Pendidikan

Penerima Beasiswa Satu Rumah Satu Sarjana, Lulus Dengan Predikat Cumlaude

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Mendapatkan akses pendidikan adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, sebagaimana terlampir dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dan pendidikan”. Menjadi sebuah tanggung jawab negara untuk bisa memenuhi hak setiap warga negara dalam segala aspek termasuk akses pendidikan, dalam rangka itu Pemerintah Desa Panggungharjo memiliki program beasiswa pendidikan yaitu Satu Rumah Satu Sarjana. Selama kurang lebih 2 periode berjalan dalam kepemimpinan Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt. telah banyak masyarakat desa yang sudah mendapat bantuan beasiswa tersebut.

Salah satu penerima beasiswa, Nafa Safira Putwi, perempuan kelahiran Bantul, yang bertempat tinggal di Pedukuhan Krapyak Kulon, RT.10, Desa Panggungharjo ini menerima beasiswa Satu Rumah Sarjana sejak awal ia diterima menjadi mahasiswa pada Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (UP45) di Fakultas Isipol- Jurusan Administrasi Publik.

Nafa menjelaskan ketika dahulu lulus dari SMA dan menentukan pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun hal itu terbengkalai karena faktor ekonomi. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, ia mendapatkan beasiswa pendidikan dari Pemerintah Desa panggungharjo.

“Saya waktu itu lulus dari SMK N 4 Yogyakarta dan berkeinginan untuk melanjutkan kuliah. Awalnya saya mendaftar jalur undangan menggunakan nilai raport untuk mendaftar kuliah dikampus negeri, tetapi tidak keterima. Kemudian mengikuti seleksi masuk bersama (SBM) dan hasilnya sama tidak keterima. Sempat berfikir ingin kuliah dikampus swasta, tetapi keadaan perekonomian orang tua tidak mendukung. Akhirnya ditengah kegalauan ingin berkuliah saat itu, saya mendapatkan informasi bahwa kelurahan ada program satu rumah satu sarjana. Dari program tersebut saya diarahkan untuk mendaftar ke Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Berkat beasiswa satu rumah satu sarjana, saya yang dari keluarga kurang mampu dapat melanjutkan keinginan untuk berkuliah” ujarnya mengenang dahulu perjuangan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Ia juga menceritakan tantangan dan perjuangannya sewaktu menjadi mahasiswa. Managemen waktu menjadi hal yang fundamental.

“Sebagai penerima beasiswa penuh gratis 7 semester, saya diwajibkan untuk mengabdikan diri bekerja 20jam seminggu dikampus UP45. Disela-sela jam kuliah saya harus membagi waktu juga untuk memenuhi kewajiban mengabdikan diri bekerja 20 jam seminggu dikampus. Tetapi dari situ saya merasa mendapatkan keuntungan, tidak hanya bisa berkuliah gratis, tetapi juga mendapatkan pengalaman bekerja. ” ungkap Nafa, menceritakan pengalamannya dahulu sewaktu menjadi mahasiswa yang juga aktif di Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (HMAP) UP45.

Setelah 4 tahun menjalani perkuliahan, sejak tahun 2016 masuk menjadi mahasiswa baru dan pada tahun 2020, Nafa telah menyelasaikan studinya dan lulus dengan predikat Cumlaude yang rencananya akan di wisuda pada bulan oktober 2020 ini.

“Saya menyelesaikan studi kurang lebih selama 4 tahun, dan alhamdulilah lulus dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3.87. Dan rencananya dari pihak kampus akan melaksanakan wisuda pada bulan Oktober ini, namun karena masih dalam kondisi pandemi ini belum ada informasi lebih lanjut tentang pelaksanaan wisuda” ujarnya.

Pasca lulus dari kampus, Nafa berkeinginan untuk bisa ikut andil dalam membangun dan memajukan desa khusunya Desa Panggungharjo.

“Harapan saya setelah lulus dari UP45 ini ilmu saya dapat bermanfaat bagi orang banyak. Jika ada peluang saya untuk ikut membangun desa dan memajukan desa saya dengan senang hati menerimanya”. pungkasnya (ZID)

Tentang Muhammad Zidny Kafa

Selama ini aku tidak mengalah, tapi terkalahkan oleh kepentingan "Sesaat". Civil Disobedience

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X