Badan Usaha

Kampoeng Mataraman, Berdayakan Kaum Rentan

pada

Glugo (Wartakonstruksi.com) – Bagi penikmat kuliner dan swafoto, Kampoeng Mataraman menjadi salah satu lokasi yang wajib didatangi. Dibangun sejak tahun lalu, Kampoeng Mataraman menawarkan aneka kuliner khas dan spot swafoto yang menarik.

Menempati tanah kas desa seluas 6 hektare, Kampoeng Mataraman berlokasi di Ring Road Selatan, tepatnya di Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul. Lokasi ini dibangun bertujuan untuk memberdayakan kaum rentan di Desa Panggungharjo sekaligus untuk ketahanan pangan.

“Kampoeng Mataraman ini dikonsep kembali ke alam. Para pegawainya diutamakan kaum rentan seperti janda, putus sekolah, kaum miskin, dan yang belum memiliki pekerjaan. Dari jumlah pegawai 48 orang, 75 persen dari kaum rentan itu,” ucap Nuzulina, Manager Kampoeng Mataraman kepada Warta Konstruksi.

Nuzulina mengungkapkan, tujuan lainnya didirikan lokasi wisata yakni ketahanan pangan sembari mempertahankan kearifan lokal. Mayoritas makanan yang dimasak di lokasi ini merupakan hasil bumi dari areal pertanian di sekitarnya.

Di 2019 ini, aspek ketahanan pangan di sekitar lokasinya akan dimantapkan dan terus ditingkatkan, sehingga bisa memenuhi segala kebutuhan masakan di antaranya beras, sayur mayur, dan ikan. Dalam jangka panjang, Kampoeng Mataraman bisa memenuhi sendiri bahan baku yang dibutuhkan.

Meski baru berdiri setahun lalu, namun omzetnya cukup besar mencapai Rp 3,8 miliar setahun. Kendati begitu, pengelola mengklaim tidak hanya berpikir profit melainkan juga benefit. Saat ini pengelola fokus memberdayakan warga Panggungharjo.

Supervisor Produk Kampoeng Mataraman, Wawan menerangkan, pihaknya menyuguhkan makanan dan minuman tradisional khas Jawa. Unggulan menu dari Kampoeng Mataraman di antaranya sayur lodeh kluwih dan kacang panjang, mangut lele, dan ayam ingkung Jawa. Sedangkan minumannya ada jahe kencur jeruk (jakencruk) dan asem sere jahe (aserehe).

“Untuk sementara, kami fokus di kuliner. Ke depan kami akan menambah spot untuk selfie. Di sini karyawannya setiap hari memakai pakaian tradisional khas Yogyakarta,” katanya.

Kampoeng Mataraman juga dilengkapi kios oleh-oleh yang mayoritas barangnya buatan Desa Panggungharjo. Kemudian ada ruangan kantor, ruang kuliner, warung, patehan untuk minum, ruang VIP untuk rapat, bangunan limasan timur dan barat, bangunan tobong, serta gedung kaca CWS untuk rapat dan workshop BUMDes. (ARIF K FADHOLY)

Sumber: Artikel tahun 2019 wartakonstruksi.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X