Bantul Kota Hijau dan Tangguh ; ruang kolaborasi untuk membangun kehidupan yang lebih baik
Tanggal 17 November 2023 akan dicatat sebagai bagian penting transformasi peradaban, setidaknya bagi masyarakat Bantul. Titik tonggak dimana derap pembangunan akan mengarah kepada kehidupan yang lebih berkelanjutan, berkesetaraan dan berkeadilan. Tidak hanya bagi umat manusia tetapi juga bagi alam dan lingkungan. Bertempat di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipe, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Perusahaan Daerah Aneka Dharma mengikatkan diri dengan Perusahaan Inovator Teknologi Hijau PANELTECH.US Corp., untuk bersama mewujudkan Bantul Resilient Green City dengan menggunakan sampah sebagai titik masuk untuk membangun kualitas hidup yang lebih baik. Dengan mengelola setidaknya 100 ton sampah setiap hari, setidaknya akan menghasilkan 20 ton material hijau (green lumber), energi listrik setidaknya 1,4MWh dan 12.5 ton pupuk probiotik. Ini berarti akan mencegah lebih banyak lagi pohon ditebang untuk diambil kayunya, berkontribusi dalam menghasilkan energi bersih dan berkesempatan untuk membangun basis produksi komoditas pangan yang sehat dan berkelanjutan.
Secara umum kerjasama antara kabupaten Bantul dengan PanelTech.us bertujuan untuk menjadikan Bantul khususnya dan Yogyakarta pada umumnya sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup kita pada saat ini dan di masa depan sekaligus mempelopori upaya untuk mewujudkan ruang hidup yang layak, patut dan bermartabat melalui penanaman budaya pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, pemberlakuan prinsip-prinsip nir limbah serta pemanfaatan teknologi mutakhir yang mampu mengurangi limbah dan meminimalkan jejak lingkungan secara drastis.
Bantul Resilient Green City akan hadir dengan menerapkan inovasi nir limbah dalam menghadapi tantangan global yang kian mendesak, mulai dari perubahan iklim, semakin menipis dan terbatasnya sumber daya, serta persoalan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Inovasi ditumbuhkan melalui kolaborasi antara pemerintah, industri dan tiap tiap individu untuk mengadopsi dan mengembangkan pola hidup yang lebih bijak dan bertanggung jawab baik dalam pemanfaatan sumber daya maupun pengelolaan sampah dan lingkungan hidup yang lebih luas.
Bantul Resilient Green City ditopang dengan mengembangkan infrastruktur tangguh yang memiliki perspektif kebencanaan khususnya dalam memitigasi dampak yang disebabkan oleh perubahan iklim dan bagaimana upaya pemulihan dilakukan. Infrastruktur politik dibangun dengan menerapkan kebijakan yang mampu melahirkan system tata kelola sampah dan tata kelola lingkungan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Infrastruktur sosial didorong untuk melahirkan system sosial yang inklusif dan setara sehingga tiap tiap individu dapat mengambil peran dalam mewujudkan ruang sosial yang berkelanjutan. Infrastruktur ekonomi dibangun berdasarkan azas keadilan yang memungkinkan setiap entitas memiliki akses yang memadai untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi dan terlibat dalam ekosistem ekonomi sirkular. Infrastruktur teknologi dirancang untuk dapat memberikan nilai tambah sehingga menghasilkan komoditas yang tidak hanya sekedar ramah lingkungan tetapi memiliki usia ekonomis yang panjang dan dapat digunakan secara berulang, teknologi yang dirancang dapat menghasilkan energi bersih yang akan berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi emisi karbon serta teknologi yang memungkinkan mengubah sampah organic menjadi sumber daya kunci guna menciptakan basis produksi komoditas pangan yang jauh lebih sehat. Secara umum, Bantul Resilient Green City dibangun diatas topangan infrastruktur yang transformative, yang diharapkan mampu mewujudkan kehidupan yang berkualitas, untuk hari ini dan dimasa yang akan datang.
Partisipasi yang inklusi menjadi landasan bagi pembangunan kota berkelanjutan. Hal ini bergantung pada prinsip bahwa setiap orang, apapun latar belakang atau keadaannya, harus mempunyai kesempatan untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan dan ketahanan wilayahnya. Aspek mendasar untuk mencapai tujuan ini adalah menyediakan pendidikan yang komprehensif yang dapat memberikan bekal bagi tiap tiap individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk terlibat dalam praktik berkelanjutan secara aktif. Pendekatan terhadap pendidikan ini memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap informasi dan alat yang sama yang diperlukan untuk menumbuhkan budaya keberlanjutan. Dengan merangkul partisipasi universal dan memprioritaskan akses yang setara terhadap pendidikan berkelanjutan, Bantul Green Resilient City tidak hanya mendorong terciptanya komunitas yang lebih adil dan bersatu, namun juga meletakkan dasar bagi keberlanjutan dan kemakmuran dalam jangka panjang. Partisipasi inklusif yang juga ditunjukan dengan desain kelembagaan yang akan mengelola kerjasama ini, khususnya pada sisi kabupaten Bantul. Aneka Dharma yang secara resmi ditugaskan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul untuk melakukan DBOFM (Desain, Build, Operate, Finance and Maintenance) guna menyelesaikan persoalan sampah di kabupaten Bantul, dalam pelaksanaannya akan membentuk satu entitas baru yaitu Aneka Dharma Waste Management, yang merupakan perusahaan patungan antara BUMD, BUMDesa dan Koperasi. Desain kelembagaan yang memberikan akses yang memadai bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan sumber daya ekonomi secara langsung.
Ekonomi sirkular, yang dipadukan dengan konsep zero waste, mewakili pendekatan transformatif terhadap pengelolaan sumber daya dan sistem ekonomi. Pada intinya, Bantul Green Resilient City ini berupaya menghilangkan limbah sepenuhnya dan meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan ekonomi dengan merancang produk, proses, dan sistem yang memprioritaskan umur panjang dan penggunaan kembali. Dalam ekonomi sirkular yang berkomitmen terhadap nol limbah, sumber daya tetap beredar selama mungkin, sehingga secara drastis mengurangi kebutuhan akan ekstraksi sumber daya baru dan produksi limbah. Pergeseran paradigma ini tidak hanya berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan namun juga mendorong inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan ketahanan ekonomi, sekaligus mengupayakan dunia dimana tidak ada sumber daya yang terbuang percuma. Dengan beralih dari model linier “ambil-angkut-buang” ke model sirkular dan tanpa limbah, masyarakat dapat secara bersamaan mengatasi kelangkaan sumber daya dan degradasi lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Ekonomi sirkular dengan focus nihil limbah merupakan perubahan mendasar menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan regeneratif bagi planet kita dan penghuninya.
Pertanian berkelanjutan mencakup pendekatan holistik yang lebih dari sekadar bercocok tanam; hal ini melibatkan integrasi ‘praktek berkelanjutan’ ke dalam model bisnis yang demikian akan mempengaruhi pola relasi antara pemasok, petani, dan lingkungan. Praktek berkelanjutan yang mempertimbangkan pendapatan yang adil menjadi landasan dalam penyusunan model bisnis. Selain itu, pertanian berkelanjutan berupaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan sarana produksi pertanian yang rendah karbon, sehingga pertanian berkelanjutan tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga memastikan ketahanan dan kelangsungan hidup sektor pertanian dalam jangka panjang.
Sebagai kesimpulannya, upaya bersama antara PANELTECH.US Corp., dengan Kabupaten Bantul melambangkan kesatuan dalam mewujudkan pembangunan perkotaan berkelanjutan. Dengan mempelopori proyek Bantul Resilient Green City, para pihak sedang membangun visi masa depan dimana kehidupan berkelanjutan tidak hanya dapat dicapai namun juga menginspirasi. Kolaborasi ini mewujudkan pembelajaran dari Gerakan keberlanjutan global, merangkul tata kelola yang independen, inklusivitas partisipatif, dan komitmen untuk memberikan hasil yang nyata. Bantul Resilient Green City meletakkan dasar bagi masa depan yang berketahanan dan sadar lingkungan, serta menjadi pelopor bagi wilayah lain.
Selamat Datang Masa Depan. Salam Lestari
Wahyudi Anggoro Hadi