Festival Sedesa 7-24 Desember, Hadirkan Potensi Masyarakat Panggungharjo

Panggungharjo (Harianmerapi.com) – Desa Panggungharjo mendapat sorotan dari masyarakat setelah menjadi salah satu desa berprestasi nasional. Pengelolaan pemerintahan desa yang mampu menumbuhkan dan mengoptimalkan potensi masyarakat dinilai berhasil, sehingga kini menjadi rujukan dan percontohan desa-desa lain di Indonesia. Keberhasilan pengelolaan pemerintahan desa ini akan terlihat dalam Festival Sedesa yang digelar sebagai peringatan hari jadi desa di Kecamatan Sewon tersebut.

Dengan berbagai agenda besar, Festival Sedesa akan dimulai 7 hingga 24 Desember 2018. Meski tidak banyak memiliki pemandangan alam (landscape) yang menarik, Desa Panggungharjo mencoba menampilkan kehidupan dan potensi kehidupan masyarakat (lifescape) yang beragam dan menarik.

Koordinator Acara Festival Sedesa, Fairuzul Mumtaz menjelaskan secara garis besar agenda dibagi menjadi dua lokasi utama. Lokasi pertama adalah Lapangan Juru Purbo Dusun Geneng sedangkan lokasi kedua adalah Kampoeng Mataraman. Di lokasi pertama akan digelar pameran potensi desa pada 7-9 Desember. Pihaknya merancang pameran potensi ini cukup lengkap dengan menghadirkan kerajinan, kuliner, dan layanan instansi pemerintah desa serta kecamatan. Hiburan rakyat berupa permainan pasar malam juga dihadirkan.

Selain itu potensi kesenian juga tidak luput dari acara ini, selama pameran pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai pentas seni dan budaya, parade ronda, dan kegiatan PKK seperti senam massal. “Workshop internet sehat akan digelar, karena kita melihat masih banyak masyarakat yang istilahnya kurang bijak dalam ber-medsos (media sosial). Kita sepakati dengan teman-teman Combine RI fokus pada tema Bermedsos Dengan Aman,” sebutnya, Rabu (5/12).

Fairuz menyebut salah satu hal yang istimewa dalam pameran kali ini adalah hadirnya Second-Hand Sale yang sebelumnya suskses digelar. Stand barang-barang bekas ini selalu menarik perhatian masyarakat karena menghadirkan barang-barang unik yang bisa dibeli langsung mulai dari kerajinan, perabot, hingga sepeda motor. Seperti sebelumnya, Second-Hand Sale yang digagas oleh Java & CO ini juga akan melelang barang milik sejumlah artis. Prestasi sang kepala desa, Wahyudi Anggoro Hadi disebutkan Fairuz banyak tertuang dalam karya buku berjudul Jangan Tinggalkan Desa. Buku yang ditulis Wahyudi Anggoro Hadi ini menjadi bagian penting yang akan dibedah dalam rangkaian kegiatan Festival Sedesa. “Buku ini merupakan kumpulan pemikirannya (Wahyudi) yang telah berhasil diaplikasikan dalam berbagai kebijakan dan program membangun Desa Panggungharjo,” jelasnya.

Lebih lanjut, Upacara Adheging Desa Panggungharjo akan menjadi puncak Festival yang dilaksanakan 24 Desember mendatang. Sebelumnya kegiatan akan diisi dengan Ziarah Desa, Susur Tapal Batas Desa, Tasmi’ul Qur’an, serta beberapa kegiatan lain. Kirab Upacara Adeging Desa Panggungharjo akan berakhir di Kampoeng Mataraman dengan disambut Panggung Jerami. Sejumlah patung jerami akan dihadirkan yang merupakan gambaran tentang masyarakat dari setiap dusun. “Pemilihan dan desain lokasi sudah dipersiapkan sehingga pengunjung bisa menikmati suasana desa dengan berbagai macam kearifan lokalnya,” Sebut Koordinator Lokasi, Ari Prabowo.

Ari mengatakan Hari Jadi Panggungharjo ke-72 ini akan sangat berbeda dengan kegiatan hari jadi tahun-tahun sebelumnya. Hari jadi yang jatuh setiap tanggal 24 Desember ini merujuk sejarah bersatunya Kelurahan Tjabean, Prantjak, dan Krapjak pada tahun 1946. Momentum purnama terakhir setiap tahun kemudian digunakan untuk perayaan hari jadi desa. “Lapangan Juru Purbo yang kita pilih ini juga memiliki sejarah penting bagi masyarakat Panggungharjo,” pungkasnya. (C-1)

Sumber : Artikel tahun 2018 harianmerapi.com