Selain memiliki fungsi konservasi sebagai tempat penampungan dan resapan air, embung ini juga dapat berfungsi sebagai ruang publik, ruang terbuka hijau, hingga pembelajaran lingkungan bagi masyarakat dengan pengelolaan berbasis ekowisata.
“Embung Julantoro ini dibangun oleh pemerintah pusat dan provinsi. Yakni dengan memanfaatkan tanah kas desa seluas 1 hektar, dengan kawasan pendukung berupa taman sekitar 0,5 hektar,” ujar Kaur Umum Pemerintahan Desa Pendowoharjo, Kuat Sejati, Rabu (8/8/2018).
Kuat menuturkan, sebelum menjadi embung, tanah kas desa di lokasi itu sendiri merupakan areal lahan persawahan yang tidak produktif. Tidak bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Berada tepat di sebelah timur Sungai Buntung, dengan diapit tiga dusun yakni Dusun Sawit, Dusun Pelemsewu dan Dusun Kweni, Embung Julantoro secara pengelolaan hingga saat ini memang belum diserahkan kepada Pemerintah Desa Panggungharjo.
“Rencana ke depan akan kita manfaatkan sebagai tempat wisata. Ya dengan bekerja sama dengan pihak ketiga. Seperti halnya pengelolaan Kampung Mataraman yang lebih dulu ada di Desa Panggungharjo ini. Nanti kita juga akan libatkan masyarakat sekitar,” katanya.
Dari pengamatan Cendana News, kondisi embung Julantoro, saat ini nampak sudah hampir sepenuhnya rampung. Jogging track nampak selesai dibangun di sekeliling embung. Lahan parkir yang cukup luas serta sejumlah gazebo juga sudah nampak berdiri.
Bersanding dengan taman bunga, dengan beberapa jenis pepohonan seperti Nangka, Kweni dan Mangga (Pelem -bahasa Jawa) yang ditanam dan disesuaikan dengan nama kampung dan dusun di sekitar embung, yakni Kampung Karangnongko, Dusun Pelemsewu dan Dusun Kweni.
Setiap pagi atau sore hari, khususnya saat akhir pekan, kawasan Embung Julantoro ini juga tampak mulai ramai. Sejumlah warga nampak memanfaatkan embung ini sebagai tempat bersantai, ataupun berolahraga seperti memancing dan jogging.
“Sejak selesai dibangun, sebenarnya embung ini sudah mulai dikelola oleh masyarakat sekitar, khususnya warga Karangnongko, melalui pokdarwis. Namun karena sejumlah persoalan, pengelolaannya belum maksimal,” ujar salah seorang warga, Budi Saroyo. (
Sumber: Artikel tahun 2018 cendananews.com