Kongres Kebudayaan Desa

Konferensi Pers “Deklarasi: Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa”

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Kamis (13/08/2020), Panitia Kongres Kebudayaan Desa (KKD) menyelenggarakan konferensi pers perihal “Deklarasi Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa” di kompleks Kampeng Mataraman. Turut hadir,  Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt.

Membaca Desa, Mengeja Ulang I-N-D-O-N-E-S-I-A: Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa” menjadi tema besar dalam Kongres Kebudayaan Desa. Rangkaian kongres yang telah berlangsung sejak 1 Juni 2020 dengan berbagai rangkaian kegiatan dari riset hingga puncaknya Deklarasi.

Sholahudin Nurazmy selaku Koordinator Program, menjelaskan seluruh rangkaian agenda KKD telah menghasilkan 21 jdul buku yang akan diluncurkan secara bertahap pada tanggal 15 Agustus 2020, mulai pukul. 00.00 – 16.00 WIB. Dan di akhiri dengan pembacaan deklarasi oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.

“Dari seluruh rangkaian agenda KKK, teman-teman sudah mewujudkan hasilnya dalam bentuk buku yang berjumlah 21 judul buku. Dimana besok pada tanggal 15 Agustus 2020, mulai pukul. 00.00 – 16.00 Wib akan diluncurkan secara bertahap dan diakhiri dengan pembacaan deklarasi oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo” ujarnya.

21 buku tersebut yang di dalamnya berupa rekomendasi, usulan, dan panduan bagi para pengambil kebijakan, harapannya bisa dijadikan refrensi berbagai pihak di seluruh Indonesia, termasuk Pemerintah Desa.

“Hasil-hasil berupa rekomendasi, ususlan, dan juga panduan penyusunan pengambilan kebijakan telah tertulis di dalam buku tersebut, yang harapannya bisa dijadikan refrensi oleh beberapa pihak termasuk Pemerintah Desa di seluruh Indonesia” tambah Sholahudin.

Hal senada, disampaikan oleh Aditya Mahendra Putra, selaku Manager Program KKD. Ia memaparkan rangkaian KKD sejak 1 Juli 2020, terdapat beberapa kegiatan diantaranya; riset kondisi dan imajinasi masyarakat desa, Call for Papers, Webinar series KKD dan Festival Kebudayaan Desa-desa Nusantara.

“Rangkaian KKD yang sudah berlangsung sejak 1 Juli 2020 dengan diawali dengan dari riset kondisi dan imajinasi masyarakat desa tentang arah tatanan indonesia baru dari desa. Riset ini telah menjaring 1.231 responden dari Aceh hingga Papua. Untuk Call for Papers, sebanyak 57 naskah telah masuk yang ditulis dari masyarakat desa, akademisi, peneliti, warga desa, birokrasi, aktivis sosial, mahasiswa, dan siapapun yang memiliki ikatan, pemikiran tentang desa untuk urun rembug. Serta rangkaian webinar series KKD yang dilaksananakan dalam rentang 10 hari berturut-turut (1-10 Juli 2020), 100 jam webinar, 20 tema webinar, 20 Term of reference, melibatkan 20 moderator di berbagai tempat di Indonesia, 100 narasumber dari berbagai perspektif keilmuwan dan keahlian.  Dan kegiatan  Festival Kebudayaan Desa-desa Nusantara yang dilaksanakan sejak 13-16 Juli 2020. Festival ini membincang secara khusus gagasan, pemikiran tentang Arah Tatanan Indonesia baru dari Perspektif Desa-Masyarakat Adat di Indonesia”. Papar Aditya menjelaskan rangkaian-rangkaian kegiatan KKD sejak awal diselenggarakan.

Rangkaian-rangkaian KKD sejak 1 Juli 2020 tersebut, telah menghasilkan 21 buku yang akan diluncurkan pada tgl 15 Agustus 2020 yang di akhir muaranya akan di bacakan deklarasi oleh Presiden Republik Indonesia.

“Keseluruhan rangkaian tersebut telah menghasilkan 21 buku, terdiri 19 buku dari serangkaian Webinar Series, 1 Buku Bunga rampai Strategi Pemajuan Kebudayaan Nusantara, 1 Buku hasil riset KKD, dan 1 Buku Putih berkaitan dengan Panduan Penyusunan RPJMDesa. Akan di tutup dengan kegiatan “Deklarasi: Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa” pada tanggal 15 Agustus 2020, dimulai sejak  pukul: 15.00 – 16.00 WIB. Secara detail peluncuran buku akan dimulai pada pukul 01.00 – 13.00 WIB, dan dilanjut pukul 14.00 – 16.00 WIB pembacaan naskah deklarasi oleh presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo. Kongres ini masih panjang, selnajutnya tugas kita bersama-sama untuk mengimplementasikan, dan mendaratkan rekomendasi-rekomendasi tersebut.” Tambahnya.

Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt. menjelaskan bahwa dalam rangkaian-rangkaian kegiatan KKD terdapat tiga hal penting yang harus diwujudkan berkaitan dengan kemandirian dan kesejahteraan warga desa yang di topang oleh tiga pilar kemandirian desa.

“Dialektika yang lahir dari rangkaian kegiatan KKD, terdapat tiga hal penting yang harus di wujudkan terkait dengan arah tatanann Indonesia baru kedepan, yaitu ingin mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan warga desa yang di topan oleh tiga pilar kemandirian desa” ujarnya.

Tiga hal penting berkaitan dengan menjadikan desa sebagai arena demokrasi politik lokal sebagai wujud kedaulatan politik, menjadikan desa sebagai arena demokratisasi ekonomi lokal sebagai wujud kedaulatan ekonomi, dan pemberkuasaan melalui aktualisasi pengetahuan warga sebagai wujud kedaulatan data.

“Tiga hal tersebut secara detail yaitu; pertama, berkaitan dengan menjadikan desa sebagai demokrasi politik lokal, artinya menghadirkan layanan Negara dan demokratiasi lokal. Kedua, menjadikandesa sebagai arena demokratisasi ekonomi lokal, dengan maksud agar warga desa memiliki akses sumber ekonomi dari desa untuk dapat mengurus dan mengelola sumber-sumber tersebut baik berupa; air bersih, udara bersih, dan pangan sehat. Ketiga, Pemberkuasaan atas data dan informasi, artinya warga desa berdaulat dengan data yang dapat melahirkan pengetahuan dari desa, sehingga menjadi titik masuk warga desa turut serta menetukan arah kebijakan politik maupun ekonomi di desa. Ketiga rekomendasi tersebut akan diserahkan kepada Presiden untuk membacakannya,  yang harapannya bisa dijadikan refrensi bagi para pemangku kebijakan di Indonesia” pungkas Wahyudi. (ZID)

 

Tentang Muhammad Zidny Kafa

Selama ini aku tidak mengalah, tapi terkalahkan oleh kepentingan "Sesaat". Civil Disobedience

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X