Partisipasi Masyarakat

Memimpin adalah Menderita

Oleh

pada

“Memimpin adalah menderita, “demikian kata sambutan apt. Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm, selaku Lurah Panggungharjo yang disampaikan pada hari Rabu kemarin, 07/05/2023 di Aula Kalurahan Panggungharjo dalam acara pengambilan sumpah, pelantikan dan serah terima Dukuh Sawit Kalurahan Panggungharjo Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.  Kata tersebut diambil dari pepatah kuno Belanda yang dikutip oleh Mohammad Roem dalam karangannya berjudul “Haji Agus Salim, Memimpin adalah Menderita. “LEIDEN IS LEIJDEN!”. Memimpin adalah Menderita.

Lebih lanjut Wahyudi memberikan pesan kepada semua Pamong Kalurahan terutama kepada Bangkit Sholahudin sebagai Dukuh Sawit, bahwa tanggung jawab menjadi dukuh itu berat ibarat dikalungi tali saking beratnya. Untuk menjadi seorang dukuh maka mas Bangkit Sholahudin harus belajar cepat terkait 5 kapasitas dasar yang menjadi prasyarat menjadi seorang pemimpin. Pertama, kapasitas regulatif. Seorang Dukuh harus memiliki kemampuan untuk memahami regulasi atau aturan main. Kedua, kapasitas ekstraksi. Seorang Dukuh harus mampu meracik antara problem dan solusi pemecahan yang dialami warga Padukuhan Sawit. Ketiga, kapasitas distribusi. Seorang Dukuh harus pandai-pandai membagikan tupoksinya kepada semua warga Padukuhan Sawit demi untuk melancarkan tupoksi dukuh. Keempat, kapasitas responsif. Seorang Dukuh harus sat set dalam merespon semua kebutuhan warga Padukuhan Sawit. Kelima, kapasitas jaringan. Seorang Dukuh harus mampu membangun jaringan dan bekerja dengan semua pihak demi untuk memajaukan Padukuhan Sawit.

Sumpah ini tidak hanya disaksikan oleh para tamu undangan tapi juga disaksikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Oleh karena itu ada kewajiban khusus terhadap Allah, akan melaksanakan kewajiban sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya.  Sebaik-baiknya menurut Wahyudi adalah ketika belum dapat berbuat baik maka jangan berbuat wirang. Sejujur-jujurnya adalah semua hal yang tidak bertentangan dengan hati nurani.

Berbeda dengan Panewu Sewon yaitu Hartini, SIP, MM dalam sambutannya ia menyampaikan khusus beberapa hal terkait tugas Dukuh. Tugas Dukuh itu berat. Tidak terpaut jam kerja ketika memimpin Padukuhan Sawit. Semua urusan warganya mulai dari pertengkaran rumah tangga, kecemburuan sosial antar tetangga, ibu hamil yang siap siaga menjadi tugas Dukuh. Belum lama persoalan kenakalan remaja seperti klitih, narkoba dan lain sebagainya. Oleh karena beratnya tugas Dukuh agar dapat menjadi amal mas Dukuh maka harus diniati dengan membaca bismillah. Dukuh merupakan wakil lurah di wilayahnya. Dengan kata lain saat ini mas Bangkit Sholahudin adalah lurahnya Padukuhan Sawit.

Lebih lanjut menurut Panewu Sewon mengatakan, “apalagi Kalurahan Panggungharjo menyandang predikat sebagai Desa Antikorupsi Pertama di Indonesia, maka terkait penggunaan anggaran yang bersumber pada APBKal maka harus transparan dan terbuka.

Setelah mengucapkan sumpah jabatan kemarin pagi, maka sejak tanggal 07 Mei 2023  Bangkit Sholahudin  sah menjadi Dukuh Sawit untuk periode tahun 2023 hingga tahun 2060 mendatang (JND).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X