah.
Di sisi lain, Anik menyampaikan hasil data pemantauan kader posyandu untuk balita bulan Februari yang lalu belum mencapai angka 80%. Menurut data yang ada, berat dan tinggi badan balita di Desa Panggungharjo dirasa sudah baik.
Anik menambahkan, dalam laporan pengukuran tinggi badan banyak didapati balita yang berukuran pendek. Hal ini dapat disebabkan oleh kekeliruan pengukuran tinggi badan. Anik juga menyarankan agar menggunakan alat microtoise (mikrotoa) untuk pengukuran yang lebih akurat.
“Bagi balita yang mengalami gizi kurang, disediakan biskuit gizi di puskesmas. Biskuit nantinya akan disalurkan melalui kader posyandu dan Dukuh setempat.” pungkas Anik. (E.M)
