Lingkungan

Memilah Untuk Mashlahah

pada

Memilah Untuk Mashlahah

(Labsos UNU – Panggungharjo)

Tahukah kamu membuang sampah di TPA itu belum menyelesaikan masalah? 

Ternyata kebiasaan membuang sampah dari rumah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah itu bukan untuk mengurangi sampah, melainkan hanya memindahkan masalah sampah.

Lalu, bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah sampah? 

Langkah pertama, memilah sampah dari rumah.

Memilah sampah merupakan suatu kegiatan memisahkan sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Terdapat tiga jenis sampah yang dapat dipilah. Jenis yang pertama yaitu sampah organik atau sampah yang bisa terurai. Contohnya sisa makanan, buah-buahan, sayuran, kulit bawang putih dan merah, tulang ayam, kulit telur, dan lain sebagainya. 

Jenis sampah yang kedua yaitu non organik atau sampah yang tidak mudah terurai. Contohnya yaitu rosok seperti kaleng, botol plastik bekas, kardus, kertas, dan semua macam logam. Contoh lain yakni sampah residu seperti plastik detergen, bungkus shampoo, snack, plastik mie instan, sedotan, tisu, masker, popok, pembalut, kapas, dan styrofoam. 

Jenis sampah yang terakhir yaitu sampah bahan yang berbahaya dan beracun atau disingkat B3. Contohnya seperti alat medis, bekas wadah pengharum ruangan, pembasmi serangga, pembersih kamar mandi, dan pemutih pakaian.

Langkah kedua, membuang sampah ke tempat pembuangan yang dapat mengelola sampah.

Mengelola sampah menjadi barang yang bisa dimanfaatkan kembali, seperti pada sampah organik yang diolah menjadi media pakan maggot dan pupuk tanaman. Untuk sampah residu atau  non organik, dapat diolah menjadi termoplas (kusen bangunan).

Apa yang bisa dilakukan dengan sampah rumah tangga?

Sampah organik dari rumah tangga bisa diolah menjadi eco enzyme, kompos, dan biopori. Eco enzyme adalah cairan dari hasil fermentasi sampah organik yang bisa dijadikan pupuk alami dan pestisida. Sedangkan kompos merupakan pupuk campuran yang terdiri dari bahan organik dan kotoran hewan yang dapat digunakan dalam bercocok tanam. Misalnya untuk menanam tanaman lengkuas, sayuran, dan tumbuhan lainnya. 

Sementara itu, mengolah sampah organik dengan lubang biopori dapat membantu menggemburkan tanah di sekitarnya dan bisa diambil untuk dijadikan pupuk kompos. 

Berdasarkan solusi tersebut, terdapat dampak yang terjadi apabila sampah tidak dipilah dan masih tercampur. Yaitu menimbulkan gas metana yang bisa merusak lapisan ozon, menyebabkan bau tidak sedap, mencemari lingkungan, serta menyebarkan penyakit melalui udara yang tidak sehat. 

Sedangkan apabila sampah dipilah akan memiliki banyak manfaat. Diantaranya yaitu sampah kering dan sampah basah tidak bercampur, karena jika kedua jenis sampah ini tercampur dapat menjadi sarang bakteri dan menimbulkan bau tak sedap. Terhindar dari material-material berbahaya yang tercampur seperti sampah elektronik, obat-obatan, dan lain-lain. Mempermudah dalam pengolahan dan daur ulang sampah serta meminimalisir sampah-sampah yang akan berakhir di TPA sampah.

Mari Mengubah Habit (Kebiasaan) Kita Untuk Generasi yang Lebih Sehat dan Cerdas
dengan Mengelola Sampah Secara Bijak.

(Fikria Nisa)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X