Seni Budaya

Blangkon, Potensi Unggulan Garon Diangkat Tema Merti Dusun

Oleh

pada

Garon (Media Panggungharjo) – Blangkon merupakan salah satu potensi kebudayaan unggulan di Pedukuhan Garon. Blangkon atau iket ini kemudian digunakan sebagai tema Merti Dusun Garon yang diselenggarakan pada tahun 2019, yaitu “Ngiket Srawung”.

Mengawali rangkaian acara Merti Dusun “Ngiket Srawung”, warga Pedukuhan Garon menyelenggarakan workshop atau pelatihan membuat blangkon pada hari Sabtu (05/10/2019). Pelatihan yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna (GSG) Baitul Mu’min Garon ini, berlangsung  sekitar pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB.

Pemateri pelatihan merupakan salah satu pengrajin blangkon dari Pedukuhan Garon, yakni Mario. Dengan telaten, Mario yang kerap dipanggil dengan Pak Pendek ini mengajari para peserta membuat blangkon. Peserta pelatihan yang terdiri dari perwakilan warga dari 14 pedukuhan di Desa Panggungharjo sangat antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut.

Selain pelatihan membuat blangkon, dilaksanakan pula Jamasan Blangkon. Jamasan blangkon merupakan sebuah prosesi membersihkan blangkon yang akan dikenakan oleh Dukuh Garon pada saat Upacara Merti Dusun  pada keesokan harinya. Acara tersebut dilaksanakan pada Sabtu malam, bersama dengan rangkaian acara malam pinuwunan warga Pedukuhan Garon.

Dalam acara malam pinuwunan, warga Pedukuhan Garon melaksanakan do’a dan tahlil di Masjid Taqwa, yang berada di sebelah barat Lapangan Bakti Pancasila. Do’a dan tahlil dipimpin oleh Kyai Yazid Bhusthomi selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Mubarok Garon. Seusai tahlil, Kyai Yazid men-jamas blangkon dengan air kendi.

“Kita menggunakan air suci dari tempat ibadah, jadi sebelum kita membersihkan dusun, kita selalu mengingat rahmat dari Allah.” tutur Dukuh Garon, Rosada Roan Athariq, S.Pd.

“Filosofi dari jamasan ini, sebelum melakukan apapun, pikiran kita harus bersih, karena pikiran merupakan sumber dari kehidupan kita.” lanjut Rosada.

Setelah di-jamas, blangkon ikut dibawa berkeliling saat Tapa Bisu Mubeng Dusun yang merupakan tradisi berkeliling dusun tanpa berbicara. Tradisi ini dilaksanakan oleh pemuda-pemudi Karang Taruna Pedukuhan Garon.

“Tapa bisu ini sebenarnya merupakan agenda rutin karang taruna setiap malam satu Suro. Lalu di merti dusun ini kami laksanakan juga.” kata Rosada saat ditemui tim PSID Panggungharjo sebelum acara merti dusun. (Fif)

Bersambung ke artikel Merti Dusun Garon “Ngiket Srawung”

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X