Seni Budaya

Bregada Wiratamtama Meriahkan Peringatan Harlah NU ke-94

pada

Sorosutan (Media Panggungharjo) – Bregada Wiratamtama Desa Panggungharjo turut meriahkan Peringatan Harlah (hari lahir) Nahdlatul Ulama ke-94 dan 500 tahun Sunan Kalijaga yang digelar pada Kamis (13/4/2017) di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.

Dalam peringatan tersebut, Bregada Wiratamtama yang diketuai oleh Sarji Sukamta ini turut meramaikan Kirab Tirta Prawitasari. Kirab berawal dari Pondok Pesantren Kaliopak, Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul dengan mengkawal sebuah kendi (tempat air-red) besar berisi air suci yang diambil dari 3 sumber mata air peninggalan Sunan Kalijaga, yakni Sendang Banyu Urip, Sendang Kasihan dan Tuk Sibedug.

Kirab tersebut dari PP Kaliopak dikawal oleh barisan motor antik serta jathilan yang menggunakan angkutan bak terbuka. Selanjutnya rombongan kirab tersebut disambut oleh Bregada Wiratamtama yang sudah stand by di perempatan Wirosaban yang kemudian bersama-sama mengkawal kendi air 3 sumber tersebut dengan berjalan kaki menuju Universitas Nahdlatul Ulama.

Menurut Sarji Sukamto, kepesertaan Bregada Wiratamtama dalam kirab ini berawal dari undangan dari panitia yang diserahkan kepada Pemerintah Desa Panggungharjo melalui Lurah Desa. Kemudian, Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., Apt. selaku Lurah Desa meminta kepada Bregada Wiratamtama untuk mengikuti kirab tersebut.

“Kemarin dalam pelaksanaannya sempat mundur satu jam dari jadwal yang diberikan. Sempat ada miss komunikasi juga dengan panitia, kami diberitahu untuk kirab mulai jam 9 tapi ternyata di jadwal mulai jam 11. Tapi ya Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Ini juga berkat rekan-rekan bregada yang selalu berkomitmen untuk mengabdi pada desa, dalam hal ini yaitu perintah dari pak lurah.” tutur Fajar Budi Aji yang turut mendampingi Bregada Wiratamtama.

Menurut M. Jadul Maula selaku Wakil Ketua PP Lembaga Seni Budaya Muslimin (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) mengatakan, kalau di Sidoarjo, Jawa Timur peringatan Harlah NU kemarin semata-mata dengan istighatsah tapi berbeda di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencoba menyajikan dengan balutan seni dan budaya dan mencoba mengomunikasikan kembali hubungan budaya dan kehidupan bernegara.

“Alasan digelar peringatan Harlah NU bersamaan dengan peringatan 500 Sunan Kalijaga karena NU dan para wali nusantara memiliki hubungan yang erat. NU merupakan manifestasi modern dari jaringan para ulama pesantren yang merupakan penerus ajaran “Ahlussunnah wal Jama’ah” yang dasar-dasarnya diletakkan oleh para wali Nusantara, salah satunya Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga termasuk figur penting dalam sejarah pembentukan karakter arif dan bijaksana pada umat Islam Nusantara,” tambah M. Jadul Maula.

Selain Kirab Tirta Perwitasari, juga digelar beragam acara yang sarat nilai filosofi, unsur seni serta budaya. Mulai dari pertunjukan Wayang Sadat (Wali Sanga Reborn) dengan lakon “Hadeging Nagari Mataram” di PP Kaliopak, Rabu (12/4/2017).

Jathilan Santri, Stand Up Comedy, Pembacaan Puisi, Shadow Batik dan pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Hasta Brata Kawedar” dengan dalang Ki Ardhi Purbo Antono, S.Pd. di UNU Yogyakarta, Kamis (13/4/2017).

Diakhiri dengan seminar nasional “Mencari Jati Diri Bangsa dalam Ketatanegaraan” bersama Prof. Purwo Santosa dan Prof. Mahfud, MD serta tausiah kebangsaan bersama Ketua Umum PBNU, Dr. K.H. Said Aqil Siradj, MA di UNU Yogyakarta, Jum’at (14/4/2017). (BGX)

 

Tentang Erisca Meidy

God gives his hardest battles to his strongest soldiers :) Keajaiban adalah dengan percaya pada dirimu sendiri. Jika kamu dapat melakukannya, maka kamu dapat membuat segala sesuatunya terjadi.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X