Partisipasi Masyarakat

Emansipasi Wanita Padukuhan Garon dalam Program Bedah Rumah Simbah Sapari

Oleh

pada

Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat atau disingkat dengan WKSBM adalah sebuah solusi alternatif untuk menjembatani menjawab persoalan sosial masyarakat yang dihadapi oleh warga miskin, warga dhuafa yang kececer dan tak kuasa dihimpun oleh pihak pemerintah dari tingkat pusat sampai tingkat kalurahan.

Ketika program bantuan sosial yang beraneka macam dari Pemerintah Pusat sampai Pemerintah Kalurahan tidak mampu menjangkau semua warga masyarakat yang fakir, miskin, dan kaum dhuafa lainnya, maka diperlukan sebuah inisiatif yang berangkat dari, oleh dan untuk  warga masyarakat tanpa harus menunggu durian runtuh program bantuan sosial dari Pemerintah. WKSBM adalah solusinya.

Semangat gotong royong,  saling berbagi dan kepedulian sosial atas dasar suka rela dan keikhlasan semata-mata karena niat untuk beribadah kepada Allah SWT menjadi spirit perjuangan komunitas WKSBM. WKSBM Kirana Baskara Padukuhan Garon yang diketuai oleh Murjiyanto adalah satu bagian dari bentuk pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila pada era saat ini.

Pada tanggal 09 April 2022 WKSBM Kirana Baskara Padukuhan bekerja sama  dengan Komunitas Berbagi Beras (KBB) Yogyakarta, SRC Ki Ageng Mangir dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kalurahan Panggungharjo serta warga RT 04 Padukuhan Garon mengadakan program bedah rumah salah warganya yang  bernama Sapari atau yang biasa dipanggil Simbah Riri, Sabtu pagi kemarin.

Simbah Riri, adalah seorang perempuan lanjut usia, hidup sebatang kara tidak memiliki suami, dan tidak juga memiliki anak. Kini hidup menyendiri di rumah berdinding anyaman bambu (gedhek) berukuran 3×3 meter persegi, diatas tanah milik Marwoto, salah satu warga RT 04 Padukuhan Garon. Menurut penuturan Marwoto, Simbah Riri sudah ia anggap seperti ibu kandung sendiri. Dahulu, ceritanya bahwa orang tua Marwoto adalah penjual tempe gembus.

Ketika omset penjualan tempe gembus milik orang tuanyanya  naik.  Tentu saja dalam proses produksi  tempe gembus diperlukan tambahan tenaga, dari sinilah cerita tentang Simbah Riri dimulai. Simbah Riri mulai ikut membantu membuat tempe gembus produksi orang tua saya,  hingga untuk waktu yang cukup  lama dan orang tua saya sudah menganggap Simbah sebagai keluarga. Konon ceritanya, ketika saya masih bayi, yang merawat saya adalah Simbah Riri, makanya kemudian saya  menganggap Simbah Riri seperti ibu kandung sendiri.

Hingga akhirnya Simbah Riri menetap di tanah milik saya  hingga sampai  saat ini. Sebenarnya saya sudah menawari kepada Simbah Riri untuk hidup satu rumah bersama saya sekeluarga, sekaligus untuk momong anak saya, tetapi hal itu ditolak oleh Simbah Riri.

 

Akhirnya, Simbah Riri hidup sendirian dirumah gedhek di depan rumah saya. Dan yang membuat saya heran lagi adalah ketika terjadi pembagian tanah warisan dari orang tuanya, ia malah tidak mau menerima hasil warisan orang tuanya, katanya  biar menjadi milik saudaranya saja, padahal secara materi ia masih sangat membutuhkannnya. Ia malah  terima hidup sekedar menumpang di tanah milik orang lain, yang nota bene bukan siapa-siapanya.

Untuk hidupnya sehari-hari saja, ia makan dari hasil pemberian para tetangganya yang peduli terhadap kehidupannya. Karena saya sudah punya keluarga sendiri dan kebetulan saya bukan orang  yang kaya, maka saya hanya dapat membantu sesuai kemampuan saya saja,”demikian cerita Marwoto.

Acara bedah rumah milik Simbah Sapari menarik unuk diperbincangkan, karena di zaman sekarang ini ketika nilai-nilai luhur dari Pancasila sudah mulai tergerus oleh adanya pengaruh globalisasi informasi, tetapi di Padukuhan Garon masih tersimpan nilai-nilai luhur dari Pancasila dalam hati setiap warga masyarakatnya.

Dan pagi hari kemarin, nilai-nilai luhur dari Pancasila mencoba diejawantahkan kembali oleh warga masyarakat Padukuhan Garon dalam praktik hidup sosial kemasyarakatan berupa gotong royong, kepedulian sosial dan saling berbagi antara WKSBM Kirana Baskara Padukuhan Garon bekerja sama  dengan Komunitas Berbagi Beras (KBB) Yogyakarta, SRC Ki Ageng Mangir dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kalurahan Panggungharjo serta warga RT 04 Padukuhan Garon yang murni dilaksanakan oleh, dari, dan untuk warga masyarakat, berupa gerakan sosial non pemerintah.

Acara yang dimulai dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sambutan-sambutan, penyerahan simbolis bantuan dari KBB Yogyakarta, dan diakhiri doa penutup. Dalam sambutannya, Aisyah mewakili KBB Yogyakarta mangatakan bahwa KBB merupakan lembaga swadaya masyarakat yang mempunyai program-program sosial dengan memberikan bantuan kepada kaum dhuafa berupa beras, dan bed untuk tidur. Simbah Sapari adalah penerima bantuan rutin tiap bulan berupa beras sebanyak 5 kg. Dan pernah menerima bantuan  berupa bed tidur sekali.

Untuk Program Bedah Rumah kali ini, kebetulan ada seorang donatur dari Belanda yang telah memberikan donasinya yang sudah dibelanjakan bahan material oleh KBB dan disumbangkan kepada Simbah Sapari, yang selanjutnya segera  dibangun sebuah rumah berukuran 3X3 beserta terasnya, bantuan bahan material tersebut adalah: pasir, semen, kayu glugu, kayu bambu, GRC, genteng dan pintu.

Pembangunan direncanakan selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu. Hari Sabtu pagi untuk prosesi upacara dan dilanjutkan pembongkaran rumah. Siang untuk istirahat, malam harinya akan dilakukan pembangunan awal. Kemudian dilanjutkan Minggu pagi dan Minggu malam, “demikian kata Aisyah dalam sambutannya.

Selaku Ketua RT 04, Haryanto mengucapkan selamat datang kepada semua hadirin yang sudah berkenan hadir di rumah Marwoto dan menghaturkan terima kasih kepada semua stakeholder yang sudah membantu acara bedah rumah di RT 04  Padukuhan Garon yang rencananya akan dilaksanakan selama dua hari.

WKSBM Kirana Baskara  adalah komunitas berbagi dengan spirit gotong royong, kepedulian lingkungan sosial, yang diinisiasi oleh warga masyarakat Padukuhan Garon yang didasari oleh keikhlasan dan suka rela tanpa pamrih apapun juga. Sebelum terbentuknya WKSBM Kirana Baskara warga Padukuhan Garon juga sudah pernah melakukan bedah rumah warga milik Simbah Ponijan RT 01. Semoga virus-virus WKSBM Kirana Baskara dapat menular ke Padukuhan-padukuhan lain di wilayah kalurahan Panggungharjo,”kata Rosada Roan Athariq dalam sambutannya selaku Dukuh Garon.”

Sementara Hosni Bimo Wicaksono, selaku Kamituwo mewakili Pemerintah Kalurahan Panggungharjo mengapresiasi kerja sosial yang telah direalisasikan oleh komunitas sosial masyarakat melalui WKSBM Kirana Baskara dalam menjawab persoalan sosial yang tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah Kalurahan hingga Pemerintah Pusat.

Program Bedah Rumah Simbah Sapari merupakan program sosial non pemerintah, dan murni atas inisiatif warga masyarakat dalam menbgambil peran aktif dalam pembangunan warga masyarakatnya. Sekilas info bahwa Simbah Sapari adalah penerima bantuan sosial dari Pemerintah Kalurahan Panggungharjo melalui penyaluran BLT DD, penerima bantuan boga sehat bagi lansia terlantar rutin sehari dua kali. Dan juga berhak menerima layanan kesehatan dari perawat desa melalui program dari Bapel JPS Kalurahan panggungharjo,”tutur Bimo dalam sambutannya.”

Dalam pembongkaran rumah pagi kemarin ada yang unik dari pengamatan saya di lapangan, peran emansipasi wanitanya cukup terasa sekali. Bayangkan saja, ibu-ibu warga RT 04 Padukuhan Garon ikut estafet memindahkan genteng rumah dan gedhek milik Simbah Sapari yang dibongkar. Hal tersebut dikarenakan kehadiran warga prianya belum bisa maksimal, dimungkinkan kalau hari Sabtu bagi pekerja mingguan, Sabtu adalah hari yang paling  ditunggu-tunggu  oleh semua pekerja mingguan untuk menerima gaji atau upahnya.

Satu lagi langkah yang dilakukan oleh WKSBM Kirana Baskara Padukuhan Garon adalah dengan open donasi semua warga dari mana saja yang berminat dan tulus ikhlas serta suka rela mau membantu dan mendukung program Bedah Rumah Simbah Sapari. Adapun hasil dari open donasi tersebut digunakan untuk mencukupi semua kebutuhan operasional selama pembangunan rumah,mulai dari pembongkaran  sampai pembangunan rumah siap untuk  dihuni, “tutur Yuyun Supraptingsih, salah satu kader  terbaik PKK Padukuhan Garon yang belum lama ini mendapat penghargaan dari TP PKK DIY atas pengabdiannya  di TP PKK minimal 10 tahun secara terus menerus tanpa putus (JNT).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X