Seni Budaya

Bregada Kyai Dongkel Gelar Syukuran Juara

pada

Dongkelan (Media Panggungharjo) – Bregada Kyai Dongkel dari Pedukuhan Dongkelan, Kalurahan Panggungharjo gelar tasyakuran setelah memperoleh prestasi dalam Festival Bregada Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta 2021. Bregada Kyai Dongkel mengikuti gelaran yang dilaksanakan di Gedung Sasana Hinggil Dwi Abad tersebut bersama Bregada Sorowojo yang berasal dari Kampung Sorowajan, Pedukuhan Glugo, Kalurahan Panggungharjo, Minggu (28/11/2021).

Edi Sarwono selaku Dukuh Dongkelan mengungkapkan rasa syukurnya karena Bregada Kyai Dongkel dapat meraih juara 2 dalam festival ini. Ia mengungkapkan awalnya tidak percaya karena dari saat latihan sudah banyak yang nervous dan banyak salah gerakan.

“Kami tidak menyangka, saya kira jangan – jangan salah nomor, tapi saat kami cek namanya ternyata benar kita mendapat juara. Alhamdulillah ini karena kita tetap semangat madep mantep dan akhirnya apa yang kita cita – citakan tercapai.” tutur Edi.

Ia berharap untuk ke depannya Bregada Kyai Dongkel anggotanya dapat ditambah lagi serta terus menjaga semangat dan bertambah maju lagi.
“Jangan sampai banyak yang ikut bregada hanya ketika saat mau maju lomba saja.” pesan Edi.

Di kesempatan yang sama, Hosni Bimo Wicaksono, A.Md., selaku Kamituwa Panggungharjo mewakili Pemerintah Kalurahan Panggungharjo mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih.
“Jika Pak Dukuh dan rekan – rekan saja kaget, apalagi kami. Kami juga kaget sekaligus bangga ketika mendengar kabar tersebut. Padahal ini pertama kalinya Bregada Kyai Dongkel menjadi peserta njih.” ungkap Bimo.

Bimo menyatakan bahwa sebenarnya terdapat dua bregada di tingkat kalurahan, yakni Bregada Wiratamtama dan Bregada Langensari. Namun dalam kesempatan ini tidak mengikuti festival tersebut. Ia juga menuturkan bahwa di tahun 2019, juara 3 dalam festival yang sama diraih oleh Bregada Sorowojo. Menurutnya, dengan adanya kesenian bregada ini menjadi pendukung atas keberlangsungan predikat Desa Budaya Panggungharjo bersama potensi budaya lainnya.

Ia juga menuturkan bahwa Kalurahan Panggungharjo di tahun 2021 baru saja mendapatkan dana keistimewaan berupa balai budaya. Balai budaya yang diberi nama Balai Budaya “Karang Kitri” ini sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat serta dilengkapi juga dengan seperangkat gamelan pelog slendro. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kalurahan Panggungharjo di akhir tahun 2021 sedang merencanakan sebuah konsep kawasan baru yakni Kawasan Budaya Karang Kitri yang pengelolaannya nanti akan melibatkan warga desa yang tergabung dalam sebuah koperasi.

Bimo berpesan agar Bregada Kyai Dongkel nantinya bisa bersinergi dengan lembaga pengelola desa budaya “Bumi Panggung” Kalurahan Panggungharjo untuk bantuan pembuatan Nomor Induk Kesenian (NIK) di Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul. Pembuatan NIK guna memudahkan akses bantuan khusus di bidang kesenian, karena bantuan tersebut hanya bisa diakses ketika sanggar seni sudah mempunyai NIK.

“Panggungharjo termasuk wilayah yang mengampu bagian dari sumbu filosofi, yakni Panggung Krapyak. Di tahun depan, pada tanggal 22 juni akan dinilai oleh UNESCO untuk kelayakannya menjadi warisan dunia. Penopang terbesarnya adalah masyarakat, yaitu pemahaman masyarakat sekitar akan nilai – nilai sumbu filosofi. Akhir kata kami ucapkan selamat, mugi berkah dan ridha Allah dilimpahkan kepada anggota Bregada Kyai Dongkel.” pungkas Bimo

Hadir pula dalam kesempatan tersebut yakni Ari Suryanto, S.E., selaku Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan (Bamuskal) Kalurahan Panggungharjo. Ari menuturkan rasa bangganya karena apa yang di cita – citakan bersama saat dulu di awal perintisan Bregada Kyai Dongkel sudah berjalan dengan baik.

“Sangat luar biasa, bregada yang dulu disiapkan untuk memperingati hari jadi Desa Panggungharjo di tahun 2019 akhirnya bisa dilanjutkan. Bahkan bisa berprestasi di saat ini. Kami hanya bisa matur nuwun atas prestasi yang diraih.“ tutur Ari.

Ia menuturkan bahwa hal ini bisa untuk cerita anak cucu kelak karena merupakan sebuah kebanggaan dan wujud kebaikan.
“Yang penting setelah ini guyub-nya yang harus dirumat. Mudah mudahan di Dongkelan muncul juga produk kebudayaan – kebudayaan lainnya. Karena nantinya Panggungharjo akan menjadi role model desa mandiri budaya.” pesan Ari.

Sedangkan Nur Sukiyo yang menjabat sebagai Ketua Bregada Daerah Istimewa Yogyakarta dan turut hadir di lokasi tersbut mengungkapkan rasa terimakasihnya karena Bregada Kyai Dongkel sudah berkenan berpartisipasi dalam festival serta kebetulan meraih juara 2 penyaji terbaik.
“Kami ucapkan terimakasih juga kepada Pemerintah Kalurahan Panggungharjo yang sudah memfasilitasi tempat untuk workshop ungel – ungelan (musik bregada) di waktu kemarin.” ucap Nur Sukiyo.

Ia juga mengungkapkan bahwa ia merasa turut berbangga karena Pemerintah Kalurahan Panggungharjo selama ini sangat konsen dengan kebudayaan. Menurutnya, kesenian bregada sendiri identik dengan budaya jawa, sehingga ini perlu diperhatikan kelestariannya.
Ia juga berharap agar Bregada Kyai Dongkel dapat mempertahankan prestasinya, bahkan kalau bisa ditingkatkan lagi. Nur Sukiyo memaknai kegiatan festival hanya sebagai kegiatan singkat sebagai penyemangat penyelenggaraan kegiatan kesenian. Namun, yang menjadi poin penting pasca kegiatan tersebut yakni lestarinya nilai – nilai guyub, gotong royong dan nilai – nilai baik yang terkandung dalam proses persiapan kegiatan tersebut.

“Dinas Kebudayaan Bantul sangat welcome dengan adanya bregada di kawasan bantul. Bahkan baru – baru ini diminta untuk membuat kegiatan. Rencananya setelah PPKM level 3 nanti, akan ada workshop bregada.” pungkas Nur Sukiyo mengakhiri sambutannya yang kemudian dilanjutkan dengan acara doa bersama yang dipimpin oleh Mashuri.

Acara yang diselenggarakan pada Senin (6/11/2021) malam dan berlokasi di rumah Azis Soleh, Dongkelan RT 06, Kalurahan Panggungharjo ini dihadiri pula oleh Ketua RT 05, 06, 07 Pedukuhan Dongkelan, Pokgiat LPMKal Pedukuhan Dongkelan dan perwakilan lembaga pengelola desa budaya “Bumi Panggung” Kalurahan Panggungharjo. (BGX)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X