Buku

Buku Potret Wajah Panggungharjo

pada

Panggungharjo, sebuah desa atau kalurahan di Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dinobatkan sebagai desa berprestasi ditilik dari beberapa gelarnya; Desa Wisata, Desa Budaya, dan Desa Anti-Korupsi pertama di Indonesia. Pada tahun 2019 lalu, Panggungharjo juga menerima penghargaan The 4th ASEAN Rural Development and Poverty
Eradication Leadership Award di Nay Pyi Taw, Myanmar. Suatu wujud penghargaan yang diberikan oleh masyarakat ASEAN atas kepemimpinan yang dipandang memegang peranan penting dalam pembangunan desa dan pengurangan kemiskinan.

Kalurahan yang merupakan gabungan dari tiga kalurahan yakni Kalurahan Cabeyan, Kalurahan Prancak, dan Kalurahan Krapyak ini, keberadaannya tidak bisa dipisahkan dari bangunan bersejarah Panggung Krapyak atau oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Kandang Menjangan, yang berada di Pedukuhan Krapyak Kulon, Desa Panggungharjo. Letak Panggungharjo yang
strategis karena berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta, memudahkan pengembangan potensi wilayahnya, baik dari segi perekonomian maupun sosio-kultural.

Keberhasilan Panggungharjo tentu tidak lepas dari peran kepemimpinan Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi. Dijuluki ‘lurah rasa menteri’, nyatanya gebrakan yang diwujudkannya mampu membawa perubahan baik bagi Panggungharjo, serta menjadikan Panggungharjo sebagai desa percontohan yang menginspirasi desa-desa lainnya di Indonesia.

Membicarakan Panggungharjo, tidak lengkap rasanya apabila tidak menyebut BUMDes Panggung Lestari, pilar perekonomian Panggungharjo yang terdiri dari beberapa unit usaha. Adalah Kampoeng Mataraman, salah satu unit BUMDes Panggung Lestari yang namanya sudah tak asing lagi. Tempat ini tidak hanya populer sebagai destinasi wisata kuliner dengan bangunannya yang
bergaya Mataram Islam abad ke-19, dan menyuguhkan lezatnya masakan kampung, tetapi juga pernah menjadi tempat perhelatan beberapa event penting seperti Festival Kebudayaan Yogyakarta (annual event), Festival Kebudayaan Desa, Kongres Kebudayaan Desa (KKD), dan sebagainya.

Selain Kampoeng Mataraman, unit BUMDes Panggung Lestari lainnya yang tak kalah penting yaitu Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) yang merupakan cikal bakal berdirinya BUMDes; Refined-Used Cooking Oil (R-UCO), pengelolaan minyak goreng bekas untuk bahan bakar; Tamanu Oil atau pengolahan minyak nyamplung; dan Swalayan Desa (Swadesa). Unit-unit
tersebut mampu menyokong perekonomian Panggungharjo dengan koordinasi kelembagaan yang terencana dan terarah.

Setiap sudut wilayah Panggungharjo menyimpan kisah sejarah serta beragam kekayaan dan kreativitas yang menarik. Contohnya, Kampoeng Dolanan yang terletak di Padukuhan Pandes, melestarikan berbagai mainan dan permainan atau dolanan tradisional anak dari masa ke masa. Selain menjadi tempat wisata edukasi yang mana pengunjung dapat melihat, memainkan, dan
ikut membuat permainan tradisional, di sana pun terdapat lokasi khusus untuk melakukan kegiatan outbond dan track dengan latar indahnya suasana pedesaan.

Masyarakat hidup berdampingan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kesantunan, namun tetap selaras dengan perkembangan dunia modern. Hal tersebutlah yang membuat pengunjung dan siapa pun yang tinggal ataupun belajar di Panggungharjo mendapatkan pengalaman berkesan, dan kerasan karena kehangatan orang-orangnya.

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (UNU), salah satunya, telah merasakan sendiri pengalaman belajar yang menyenangkan di Panggungharjo dalam kegiatan yang disebut Laboratorium Sosial (Labsos) UNU. Dua bulan mengadakan penelitian di Panggungharjo dengan model Riset Aksi, bukanlah waktu yang sebentar bagi mereka menyambangi dan mengamati
seluruh sisi wilayah, dan menelaah bermacam-macam praktik baik di kalurahan tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengabadikan hasil temuan, gagasan-gagasan, sekaligus kesan-kesan selama di Panggungharjo, mahasiswa Labsos UNU berinisiatif mewujudkan sebuah buku berjudul Potret Wajah Panggungharjo.

Adanya buku ini tentu didukung dan diapresiasi sepenuhnya oleh Pemerintah
Kalurahan Panggungharjo serta pihak-pihak lainnya.

Potret Wajah Panggungharjo bukanlah sebuah catatan biasa yang ditulis
sekelompok mahasiswa, melainkan karya penuh cita-cita dan inspirasi, yang
akan memberikan manfaat dan kebaikan bagi semua orang, kini dan nanti.
Selamat membaca.

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X