Disabilitas

Pembukaan Jogja International Disability Arts Biennale 2021

pada

Panggungharjo Media, Bertempat di Galeri R.J. Katamsi ISI Yogyakarta dilaksanakan kegiatan pameran Jogja International Disability Art Bienalle yang diselenggarakan oleh Jogja Disability Arts dan didukung oleh PT Pos Indonesia, acara pembukaan dilaksanakan pada hari Jum’at (14/10) sore dihadiri oleh Yenny Wahid, Abdul Halim Muslih Bupati Bantul, Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum. Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Wahyudi Anggoro Hadi Lurah Kalurahan Panggungharjo dan tamu undangan.

Dikutip dari Kumparan.com Pameran Jogja International Disability Arts Biennale 2021 di ISI Yogyakarta Bupati Bantul hadir Memberikan Sambutan. Prosesi pembukaan pemeran diawali dengan pembacaan doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua penitia, sambutan Direktur Galeri R.J. Katamsi ISI Yogyakarta, Sambutan Rektor ISI Yogyakarta, Sambutan Bupati Bantul, Sambutan Ibu Yenny Wahid dan penyerahan cindera mata dari Ibu Yenny Wahid dari ketua panitia dan Direktur Galeri R.J. Katamsi.

Pameran Jogja International Disability Arts Biennale 2021 merupakan pameran yang memamerkan karya seni pelaku seni rupa difabel dari berbagai negara. Pemeran seni rupa difabel ini rencananya akan dilaksanakan 2 tahun sekali. Pelaku seni rupa difabel yang berpartisipasi dalam pameran internasional ini berasal dari Negara-negara asia, afrika, amerika dan eropa. Dalam pemeran ini dipamerkan 120 karya seni dan olahan digital dari pelaku seni rupa difabel yang berasal dari berbagai Negara. Penyelenggaraan pemeran ini merupakan upaya untuk menyediakan ruang yang memungkinkan pelaku seni rupa difabel memamerkan karya seni yang dihasilkan.

Pada tahun 2021 Pameran Jogja International Disability Arts Biennale bertempat di Galeri R.J. Katamsi Kampus ISI Yogyakarta Jl. Parangtritis Glondong Panggungharjo Sewon Bantul mengambil tema “Rupa Rima”. Tema ini dipilih untuk menandai keberagaman dan kebebasan dalam berekspresi secara visual baik pilihan gaya dalam seni rupa, teknik, maupun ide para peserta yang mengikuti pameran ini. Seperti halnya sebuah rima, pameran yang berulang dalam keragaman dan kebebasan ini akan berusaha untuk menemukan irama dan keindahannya dalam bahasa rupa. Keberagaman teknik, gaya, usia, kultur, pendidikan dan disabilitas disatukan dalam satu pameran sebagai bentuk berbagi pengetahuan dalam bidang seni rupa. Pameran bertujuan menjalin satu harmoni dan sinergi kedepan untuk kemajuan bersama melalui jalan berkesenian bagi pelakua seni difabel. Harmoni dan sinergi yang akan mendorong kemandirian pelaku seni difabel. (HAB/JML)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X