Pangan

Mangut Lele Mlungker

Oleh

pada

Pernahkan saudara mendengar kuliner Mangut Lele Mlungker?

Masih ingatkah saudara dengan kuliner di Yogya Selatan, yang terkenal dengan sebiutan Mangut Lele Mbah Marto?http://joglojateng.com/2023/02/24/mangut-lele-legendaris-mbah-marto-ijoyo/ Sebetulnya Mangut Lele ini tidak hanya milik Mbah Marto seorang tetapi menurut cerita tutur yang saya dapat dari beberapa tokoh di Kampung Nengahan dan Saraban, bahwa pada zaman dahulu ada beberapa keluarga yang dikenal pandai memasak Mangut Lele. Salah satunya adalah cerita tutur dari Suratiman -Ketua RT 05 Saraban Ngireng-ireng- yang menurtnya masakan Mangut Lele trah mbah Atemo sudah terkenal sampai kota Yogyakarta sejak dahulu.

Yang kedua adalah cerita tutur dari Lunggi Santoso, menurutnya masakan Mangut Lele buatan mbah Resolah yang paling enak, bahkan mendiang istrinya tealh mewarisinya. Jika dikaitkan dengan sejarah tutur asal muasal masakan Gudeg Geneng itu berasal dari Kampung Jogoripon Padukuhan Geneng Kalurahan Panggungharjo. Tetapi masakan Mbah Reso lebih terkenal di daerah Minggiran Kota Yogyakarta. Konon ceritanya pendiri Kampung Jogoripon (lebih dikenal dengan sebutan Goripon) adalah Nyai Jogoripu adalah seorang ahli masak. Seorang perempuan berasal dari Majapahit yang ditinggal mengungsi ke arah Jogonalan Kapanewon Kasihan oleh suaminya.

Saat ini, Masakan Gudeg Geneng dan Mangut Lele yang terkenal adalah masakan dari Mbah Marto, salah seorang warga Nengahan, salah seorang murid dari generasi ke berapa dari Nyai Jogoripu Geneng. Yang saat ini, terkenal dengan sebutan Mangut Lele Mbah Marto. Dahulu Mbah Marto dan teman-teman seangkatannya, menjual masakan Gudeg Geneng dan Mangut lele secara keliling jalan dari kampung Nengahan hingga sampai ke kota Yogyakarta. Dan pulungnya jatuh ke tangan Mbah Marto, Hingga saat ini kuliner Mangut Lele Mbah Marto menjadi destinasi kuliner di Yogyakarta bagian Selatan.

Tapi sayangnya, bagi masyarakat Nengahan dan Saraban,  keberadaan Mangut Lele Mbah Marto saat ini tidak menjadi satu-satunya masakan Mangut Lele di Padukuhan Ngireng-ireng, apalagi bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah sudah jarang membeli Mangun Lele buatan Mbah Marto Nengahan, karena harganya yang cenderung mahal untuk standar harga makanan di kampung dan juga terkesan eksklusif hanya untuk “artis, tokoh, seniman, budayawan bahkan pejabat ternama”. Dan mendorong masyarakat (rakyat biasa hingga kalangan mahasiswa) mulai mencari alternatif makanan yang berbahan baku sama dari ikan Lele dengan tawaran harga yang relatif murah meriah.

Adalah Warung Rakyat Pak Pur -demikian sebutannya- yang menjual Mangut Lele Mlungker. Warung Rakyat Pak Pur terletak di Kampung Saraban RT 05 Padukuhan Ngireng-ireng persisnya di Selatan Kampus ISI Yogyakarta. Mengapa disebut dengan Warung Rakyat Pak Pur. Pertama, karena masyoritas pembelinya berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah dan karyawan ISI serta mayoritas mahasiswa ISI Yogyakarta. Kedua, karena standar harga yang ditawarkan murah meriah lebih bisa diterima oleh rakyat kebanyakan. Ketiga, tempat ala kadarnya seperti warung rakyat pada umumnya. Menu masakannya ala masakan ndeso yang ramah di lidah rakyat.

Untuk lebih mengenal lebih dekat dengan Warung Rakyat Pak Pur, hasil wawancara penulis dengan Pak Pur, Sabtu, 1 Maret 2024 bertempat di rumah Purwanto Saraban RT 05 Padukuhan Ngireng-ireng Kalurahan Panggungharjo. Terkait sejarah Warung Rakyat, Purwanto menceritakan bahwa pada tahun 1996, ia bersama dua orang lainnya yaitu Pariman dan Sudarto membuka sebuah warung makan yang awal berdirinya belum ada namanya. Tetapi dua orang temannya, yaitu Pariman dan Sudarto hanya mampu bertahan hingga lebih kurang sekitar 6 (enam) bulan saja. Dan akhirnya, hanya dialah yang meneruskan warung makan ini hingga saat ini.

Pada tahun 1999, ada mahasiswa yang memberikan papan nama dengan sebutan Warung Rakyat Pak Pur. Sejak dari tahun 1996, pembeli militan Warung Rakyat Pak Pur, meliputi para karyawan ISI dan mahasiswa ISI yang dapat menjajakan makan dan minum, dengan harga mulai dari Rp 5.000 – 12.000 pada waktu itu. Dengan menu andalan adalah sayur lodeh, sambel bawang dan tempe goreng tepung encer. Kemudian pada mulai tahun 1999, mulai banyak variasi sayur, seperti oseng tempe, oseng godhong kates, oseng kates. Ditambah sayur bening sop, varian sayur lodeh seperti lodeh kluwih, lodeh jipang, lodeh gori, dan lodeh terong serta sayur mbayung.

Pada tahun 2005, mulai melebarkan sayapnya dengan memasak varian baru Mangut Lele Mlungker. Mengapa kuliner ini disebut Mangut Lele Mlungker, karena bentuk Mangut Lelenya yang cenderung membentuk lingkaran. Hal tersebut disebabkan ketika proses memanggang atau membakar lelenya tidak memakai tusuk kayu, sehingga ketika masak cenderung mlungker (membentuk lingkaran). Sedikit mereview masakan Mangut Lele Mbah Marto versus Mangut Lele Mlungker Pak Pur terletak pada rasa (taste), sekilas bumbu rempah hampir sama. Mangut Lele Mbah Marto lebih pedas daripada Mangut Lele Mlungker Pak Pur. Mangut Lele Mbah Marto cenderung asin, sedangkan Mangun Lele Mlungker Pak Pur ada manis-manisnya. Dari perspektif harga jelas lebih merakyat Mangut Lele Mlungker Pak Pur daripada Mangut Lele Mbah Marto. Dari perspektif brandingnya lebih kuat Mangut Lele Mbah Marto dibanding Mangut Mlungker Pak Pur.

Menurut penuturan Purwanto, bahwa bumbu Mangut Lele Mlungker ini ia dapatkan dari resep turun temurun dari ibu kandungnya. Yang ternyata simbahnya merupakan keturunan dari pewaris masakan Mangut Lele mbah Atemo satu trah dengan Pak Ketua RT 05 yaitu Suratiman.

Hingga saat ini, banyak varian masakan di Warung Rakyat Pak Pur seperti adanya ceker, telur dadar potong kotak-kotak, aneka gorengan dan lain sebagainya. Dan harga yang ditawarkan juga lumayan murah, nasi sayur lauk Tempe Tepung atau Mangut Lele Mlungker berkisar antara Rp 7.000- Rp 14.000 jika tambah minuman es teh atau es jeruk tambah Rp 2.000. Menurut saya harga segitu di kawasan dekat kampus ISI termasuk murah meriah.

Bagi saudara yang ingin mencicipi masakan Mangut Lele Mlungker, bisa mencoba langsung ke Warung Rakyat Pak Pur yang beralamat di Selatan Plengkung ISI, Jl. KH. Ali Maksum Saraban RT 05 sebelum belokan Kopi Nuri, ditanggung murah meriah. Satu catatan mengapa kuliner Mangut Lele Mlungker ini layak direkomendasikan, cara memasaknya masih menggunakan cara tradisional dengan menggunakan kayu bakar (JND).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X