LIPUTAN KHUSUS - PANGGUNG TANGGAP COVID-19

Pasardesa.id “Berpacu Melawan Covid-19”

pada

Bencana kemanusiaan akibat dampak Covid-19 belum menemui titik terang dewasa ini. Indonesia dan beberapa negara lain telah dihadapkan oleh resesi ekonomi. pandemi Covid-19 ini menjadi barrier untuk meningkatkan perekonomian negara dan masyarakat. Serangan bencana yang begitu dinamis dan tak terelakan ini akan bisa dilalui ketika semua elemen masyarakat dari hulu sampai hilir mengedepankan komitmen menjaga kestabilan dan kolaborasi. Karena, kestabilan dan kolaborasi menjadi keyword yang memampukan nation-state mengelola rangkaian penghalang akibat wabah resesi ekonomi dan Covid-19.

Pandemi global Covid-19 membuat kerusakan yang tak terelakan termasuk pada sektor ekonomi. Menjadi tak dapat diramalkan bahkan langsung dirasakan khlayak umum entah kaya atau miskin, yang kuat maupun lemah, ketidaknyamanan ini dirasakan oleh semua orang disana dan disini. Penghuni planet bumi kini tak bisa mengelak ketika perekonomian mengalami degradasi dan dirundung problem serius.

Bahkan, IMF (International Monetary Fund) menegaskan bahwa global economyc sudah memasuki fase resesi. Di Indonesia dan hampir semua negara menghentikan aktivitas perekonomiannya. Dapat disimpulkan bahwa efek yang ditimbulkan Covid-19 terhadap  resesi ekonomi mengakibatkan kerusakan pada sektor dan sub-sektor ekonomi. Satu kesatuan yang tak terpisahkan dari perekonomian dunia, tentunya Indonesia menerima dampak dari kerusakan tersebut.

Indonesia negara yang memiliki 416 kabupaten, 98 kota, 7.094 kecamatan, 8.490 kelurahan, dan 74.957 desa dapat dibayangkan kondisi perekonomiannya akibat wabah Covid-19 ini pasti akan mengalami yang namanya ‘krisis ekonomi’ yang tak terelakan. Mayoritas masyarat Indonesia yang kemampuan dan kepemilikan ekonominya terbatas, akan tertatih-tatih untuk bisa tetap bertahan melawan wabah Covid-19 ini. Terutama masyarakat desa yang secara pengetahuan dan pemahaman terbatas,  secara ekonomi akan sangat terseok-seok eksistensinya. Pertanyaanya, apakah masyarakat desa akan diam atau melawan akibat pandemi Covid-19? karena kita terbatas, anda terbatas, dan semua orang terbatas untuk bisa menangani wabah ini. Jawabannya adalah kita harus saling kolaborasi, ikhtiyar, dan terus berjuang melawan wabah Covid-19 ini.

Hadirnya Pasardesa.id menjadi sebuah upaya dari Pemerintah Desa (Pemdes) Panggungharjo dalam menangani dampak persebaran Covid-19, terutama dalam aspek non-klinis (ekonomi). Sejak diresmikannya paltform digital Pasardesa.id oleh Menteri Desa PDTT (Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) Abdul Halim Iskandar pada hari senin (13/04), berbagai kalangan mulai mencaritahu info tentang apa itu Pasardesa.id, bak mencari mutiara dalam gurun pasir, bahkan ada juga warga yang langsung memesan pasokan bahan makanan melalui platform digital Pasardesa.id

Tak sedikit media pers nasional memberitakan tentang hadirnya Pasardesa.id. Seperti yang ditulis oleh Kumparan.com dengan judul “Inovasi Desa Panggungharjo Agar Ekonomi Tetap Berjalan di Tengah Wabah Corona” yang dapat diakses melalui laman Kumparan.com. Ada juga media pers GATRA.com dengan judul “Inovasi Desa Melawan Virus Corona” di laman https://www.gatra.com/. Serta Kementrian Desa dalam lama resimnya menuliskan “Cara Kreatif Desa Panggungharjo Untuk Jaga Ekonomi di Tengaj Covid-19” yang dapat diakses melalui url https://www.kemendesa.go.id/. Dan banyak lagi media yang sudah menuliskan tentang adanya Pasardesa.id.

Bila ditelisisk lebih dalam, hadirnya Pasardesa.id  tidak bisa lepas dari peranan Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi,  sosok yang tidak asing di khalayak umum ketika berbicara tentang Desa, bahkan Menteri Desa Abdul Halim Iskandar-pun mengakui bahwa pola fikir yang dimiliki atau mindset dari pak lurah sudah merepresentasikan cara pikir kepala negara. “Saya sangat mengapresiasi gagasan Pasardesa.id ini. Kepala Desa Panggungharjo ini cara berpikirnya sudah merepresentasikan cara berpikir kepala negara,” ujar Halim atau biasa disapa Gus Menteri, laki-laki berkulit putih memakai kacamata, dan berbadan tinggi saat meresmikan Pasardesa.id melalui video telekonferensi di ruang kerjanya.

Pasardesa.id adalah platform pasar milik desa untuk mengatasi kebutuhan konsumsi warga. Berawal dari upaya tanggap darurat dampak non-klinis (ekonomi) dari serangan Covid-19, Pasardesa.id menjadi solusi yang menghidupkan kembali kearifan lokal (karangkitri) untuk memenuhi kebutuhan pangan (konsumsi) warga di saat bencana. Berkat ini pula desa bertahan di saat bencana. Pasardesa.id menjadi bukti bahwa desa mampu berdaya mengatasi masalahnya sendiri. Dengan jargon value inovasi: “Kami selalu berkarya dan berkembang untuk menjawab tantangan yang ada”, value kolaborasi: “Gotong royong menjadi kunci dari gerakan warga desa kami”. dan Solidaritas Ekonomi yang kami bangun adalah ekonomi yang menggerakkan semua lapisan masyarakat.

Pasardesa.id menjadi intermediary actor antara penjual dan pembeli, antara barang-barang bahan pokok yang tertahan di toko atau warung akibat wabah Covid-19. Sudah menjadi kewajiaban kehadiran negara untuk menjadi fasilitator terhadapa warga negaranya, melalui Pasardesa.id inilah langkah konkrit Pemdes Panggungharjo memfasilitatori warga desanya. Seperti yang dijelaskan Wahyudi Anggoro Hadi, “Hadirnya platform pasardesa.id  ini adalah upaya kita untuk menjembatani antara barang-barang  persediaaan yang sementara kini tertahan di toko atau warung yang ada di Desa Panggungharjo. Di Panggunharjo sendiri ada sekitar 800-an toko atau warung yang sementara ini untuk pemasarannnya sedikti terhambat akibat wabah covid-19, sehingga sedikit banyak mengurangi pendapatan dari tokok atau warung itu. ” ungkap Wahyudi atau sering disapa Mas Lurah, laki-laki dengan sorot mata yang tajam, memakai kacamata, dan selalu mengenakan peci berwarna hitam menjelaskan maksud dan tujuan adanya Pasardesa.id.

Abdul Halim Iskandar-pun, juga menjelaskan “FAO (Food Agriculture Organization) sendiri telah memberikan peringatan bahwa covid 19 berpotensi memberikan dampak terhadap ketahanan pangan. Sehingga menurutnya, selain serius untuk menekan angka penyebaran Covid-19, pemerintah saat ini juga tengah melakukan langkah-langkah cepat untuk mengatasi potensi dampak yang akan terjadi ke depannya”jelas Gus Menteri.

Konsep nilai dasar yang melatarbelakangi Pasardesa.id terdapat empat value yang menopangnya,  yaitu mitigasi, solidaritas, kolaborasi, dan ekonomi berbagi. Keempat nilai tersebut, bila di interpretasikan lebih detail, “Nilai mitigasi artinya dimana peran platform ini sebenarnya tidak hanya sebagai langkah untuk melakukan stabilisasi pasar akan tetapi sekaligus hadir sebagai bagian dari pencegahan meluasnya sebaran Covid-19. Terkait nilai solidaritas, Pasardesa.id ini memberikan cashback 20 persen untuk belanja di atas Rp 250 ribu berupa paket sembako yang wajib diberikan kepada warga desa yang membutuhkan. Inilah upaya platform ini dengan mengusung slogan #BerbagiBelanja. Untuk nilai kolaborasi, dimana stakeholder yang terlibat terutama dari sisi penyedia barang meliputi berbagai kategori mitra yang menyediakan aneka barang kebutuhan mulai dari sembako dan kebutuhan dapur sampai dengan kebutuhan ibu dan anak.

Dan terkahir, nilai ekonomi berbagi, dimaknai untuk memenuhi kebutuhan warga perihal bahan pangan dan kebutuhan lainnya, yang tidak memperoleh dari penyedia barang yang berada jauh dari mereka, sehingga daya beli dan cadangan ekonomi masyarakat yang saat ini sudah sangat tipis tidak kemudian mengalir keluar, tetapi ke warung dan toko tetangga, menahan putaran uang lebih lama berada di desa memungkinkan lebih banyak orang yang mendapatkan nilai manfaat atas uang tersebut. Pasardesa.id hadir sebagai solusi memitigasi persebaran penularan Covid-19 yang sangat mungkin terjadi pada saat belanja secara offline, pasardesa.id adalah ekonomi berbagi, hadir sebagai media berbagi guna memupuk solidaritas dan kolaborasi” jelas Mas Lurah, dengan eskspresi tersenyum, sembari menggerak-gerakan kedua tangannya menjelaskan empat nilai yang mendasari keberadaan pasardesa.id saat proses peluncurannya di depan Menteri Desa melalui video telconference.

Oleh karenanya, mari kita saling bersilaturasa, berbagi, kolaborasi, dan komitmen untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan sleuruh rakyat Indonesia, bersama-sama melawan Covid-19 ini agar segera sirna dari bumi nusantara yang asri dan indah. “Kita Terbatas, Anda Terbatas, dan Semuanya Terbatas”. Bersama pasti kita bisa, Panjang Umur Perjuangan, Salam Pergerakan!.

Sebelum ditutup, mari kita dengarkan potongan lirik lagu dari Marjinal , berjudul ‘Luka Kita’

Bencana dari negeri air mata
Ratusan ribu jiwa pergi mendahului kita
Bara luka kobarkan cinta rasa bersama
Bara luka ciptakan satu pelita

Saudaraku yang pergi tak hanya tinggalkan nama
Saudaraku yang pergi meninggalkan sejuta makna
Saudaraku yang pergi membangunkan seisi dunia
Agar mengerti dalamnya makna hidup yang ada

Tunjukkan bahwa kita semua bersaudara
Luka mereka luka kita semua
Tunjukkan, tunjukkan oleh kita
Derita yang ada derita kita jua

Saudaraku pergi tinggalkan tugas untuk kita
Linangan air mata jadikan lautan permata
Besarnya bencana lebih besarlah hikmahnya
Wujudkan oleh kita agar yang pergi tersenyum di surga

Tentang Muhammad Zidny Kafa

Selama ini aku tidak mengalah, tapi terkalahkan oleh kepentingan "Sesaat". Civil Disobedience

Baca Juga

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X