Disabilitas

Resmikan Kantor Baru, CIQAL Harapkan Desa Panggungharjo Inklusif

pada

Geneng (Solider.id) – Yayasan Center for Improving Qualified Activity in Life of People with Disabilities (CIQAL) menempati kantor baru. Sebelumnya kantor CIQAL bertempat di Kecamatan Gamping, Sleman. Di usia ke-16 ini, kantor baru CIQAL berlokasi di Jalan Sewon Indah, Geneng, Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Yayasan yang berdiri sejak 2002 ini fokus bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi dan advokasi terhadap difabel dan keluarganya. Sekretariat baru CIQAL diberi nama Griya Ciqal dan diresmikan pada Sabtu, 25 Agustus 2018.

Acara peresmian Griya Ciqal dihadiri mitra CIQAL dari berbagai kabupaten di Yogyakarta, masyarakat sekitar, dan jajaran Pemerintah Desa Panggungharjo. Peresmian ini sekaligus memperkenalkan Yayasan Ciqal kepada warga sekitar dan memohon doa restu agar selalu mendapatkan berkah serta dapat menjalankan aktifitas demi kemaslahatan difabel.

Heru Prasetya menyampaikan apresiasinya melalui sambutannya sebagai perwakilan dari Desa Panggungharjo. Menurutnya, dengan dekatnya lokasi kantor CIQAL dapat menumbuhkan rasa peduli di antara warga masyarakat sekitar. “Alhamdulillah sudah dilakukan pembangunan Griya Ciqal yang akan diresmikan malam ini dan akan beroperasi di Desa Panggungharjo,” tuturnya.

Mewakili Yayasan Ciqal, Nuning Suryatiningsih selaku direktur menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap masyarakat. CIQAL menurut Nuning, lahir karena melihat kenyataan bahwa difabel tidak bekerja. “Mereka hanya di rumah walaupun sudah sering mendapatkan pelatihan. Mungkin lowongan yang dibuka tidak cocok dengan pengalamannya, atau karena mereka terhambat oleh bangunan yang belum aksesibel.”

Nuning berharap dengan adanya dukungan yang dilakukan Ciqal, warga difabel tidak hanya berdiam diri di zona nyaman karena selalu diberi bantuan. Namun, peran aktif difabel bergerak aktif menyejahterakan hidupnya secara mandiri. Sasaran Ciqal tidak hanya untuk difabel akan tetapi keluarga dan kelompok rentan lainnya. Hal tersebut menurutnya, menjadi salah satu faktor desa inklusif.

“Yang kami harapkan selanjutnya adalah pemerintah desa disini juga mulai terbuka menerima difabel, misalnya dengan mengikutsertakan warga yang difabel dalam musyarawah rencana pembangunan desa,” pungkas Nuning. (RAMADHANY R)

Sumber : Artikel tahun 2018 www.solider.id

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X