Badan Usaha

BUMDes Karangasem Belajar Kelola Sampah di Yogyakarta

pada

Panggungharjo (Suara Banyu Urip) – Untuk meningkatkan progres kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Perangkat Desa dan karang taruna Desa Karangasem, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, telah melakukan studi (belajar) di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Salah satu fokus kegiatan yang diprioritaskan yakni mengelola sampah kering dan basah.

“Kami anggap BUMDes Panggungharjo bagus sehingga programnya patut diterapkan di wilayah Kecamatan Jenu,” ujar Sekretaris Camat (Sekcam) Jenu, Suwoto, ketika dikonfirmasi suarabanyuurip.com, melalui teleponnya, Senin (10/4/2017).

Pria humanis ini mengungkapkan, setelah tiba di Tuban, perangkat Desa Karangasem bersama Muspika Jenu bakal terus koordinasi untuk mempercepat skema pengelolaan sampah menjadi barang bernilai.

“Saat kita ke sana telah membawa draf rancangan kerja sehingga lebih mudah dan cepat berjalan,” tegasnya.

Sementara BUMDes bakal fokus mengelola sampah kering, mulai kertas, kardus, maupun plastik rumah tangga. Sedangkan sampah basah rencananya akan memanfaatkan minyak goreng bekas (jelantah).

“Nanti hasilnya akan dikembalikan lagi untuk melayani kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Diharapkan, planing pengembangan BUMDes di wilayah ring 1 pabrik semen PT Holcim ini berjalan lancar. Sekaligus dapat bersinergi dengan BUMDes lainnya.

Data sementara dari 17 desa di wilayahnya, rata-rata telah terbentuk BUMDes. Untuk menjalankan badan usaha ini, setiap desa telah menyiapkan Dana Desa (DD) sebesar Rp 50 juta. Anggaran ini ditaksir cukup untuk mengoperasikan BUMDes di wilayah yang bakal berdiri Kilang Tuban.

Kepala Desa Karangasem, Kecamatan Jenu, Sodikin, berkomitmen menjalankan BUMDes untuk kemaslahatan warga. Hasil studi dari Yogyakarta ini bakal dikoordinasikan kembali bersama stake holder supaya lebih matang. (aim)

Sumber: Artikel Tahun 2017 Suarabanyuurip.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X