Pembangunan

Jembatan Winongo Dilebarkan, Jalan Tikus-pun Macet

pada

Bantul (Radar Jogja) – Pekerjaan pelebaran Jembatan Winongo di Niten, Jalan Bantul, berdampak ke kampung di sekitarnya. Warga dari Bantul yang hendak ke Kota Jogja, maupun sebaliknya, mencari jalan tikus di jalan desa.

Itulah pemandangan sehari-jari di jalan desa menuju Jalan Jogoripon, Panggungharjo dan Kaliputih, Pendowoharjo. Berbagai jenis kendaraan melintas di ruas tersebut hingga sebabkan macet. Mengurai kemacetan, sejumlah warga berinisiasi mengarahkan pengendara.

”Ya, ini kan jalur alternatif utama. Menghubungkan Jalan Bantul yang terpotong perbaikan jembatan,” ungkap Korona, 34, warga Kaliputih, yang berinisiatif menjadi petugas pengarah, Sabtu (23/3).

Dia menceritakan, sejak Minggu (17/3) lalu, ruas jalan mulai dipadati kendaraan. Bahkan karena tak ada yang mengarahkan jalan, sebuah truk hampir tergelincir masuk ke saluran air.

”Selain di Perempatan Jalan Jogoripon, titik pengamanan lainnya di Pertigaan Jembatan Kaliputih. Juga di Pertigaan Sawit-Pasar Niten,” ungkapnya.

Warga juga mengalihkan truk bermuatan besar agar melewati Jalan Sawit menuju Jalan Parangtritis. Sesuai arus pengalihan dari Satuan Lalu Lintas Polres Bantul. Selanjutnya, kendaraan roda empat yang melintasi Jalan Jogoripon dan menuju ke arah Bantul diarahkan melewati Jalan Jogoripon arah ke selatan menuju Pertigaan Jalan Tembi.

”Untuk jalan yang menuju Kasongan maupun Pajangan, bisa melewati Jalan Kaliputih,” ungkapnya.

Bintoro, 43, warga Kaliputih yang turut membantu mengarahkan jalan, mengaku akan membantu hingga jembatan bisa normal kembali digunakan.

”Ya, kalau titik ini tidak dijaga. Pada banyak yang bingung,” ungkap Bintoro.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Helmi Jamharis, mengungkapkan bahwa pada 2019 ini akan ada dua perbaikan jembatan. Yakni Jembatan Winongo yang berada di Jalan Bantul, Panggungharjo dan Jembatan di Wilayah Desa Argosari Sedayu.

”Ya, sudah dianggarkan melalui dana APBD (Anggaran Pendapatan Dana Daerah),” ungkap Helmi, beberapa waktu lalu. (cr6/pra/mg4)

 

Sumber: Artikel tahun 2019 radarjogja.jawapos.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X