Buku

Perpustakaan Desa sebagai Pusat Peradaban

pada

Oleh : Jamilludin (Relawan Perpusdes Panggungharjo)

Membahas manfaat perpustakaan tentu tidak cukup hanya dengan cerita dan presentasi yang panjang lebar. Butuh kertas yang berlembar-lembar untuk menuliskan luasnya manfaat perpustakaan baik dari aspek pendidikan, seni, sosial, ekonomi, budaya dan peradaban.
Sejarah mencatat di Mesir pada tahun 323 SM oleh raja Ptolemey (ptolemaeus) Soter (322-285 SM) raja pertama dinasti Diadoch di bangun perpustakaan yang sangat megah dan arsitektur yang istimewa. Perpustakaan ini menjadi tambah semakin besar di bawah para penggantinya Ptolemey Philadelphus (285-247SM) dan Ptolemey Eurgetes ( 247-221 SM). Perhatian para raja di masa itu sangat besar, diwujudkan dengan dukungan anggaran dan kekuasaan.

Perpustakaan tersebut di beri nama Bibliotheca Alexandria Egypt atau Perpustakaan Iskandariyah Mesir. Perpustakaan pertama dan terbesar di dunia itu dibangun pada masa Ptolemey dengan maksud mengumpulkan dan memelihara selengkapnya semua karya kesusastraan Yunani, dari perpustakaan peradaban bangsa Yunani juga sangat maju dan berkembang. Betapa pentingnya perpustakaan di Mesir pada waktu itu ditandai dengan diketahuinya beberapa orang yang bekerja di sana seperti: Zenodotus, Erastothenes, Aristophanes, Aristarchus, Callimachus dan Apollonius sekitar abad tiga dan dua SM. Peran para raja yang berkuasa di masanya telah berhasil melanjutkan pembangunan perpustakaan dan koleksi buku-buku di dalamnya.

Ada pepatah Buku adalah Jendela Dunia, yang bermakna buku merupakan sumber untuk mengetahui dunia. Buku sebagai sumber ilmu yang abadi menjadi sumber bacaan dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Karena dari buku tidak perlu langsung ke Eropa untuk mengetahui tentang Menara Pisa, dari buku bisa menjelaskan sejarah yang telah lampau. Dari buku juga dapat menghasilkan peradaban umat manusia.

Standar Nasional Perpustakaan Desa/Kelurahan dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Perpustakaan Desa / Kelurahan meliputi standar koleksi, sarana dan prasarana, pelayanan, tenaga, penyelenggaraan, dan pengelolaan perpustakaan. Standar Nasional ini berlaku pada perpustakaan umum di tingkat desa/kelurahan. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Perpustakaan Desa / Kelurahan diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 697 pada 16 Mei 2017.

Istilah dan Definisi dalam Perka PNRI Nomor 6 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Perpustakaan Desa / Kalurahan yang dimaksud yaitu :

Perpustakaan Desa
Institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi pemustaka.
Perpustakaan Desa/Kelurahan.

Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa/ kelurahan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah desa/kelurahan serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender. Koleksi perpustakaan Semua informasi dalam bentuk karya cetak dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Pemustaka pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.
Pelayanan pemustak, pelayanan yang langsung berhubungan degan pemustaka atau pemakai jasa perpustakaan mencakup pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi.
Pelayanan referens, pelayanan yang tidak langsung berhubungan dengan pemustaka yang mencakup pengadaan dan pengolahan bahan perpustakaan untuk terselenggaranya pelayanan pemustaka.

Standar Nasional Koleksi Perpustakaan Desa
Jumlah koleksi, perpustakaan memiliki jumlah koleksi paling sedikit 1.000 judul. Kemutakhiran koleksi, perpustakaan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) paling sedikit 10% dari jumlah koleksi.

Jenis koleksi, perpustakaan memiliki jenis koleksi anak, koleksi remaja, dewasa,koleksi referensi, surat kabar dan majalah.
Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan masyarakat. Koleksi referensi, koleksi referensi paling sedikit terdiri dari Ensiklopedia, dan kamus.
Pengolahan bahan perpustakaan, pengolahan bahan perpustakaan dilakukan dengan sederhana. Proses pengolahan bahan perpustakaan dilakukan melalui pencatatan dalam buku induk, deskripsi bibliografis, dan klasifikasi.

Perawatan koleksi, pengendalian kondisi ruangan (cahaya kelembaban). Untuk mengendalikan kondisi ruangan, perpustakaan menjaga kebersihan
Perbaikan bahan perpustakaan, perpustakaan melakukan perbaikan bahan pustaka yang sudah rusak secara sederhana.

Pinjaman per eksemplar (turnover stock), frekuensi peminjaman koleksi paling sedikit 0,125 per eksemplar per tahun (jumlah transaksi pinjaman dibagi dengan jumlah seluruh koleksi perpustakaan).

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X