Seni Budaya

Pentas Kethoprak Meriahkan HUT RI Dusun Prancak Glondong

pada

Glondong (Radar Jogja) – Memperingati HUT RI ke-73, Sanggar Seni Sewon bekerjasama dengan Padukuhan Glondong, Sewon, Bantul dan didukung Dinas Pariwisata DIY menggelar acara pentas kesenian. Kegiatan dipusatkan di Lapangan Prancak Glondong dan berbagai kesenian yang dimiliki dipentaskan seperti, tari-tarian, nyanyian dan puncaknya menampilkan kesenian kethoprak.

Pagelaran kesenian Ketoprak Mataram dari Sanggar Seni Sewon menampilkan cerita Satrio Pinilih atau Siapa Satria Sebenarnya. Cerita tersebut merupakan gubahan cerita wayang Rama dan Shinta. Dimainkan oleh 25 anggota Sanggar Seni Sewon. Dalam kegiatan tersebut dihadiri Camat, Lurah, anggota DPRD DIY, dan warga masyarakat Desa Prancak Glondong, Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Kepala Seksi Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) Dinpar DIY, Wardoyo menuturkan, pentas seni pagelaran kethoprak di Pedukuhan Glondong, Panggungharjo agar masyarakat dapat mempertahankan nilai-nilai luhur yang terdapat di dalamnya sehingga memahami budaya yang ada di Ngayogyakarta Hadiningrat.

“Dinpar sangat mendukung event bernilai kebudayaan dan lewat kesenian kethoprak ini dapat menjadi daya tarik wisatawan, maka pelaku seni harus terus berinovasi,” katanya.

Sedang Joko Purnomo S.E, anggota komisi B DPRD DIY menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat setempat karena pagelaran ketoprak merupakan suatu bentuk nasionalisme.

Ditambahkan, arti merdeka adalah bagaimana masyarakat diberikan kesempatan untuk berinovasi, mengapresiasi kemampuannya, dan membuat apresiasi terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara dengan tidak ada paksaan dari siapapun.

Menurut dia, dengan pagelaran kethoprak, diharapkan bisa eksis kembali. Anak-anak muda juga bisa ikut melestarikan seni kethoprak dan tertarik dengan peninggalan para leluhur.

“Tentunya pentas ini juga memberi manfaat dan hiburan bagi masyarakat,” ujar Yohanes Jumidi selaku sutradara kethoprak. (*/a1/mg1)

Sumber: Artikel tahun 2018 www.radarjogja.co.id

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X