Seni Budaya

Bumi Panggung Gaet Pemuda Panggungharjo

Oleh

pada

Minggir (Media Panggungharjo) – Kaderisasi sebuah lembaga memanglah penting guna menjaga keberlanjutan dari lembaga itu sendiri. Hal ini yang kemudian dilakukan oleh lembaga pengelola desa budaya Desa Panggungharjo yaitu Bumi Panggung. Berlokasi di sebuah rumah makan bernuansa Sunda di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, lembaga yang berfokus dalam bidang kebudayaan di Desa Panggungharjo ini menggaet kader-kader muda dari 14 pedukuhan yang ada, Sabtu (2/2/2019).

Pengelola desa budaya yang terbentuk sejak pertengahan 2016 lalu ini dari tahun ke tahun mulai berkurang anggotanya. Hal ini disebabkan oleh kesibukan dari masing-masing anggota, kurangnya waktu luang dan keseriusan dalam mengelola budaya yang ada.

Ini dapat dilihat dari kurang update-nya data potensi budaya yang ada. Hingga kesan yang muncul yaitu pengelola budaya ini hanya mengelola gelaran-gelaran event saja. Namun belum menyentuh ke ranah administrasi lembaga. Dari 20-an pengelola yang dilantik di tahun 2016 tersebut, hingga di awal tahun ini hanya tersisa sekitar enam orang. Inilah yang menjadi dasar pelaksanaan kaderisasi lembaga pengelola desa budaya tersebut.

Ketua Bumi Panggung, Fairuzul Mumtaz , mengungkapkan bahwa ia sengaja melibatkan para pemuda desa untuk pengelolaan budaya di Desa Panggungharjo agar mencetuskan ide-ide menarik terkait kebudayaan yang dikelola. Ia juga menambahkan, para kader muda ini merupakan pemuda pilihan dari kepanitiaan Festival Sedesa yang telah diselenggarakan pada Desember 2018 lalu.

“Selama ini yang dilakukan Bumi Panggung hanya di kegiatan atraktifnya saja, hanya pertunjukan-pertunjukan yang dikerjakan. Kami harap setelah adanya para pemuda ini bisa menonjolkan kebudayaan selain pertunjukan, seperti pelestarian norma-norma lokal.” ujar Fairuz.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Kasi Pelayanan Desa Panggungharjo, Hosni Bimo Wicaksono, yang mengutarakan sejarah panjang dari Bumi Panggung. Menurut penuturan Bimo, lembaga ini sebenarnya telah dikonsep sejak lama, namun dalam pelaksanaannya baru direalisasikan pada tahun 2016 dibawah kepemimpinan Fairuzul Mumtaz. Bimo juga menyampaikan harapannya ke depan agar lembaga ini bisa dikelola lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.

“Seperti apa yang dipesankan pak lurah, mulai tahun ini kita kuatkan literasi kebudayaannya. Tidak hanya pertunjukannya, namun juga dalam bidang lain seperti bahasa dan sastra maupun adat istiadat. Kan sekarang banyak tuh pemuda yang tidak bisa bersikap sopan santun.” ungkap Bimo.

Pada acara tersebut terdapat tujuh pemuda yang direkrut untuk menjadi anggota pengelola desa budaya. Sedangkan dari keterangan Fairuz, ia mengundang sekitar 15 pemuda yang diharapkan bisa bergabung dengan Bumi Panggung.

“Karena penyelenggaraannya di hari Sabtu, banyak yang tidak bisa ikut. Kebanyakan dari mereka ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Namun ke depannya akan kami hubungi lagi agar bisa ikut berpartisipasi.” tutur Fairuz.

Berbeda dengan pengkaderan sebelum-sebelumnya, perekrutan kader kali ini memang tidak menyasar ke anggota-anggota sanggar seni di Desa Panggungharjo. Ini dilakukan guna meminimalisir adanya kepentingan-kepentingan yang dibawa dari sanggar masing-masing, sehingga kembali terkesan yang dikelola hanya bidang pertunjukannya saja.

“Ke depannya akan kita selenggarakan raker untuk tahun 2019 ini. Ya dalam waktu dekat inilah. Kemungkinan satu hingga dua hari untuk membahas penataan kembali lembaga ini.” ungkap Fairuz menutup pertemuan di sore itu. (BGX)

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X