Badan Usaha

Danone Minati Bahan Bakar Dari Minyak Jelantah Ala Bantul

pada

Yogyakarta (GATRAnews) – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panggung Lestari, Desa Panggungharjo, Bantul meningkatkan produksi Refined Used Cooking Oil (R-UCO) atau daur ulang minyak jelantah karena permintaan yang tinggi. Produksinya kini mencapai 9.000 liter per bulan.

Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, mengatakan permintaan R-UCO tinggi ini untuk kebutuhan bahan bakar pabrik di Klaten.

R-UCO  adalah hasil daur ulang minyak goreng bekas menjadi bahan bakar setara solar setelah melalui proses microfiltrasi.

“R-UCO ini sebenarnya sudah kami produksi sejak 2014 dengan tujuan mengurangi residu sampah minyak goreng tak terpakai di alam serta penggunaan ulang di masyarakat,” kata Yudi di sela penandatanganan ‘Kerjasama Pengembangan Minyak Jelantah yang Dimurnikan sebagai Pengganti Solar’ Bumdes tersebut dengan PT Danone, Selasa (19/9), di Balai Desa Panggungharjo.

Selama dua tahun, BumDes Panggungharjo melakukan uji coba penggunaan R-UCO sebagai bahan bakar mesin boiler. Dari total kebutuhan solar mesin itu 150.000 liter per tahun, 20% bisa digantikan dengan R-UCO.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi, mulai bulan depan BUMDes Panggung Lestari mengoperasikan mesin baru dengan teknik cracking atau pirolisis. Dengan teknologi ini, pembuatan R-UCO berasal dari pembakaran minyak goreng bekas dan menggunakan sampah warga.

“Sebelumnya, per bulan kami hanya mampu menghasilkan 4.000 liter R-UCO dengan sistem microfiltrasi atau penyaringan minyak goreng bekas dalam kadar tertentu. Sistem ini dalam enam jam hanya mampu memproduksi 60 liter,” jelas Yudi.

Penggunaan sistem pirolisis ini diharapkan meningkatkan produksi mencapai 9.000 liter per bulan dengan harga Rp 7.500 per liter.

Yudi menjelaskan ketersediaan bahan baku jadi problem utama. Saat ini, bank minyak goreng bekas, yang disebut Bank Tigor, tilasan gorengan, mendapat pasokan dari rumah tangga DI Yogyakarta dan sekitarnya.

Sustainable Development Director Danone Karyanto Wibowo menyatakan progam ini sesuai komitmen perusahaannya menurunkan jejak karbon sebesar 29% pada 2030.

“Saat ini memang penggunan R-UCO kami campur dengan bahan bakar fosil. Tapi mulai tahun depan kami akan tingkatkan penggunaan pada mesin lain hingga 100%,” katanya.

Karyanto juga meminta Pemda Bantul membantu ketersediaan bahan baku untuk R-UCO. Selain memiliki nilai ekonomi, penggunaan minyak goreng bekas juga menjaga alam dari pencemaran.

“Ini adalah inovasi pembaruan energi dan kami mendukung penuh serta membuka kesempatan kepada semua orang untuk bergabung,” ujarnya. (ARIEF KOES HERNAWAN)

Sumber: Artikel tahun 2017 Gatra.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X