HUT RI

Lomba 17an harus Bermakna

Oleh

pada

Dongkelan (Media Panggungharjo) – Semarak peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia nampak terasa di Desa Panggungharjo sejak awal bulan Agustus ini. Tak hanya di jalan-jalan raya, nuansa kemeriahan juga terlihat di sepanjang jalan-jalan kampung pedukuhan, termasuk di Pedukuhan Dongkelan.

Minggu (12/8/2018) kemarin, peringatan hari kemerdekaan dirayakan oleh para pemuda RT 02 Pedukuhan Dongkelan yang tergabung dalam sebuah wadah organisasi yaitu PPD 02. Para pemuda ini merayakannya dengan menggelar berbagai perlombaan untuk anak-anak.

Perlombaan yang digelar dengan beberapa modifikasi dari kebiasaan yang sebelum-sebelumnya telah mentradisi di masyarakat. Seperti, lomba makan krupuk yang dilakukan dengan berdiri kali ini diselenggarakan dengan duduk di atas kursi. Rupanya ada alasan lain dibalik modifikasi pelaksanaan perlombaan ini.

Seperti apa yang diutarakan oleh Novita Sri Untari. Perempuan dengan sapaan Novi yang merupakan salah satu anggota dari PPD 02 ini mengutarakan bahwa modifikasi tersebut dilakukan guna memberikan pendidikan kepada anak-anak bahwa norma kesopanan adat timurcce    sd fd yaitu makan sembari duduk.

“Biasanya kan kalau lomba makan krupuk itu berdiri mas, padahal kalau budaya kita itu kan kalau makan sambil duduk.” jelas Novi.

Selain lomba makan krupuk, juga digelar lomba-lomba lain seperti lomba balap kelereng, lomba pecah air beregu, lomba mengambil koin dalam debog (pelepah pohon pisang -red), dan lomba memasukkan paku dalam botol.

Uniknya, dalam pelaksanaan perlombaan tersebut, sebelum lomba digelar MC selalu memberikan pengertian terlebih dahulu kepada para peserta terkait maksud dari perlombaan tersebut. Misalnya, lomba pecah air beregu. Dalam lomba ini para peserta diwajibkan beregu yang terdiri dari dua orang. Salah seorang dari regu tersebut menjadi eksekutor atau pemecah bungkusan air yang digantungkan dengan pemukul dari batang pohon pisang dan ditutup kedua matanya dengan kain. Satu orang lagi menjadi penunjuk arah dengan aturan hanya diperbolehkan menggunakan tepuk tangan. Tim dipersilakan untuk membuat strategi guna memecahkan target.

“Lomba ini ditujukan agar adik-adik semua belajar bagaimana bekerjasama dengan teman lainnya.” ujar Tara Krisana Ramadhani melalui pengeras suara.

Perempuan dengan sapaan Tara ini juga menjelaskan tata cara atau aturan serta maksud yang terkandung dalam lomba-lomba lainnya. Menurut Tara, lomba yang digelar ini mayoritas mengajarkan agar anak mempunyai sikap kehati-hatian, kerjasama, kesopanan, serta kerja keras.

“Ya kami kasih tahu kepada anak-anak kalau mau mendapatkan hasil yang memuaskan ya harus kerja keras. Seperti di lomba mengambil koin ini.” ungkap Tara.

“Untuk peringatan tujuh belasan kan biasanya kita menyelenggarakan lomba ya asal-asalan aja. Kali ini kami buat ada unsur edukasinya. Jadi senangnya dapet, maknanya juga dapet.” tambah Novi.

Acara perlombaan ini digelar sejak mulai pukul 09.00 hingga selepas Dzuhur pukul 13.30 WIB di depan Pos Ronda RT 02, Pedukuhan Dongkelan. (BGX)

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X