Kesehatan

Antisipasi DBD oleh Adinda Krapyak Kulon

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) Anak-anak yang tergabung dalam Anak Peduli Demam Berdarah atau yang disebut Adinda Krapyak Kulon melaksanakan kegiatan dengan target memastikan tidak ada jentik nyamuk yang dilakukan dengan cara datang door to door yaitu mendatangi rumah ke rumah didampingi oleh Siwi Januarto Dukuh Krapyak Kulon, tim pendamping dan KKN Mahasiswi Akademi Kebidanan Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu (12/2) dengan arahan dari Puskesmas Sewon 2.

Memasuki musim penghujan perlu di waspadai adanya genangan air yang akan menimbulkan munculnya jentik-jemtuk nyamuk jenis Aides Aigeypti. Peran Adinda dilibatkan bertujuan agar sejak dini kepedulian terhadap lingkungan semakin tumbuh dan juga sekaligus mensosialisasikan pada masyarakat akan bahaya adanya nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Nyamuk Aedes Aegypti mempunyai beberapa ciri khas yang mudah dikenali, yaitu : pertama, ukuran dan tubuh. Nyamuk Aedes Aegypti mudah dikenali dari bentuk dan warnanya, Ciri nyamuk ini adalah memiliki tubuh berwana hitam dengan belang putih di sekujur tubuhnya dan ukurannya yang kecil. Nyamuk Aedes aegypti dapat menyebarkan virus dengue hingga jarak yang jauh dari tempat nyamuk Aedes Aegypti bersarang.

Selanjutnya ciri kedua, senang berada di air bersih. Nyamuk bersarang dan bertelur di genangan air yang bersih dan jernih. Di dalam rumah, nyamuk Aedes aegypti ini banyak ditemukan tempat berkembang biaknya di tempat penampungan air, seperti bak mandi, vas bunga, talang air. Nyamuk Aedes aegypti juga dapat bersembunyi di sudut-sudut ruangan yang minim terkena cahaya, seperti kolong tempat tidur, dibalik lemari, dan dibelakang pintu.

Ciri ketiga waktu aktif menncari makan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk paling aktif mencari mangsa dan menggigit manusia sekitar 2 jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam, maka di jam-jam tersebut perlu menghindari lokasi yang disinyalir banyak sarang nyamuk. Pada malam hari di lokasi dengan penerangan yang baik, nyamuk ini masih bisa mencari mangsa.

Perlu diketahui juga bahwa cara makan nyamuk Aedes Aegypti bersifat multiple feeding, artinya nyamuk bisa menghisap darah beberapa kali sampai darahnya terpenuhi. Di wilayah pemukiman, sifat multiple feeding ini dapat meningkatkan risiko penularan penyakit DBD, karena satu nyamuk yang terinfeksi virus mampu menularkan virus kepada lebih dari satu orang dalam periode satu kali makan.

Maka perlu cara pencegahan yang tepat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yaitu dengan melakukan 3 M, yaitu menutup, menguras, mengubur. Berikutnya dengan peran serta masyarakat untuk turut serta secara berkala memeriksa penampungan air dapat mengantisipasi adanya kasus Demam Berdarah Dengue. (JML)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X