Event

Orasi Kebangsaan Mbak Allissa Wahid

Oleh

pada

Orasi Kebangsaan Mbak Allisa Wahid di hadapan Jaringan GUSDURian, Duta Besar Belanda, Pamong Kalurahan dan masyarakat Kalurahan Panggungharjo, Jumat, 17 November 2023 kemarin, dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional di Kampoeng Mataraman pada acara Festival Beda Setara, Indonesia Rumah Bersama menjadi agenda utama dalam acara tersebut.

Beberapa kalimat orasi yang dapat saya tuliskan berbunyi sebagai berikut:

“GUSDURian tidak berpolitik praktis. Bagi GUSDURian bangs aini lebih penting daripada siapa pemegang kekuasaan. Kalau mau mendukung salah satu calon, dukunglah dengan nurani. Siapapun yang terpilih nanti syaratnya bagi GUSDURian adalah harus menjadikan Indonesia sebagai rumah bersama. Indonesia selalu berbeda tetapi selalu setara. Karena Kesetaraan ini dilindungi oleh UUD 1945.

Orang Indonesia bisa toleran karena mau mengakui adanya kebergaman. Perbedaan itu sebuah keniscayaan. Perbedaan itu adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaan itu adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaan adalah berkah uintuk Indonesia. Perbedaan menjadikan kita semakin kuat. Bukanlah perbedaan yang dibenci oleh Tuhan Yang Maha Esa tetapi perpecahanlah yang dibenci oleh Tuhan Yanag Maha Esa.

Perbedaan bukan merupakan sebuah ancaman tetapi malah menjadi sebuah kekuatan. Kita bersyukur sejak kecil hidup di Indonesia karena kita diajari toleransi. Dunia menghormati Indonesia karena Indonesia bisa berstu dalam keberagaman. Toleransi adalah dapat menerima perbedaan tetapi tidak sekedar menerima. Toleransi berarti dapat menerima perbedaan beserta rasa kemanusiaannya. Jika mau menolak perbedaan tolaklah prinsipnya bukan identitasnya, bukan manusianya.

Jangan memilih pemimpin hanya karena amplopnya. Jangan mentoleransi ujaran kebencian dalam setiap kampanye pemilu. Ada hal-hal yang dapat ditoleransi dan ada hal-hal yang tidak dapat ditoleransi. Hal-hal yang tidak dapat ditopleransi seperti korupsi, memakai narkoba, minuman keras, dan lain sebagainya.

Setara artinya memandang sebuah perbedaan dengan seadil-adilnya. Bukan mayoritas ataupun minoritas yang terpenting tetapi memandang keberadaan manusia yang beragam itulah yang penting untuk dilakukan. Toleransi bisa dijaga jika kita bisa berbuat adil kepada manusia dalam keberagaman.

Toleransi harus kita gemakan setiap hari dalam kehidupan kita di masyarakat. Indonesia kaya akan toleransi. Mari kita jaga toleransi di tengah-tengah kita agar Indonesia dapat menjadi pijar. Tidak ada perdamaian jika tidak ada keadilan. Dari Panggungharjo kita gemakan toleransi. Kita gemakan persatuan untuk Indonesia” (JND).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X