Kedaruratan

Mitigasi Risiko Bencana Pada Musim Penghujan

Oleh

pada

Sekedar mengingatkan saat ini masih musim penghujan. Di musim penghujan ada yang perlu diperhatikan dari lingkungan di sekitar kita , terutama dimana air mengalir sampai jauh. Sungai, patusan (parit), selokan, gorong-gorong, limbah rumah tangga (sejenisnya), sampah rumah tangga (sejnisnya)  dan lain sebagainya. Jalan-jalan yang kita lewati, seperti Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Kapanewon , Jalan Kalurahan  dan Jalan-jalan yang  menuju kampung kita masing-masing . Jalan beraspal, jalan cor blok, jalan konblok, jalan masih agregat (pasir dan batu kerikil) dan jalan masih berupa tanah.  Bagiamana elevansi aliran  air hujan  dengan posisi jalan saat ini, kira-kira apakah  elevansi jalan itu   lebih tinggi ataukah lebih rendah dengan aliran air?

Begitu juga dengan pembangunan bangket jalan di sekitar sungai, apakah dibuat lebih  lebar dari lebar  sungai semula, ataukah malah lebih sempit dari lebar sungai semula. Karena saya yakin pembangunan yang  secara disengaja oleh warga kampung  sendiri waktu itu terkadang tidak berpikiran jauh ke depan bagaimana dampaknya jika tidak sesuai dengan standar normal pembangunan, dengan  merubah  lebar sungai semula seperti yang dilakukan oleh warga di salah satu padukuhandi wilayah Kalurahan Panggungharjo,  akan berakibat pada lingkungan sekitarnya . Jika lebar sungai dibangun lebih lebar berakibat jalan umum jadi semakin sempit, begitu jika dibangun lebih sempit maka berakibat daya tampung air sungai  jadi semakin sedikit akibatnya ketika hujan tiba dengan derasnya air membludak naik keatas hingga mengalir sampai rumah-rumah warga kampung tersebut.

Belum lagi, bagi warga kampung yang berdomisili di bantaran sungai maka sangat berisiko luapan air sungai jika debit air sungainya  besar. Maka bisa jadi warga bantaran sungai akan mengalami langganan banjir. Di wilayah Panggungharjo merupakan daerah aliran Kali Code atau Kali Winongo, meliputi Padukuhan Dongkelan, Kweni, Jaranan,  dan Geneng.  Oleh karena diperlukan pemantauan debit air sungai mulai dari Padukuhan Dongkelan hingga Padukuhan Geneng ketika hujan turun dengan derasnya.

Masih ditambah lagi kasus-kasus lain, seperti merubah posisi gorong-gorong ini pasti akan menambah masalah  baru lagi bagi warga kampung. Bagi warga yang berdomisili di dekat Jalan Parangtritis, karena ada sedimentasi pada gorong-gorong,  hingga lama kelamaan gorong-gorong tersebut menjadi  mampet yang mengakibatkan aliran air hujan tidak bisa mengalir dari utara ke selatan dan membludak keluar jalan Parangtritis, sehingga berakibat air hujan  melaju melintasi Jalan Parangtritis. Lama kelamaan air mengenangi Jalan Parangtritis yang tentunya mengganggu pengendara  mobil dan sepeda motor yang sedang melintasi di Jalan Parangtritis.

Yang perlu di perhatikan oleh Pemerintah Kalurahan dan warga Kalurahan Panggungharjo terkait dengan upaya mitigasi risiko bencana yang tidak kalah pentingnya adalah keberadaan pohon-pohon besar yang sudah berumur puluhan tahun yang tumbuh di sepanjang jalan-jalan, mulai dari dari Provinsi sampai jalan menuju kampung-kampung. Pertama adalah perlu inventarisir data terkait  berapa umur pohon-pohon besar tersebut. Kedua, adalah tidak kalah pentingnya: apa  jenis pohonnya.

Apakah termasuk jenis pohon yang kuat akarnya, sehingga tidak mudah patah (getas) dan tidak mudah roboh atau sebaliknya termasuk jenis pohon yang tidak begitu kuat akarnya, mudah patah (getas) dan mudah roboh. Maka jika jenis yang kedua maka perlu mendapatkan penanganan secepatnya penebangan pohon sebelum menimpa apa saja yang berada dibawahnya.

Hal tersebut  perlu diantisipasi pada saat  terjadi hujan yang deras disertai dengan angin kencang, misalnya angin puting beliung. Perlu waspada, jangan sampai lengah di musim penghujan. Terkahir sebagai warga Kalurahan Panggungharjo yang baik, tidak ada salahnya kalau kita semua perlu membaca terkait update situasi cuaca melalui informasi yang dilansir oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Daerah Istimewa yogyakarta, sebuah lembaga pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pemegang otoritas dari segala sesuatu yang berhubungan dengan kejadian-kejadian alam yang terjadi di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (JNT).

 

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X