Inovasi

Lurah Panggungharjo Serukan Desa Bebas Sampah

pada

Sampah menjadi salah satu PR penting bagi indonesia saat ini. Dari hasil riset, Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang sampah terbanyak di dunia.

Saat ini masih banyak masyarakat yang berketergantungan dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sebagai tempat pembuangan sampah rumah tangga yang menjadikan sampah menumpuk di sana.

BUMDES Panggung Lestari Panggungharjo memiliki unit usaha KUPAS sebagai alternatif lain dari TPA, sampah yang masuk KUPAS akan diolah sehingga minim sekali sampah yang keluar dari KUPAS.

Kali ini Wahyudi Anggoro Hadi (Lurah Panggungharjo) dan Salva Yurivan Saragih (Direktur Pasti Angkut) berkesempatan menjadi salah satu narasumber untuk berbagi informasi melalui siaran langsung RRI Yogyakarta Pro 1 dalam Tema “Indonesia Bebas Sampah dari Desa”.

“Definisi sampah adalah ketika bercampur (organic dan anorganic),sampah yang sudah terpilah namanya adalah komoditas, adanya teknologi ini dapat membantu menghasilkan komoditas dengan cara memilahnya (sampah), tidak semua rosok bisa dijual ke pengepul, rosok seperti bungkus plastik tidak bisa dijual karena harganya sangat rendah jadi solusi kami mengolahnya menjadi residu thermoplast, untuk kain dan kayu menjadi carbonasi (arang)”, jelas Wahyudi, selasa (18/10).

Wahyudi memaparkan jika di Desa Panggungharjo ini terus berupaya agar ke depannya menjadi desa yang zero waste dan berupaya agar masyarakat tidak tergantung lagi dengan TPA.

Di Desa Panggungharjo unit KUPAS bekerjasama dengan Pasti Angkut (layanan penjemputan sampah). Aplikasi Pasti Angkut dapat di unduh di playstore, yang mana sampah akan dijemput dari rumah warga lalu ditimbang, metode pembayaran sesuai dengan hasil timbangannya dan langsung dibayar ke Pasti Angkut.

Pada kesempatan tersebut, Salva menjawab salah satu pertanyaan dari pendengar mengenai reward yang diberikan. Salva menjelaskan jika reward diberikan jika sampah rumah tangga yang sudah dipilah maka sampah tidak perluh ditimbang (gartis) ini menjadikan masyarakat dapat tertib dalam membuang sampah. (Alivia Monicha Firda Sania)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X