Lingkungan

Kelola Sampah Sebelum Menjadi Masalah

pada

(Labsos UNU – Panggungharjo) Alat pengemas yang sering digunakan saat ini kebanyakan kantong kresek ataupun plastik-plastik lainnya. Alasan paling mendasar penggunaan alat pengemas tersebut dikarenakan murah, praktis, dan tentunya mudah didapatkan. Namun, tidak semua bahan dasar plastik itu aman digunakan, ada juga beberapa jenis kantong plastik yang bisa membahayakan kesehatan.

Polyethylene Terephthalate atau yang biasa disingkat PETE merupakan salah satu bahan yang berbahaya. Biasanya jenis plastik ini digunakan dalam pembuatan botol-botol plastik yang digunakan sekali pakai. Bahaya dari bahan ini bisa diketahui ketika digunakan secara berulang kali, apalagi untuk menyimpan air panas. Yaitu dapat mengakibatkan lapisan polimer pada botol plastik tersebut meleleh dan mengeluarkan zat karsinogen yang menjadi pemicu kanker. PETE menjadi satu diantara banyaknya bahan dasar pembungkus praktis yang mestinya perlu kita kenali satu persatu jenis dan dampaknya bagi kesehatan.

Di era ini, hampir seluruh warga yang dulunya berprofesi sebagai distributor utama daun pisang yang digunakan sebagai sarana pembungkus di pasar tradisional gulung tikar. Dikarenakan persaingan yang timbul akibat munculnya berbagai sarana pembungkus yang lebih praktis tersebut. Kantong plastik kresek berwarna yang dibuat menggunakan penggabungan antara karbon dioksida dan minyak bumi lebih tahan akan panas berlebih hingga mampu menahan lebih dari 114°C.

Plastik dan manusia sendiri telah bersahabat selama hampir satu abad. Plastik sendiri diproduksi pertama kali pada tahun 1869 oleh John Wesley Hyatt dan dimanfaatkan sampai saat ini. Sebagai material yang sulit diurai secara alami, akhirnya sampah plastik menumpuk di mana-mana kalau tidak dikelola dengan baik, termasuk menumpuk di TPA sampah. Padahal idealnya tidak boleh ada plastik yang menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

Seharusnya ketika produk dari plastik telah habis masa pakainya, ia dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali, sehingga bisa menghasilkan suatu benda yang bermanfaat. Sudah banyak masyarakat yang telah melakukan aksinya mengubah sampah plastik menjadi barang yang lebih berguna untuk kita. Misalnya, daur ulang dari botol plastik untuk kreasi sapu atau barang-barang lainnya yang berguna bagi kehidupan kita.

Dalam lingkup masyarakat modern, manusia tidak luput dari sampah, dari mulai lahir sampai akhirnya meninggal pun sampah terus dikeluarkan. Kehadiran mitra desa yang bertugas sebagai pengolah sampah pun sangat berpengaruh atas terkumpulnya serta pengolahan sampah-sampah yang dihasilkan setiap harinya.

KUPAS (Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah) Desa Panggungharjo sebagai bagian dari pemerintah desa yang bertugas sebagai pengelola sampah telah mengeluarkan hasil dari upaya daur ulang sampah plastik. Terdapat tim dalam KUPAS tersebut yang bertugas mendaur ulang atau memproses bahan-bahan plastik menjadi alat atau produk yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. 

Seperti dalam pembuatan bahan bangunan yang lebih kuat, ringan, dan tahan lama dari limbah plastik yang dilelehkan. Apalagi limbah plastik mempunyai beragam warna yang bisa dikombinasikan menjadi motif pada bahan bangunan tersebut, itu menjadi nilai tambah ketika bisa mencampurkan atau mengolah warna-warna alami yang terdapat pada limbah plastik. 

Apalagi dalam produksi kantong kresek dan plastik di era sekarang banyak yang mengutamakan ketertarikan pelanggan melalui motif dan gradasi warna dari plastik tersebut. Maka dari itu, ketika kita bisa mengkombinasikan warna dari limbah tersebut, kita bisa menghemat biaya untuk pembelian cat warna. (Atep Syahrul Kamil Fuadi Aziz)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X