Pemerintahan

Entaskan Kemiskinan, Pemdes Panggungharjo Bertatap Langsung Dengan Penerima Zakat

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Faktor ekonomi keluarga merupakan salah satu penyebab banyaknya angka anak putus sekolah di negeri ini. Hampir di setiap tempat banyak anak-anak yang tidak mampu melanjutkan pendidikannya dikarenakan alasan tersebut.

Alasan itulah yang menjadikan dasar para perangkat Desa Panggungharjo untuk mengeluarkan zakat tiap bulannya agar dikelola dan diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, salah satunya di bidang pendidikan.

Wujud konkrit komitmen para perangkat Desa Panggungharjo dalam hal ini terlihat dalam Pertemuan Penerima Zakat di Aula Balai Desa Panggungharjo, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (29/3/2016) kemarin.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari penanda tanganan surat kerjasama (MoU) antara Pemerintah Desa Panggungharjo dengan Dompet Dhuafa pada acara Peresmian Sanggar Anak Desa Panggungharjo, Rabu (9/3/2016) yang lalu. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Lurah Desa Panggungharjo, Ketua PIP Desa Panggungharjo, Kasie Kemasyarakatan Desa Panggungharjo, tim Dompet Dhuafa, perwakilan Bapel JPS, dan 28 anak yatim maupun piatu beserta walinya.

Menurut Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt., Lurah Desa Panggungharjo, pertemuan ini diadakan karena dari pemerintah desa ingin bertatap muka secara langsung dengan para penerima zakat agar mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi anak dalam pendidikan serta kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam program bantuan pendidikan ini.

“Satu – satunya cara memutus rantai kemiskinan ialah melalui pendidikan” tegas Wahyudi dalam sambutannya.

Umi Haniah, S.Farm., Apt., Ketua Paguyuban Istri Pamong (PIP) Desa Panggungharjo, dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa untuk kedepannya dari PIP akan selalu melakukan monitoring bagi penerima zakat yang merupakan anak yatim atau piatu. Kegiatan monitoring ini salah satunya adalah dengan melakukan pendampingan belajar dan pertemuan rutin.

Sedangkan dari perwakilan Dompet Dhuafa, Zahron Abdurrouf, menyampaikan bahwa pihak Dompet Dhuafa akan mencoba mengoptimalkan zakat pamong desa Panggungharjo yang dikelola PIP. Diharapkan zakat ini dapat merubah pola pikir dan semangat anak melalui pembinaan/pendampingan yang akan dilakukan.

“Kita sama-sama menjaga amanah zakat yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan anak, karena ini kan hak mereka.” pesan Wahyudi kepada para wali penerima zakat.

Sunarna, S.Ag., Kasie Kemasyarakatan Desa Panggungharjo, menambahkan bahwa pemerintah desa tidak ingin sampai ada warga Desa Panggungharjo putus sekolah. Ini merupakan bukti konkrit komitmen pemerintah untuk bisa menekan angka anak putus sekolah serta mengentaskan kemiskinan masyarakat Desa Panggungharjo.

Dalam pertemuan tersebut pemerintah desa bersama Bapel JPS, PIP dan Dompet Dhuafa melakukan inventarisasi kebutuhan anak dalam bidang pendidikan serta fixsasi data penerima zakat agar program bantuan pendidikan ini bisa tepat sasaran. Inventarisasi kebutuhan anak tersebut diantara lain dilakukan dengan penghitungan pembiayaan kebutuhan yang berupa uang iuran sekolah, seragam, buku, dll.

“Ya semoga dengan adanya program ini bisa lebih mendorong anak-anak untuk belajar lebih giat lagi, anak-anak sekolahnya bisa berlanjut terus sampai kuliah, dan tentunya menjadi orang sukses yang berguna bagi bangsa dan negara kedepannya.” harap Sulistyaningsih (41), orang tua penerima zakat.

Pada akhirnya pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan yaitu, PIP bersama Dompet Dhuafa, Bapel JPS, dan para penerima zakat beserta wali selanjutnya akan mengadakan pertemuan rutin tiap bulannya untuk mengetahui hasil dan kendala para penerima zakat dalam permasalahan pendidikan. Kegiatan monitoring ini dibuat dengan tujuan agar program bantuan pendidikan ini dapat dipertanggungjawabkan kedepannya. Dalam pertemuan rutin tersebut rencananya akan diisi bermacam-macam kegiatan, salah satunya adalah tausiyah. Untuk pertemuan rutin pertama akan diadakan di Aula Balai Desa Panggungharjo pada Jum’at, 22 April 2016 mendatang. (BGX)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X