Lingkungan

Warga Panggungharjo Harus Tahu

Oleh

pada

Sebuah program idealis penanganan lingkungan hidup terutama yang berkelindan dengan problematika sampah warga desa memanglah tidak mudah. Sampai saat ini masih banyak sampah warga desa yang tidak dikelola secara baik, efektif dan efisien. Salah satu lembaga ekonomi desa di bawah naungan Pemerintah Desa adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang selama ini fokus dalam menangani persoalan sampah warga desa.

BUMDes Panggung Lestari memberikan mandat sepenuhnya kepada unit usaha Kupas.id. Tetapi sayangnya manajemen pengelolaan sampah warga desa yang dijalankan oleh Kupas.id pun terjebak sebatas rutinitas atraksi pemindahan sampah warga desa dari rumah-rumah warga ke kupas yang diparkir sementara di hanggar kemudian dipindahkan ke bak truk sampah selanjutnya ketika bak truk sudah penuh baru dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang berlokasi di Piyungan.

Manajemen pengelolaan sampah seperti ini, sebetulnya menyelesaikan masalah dengan menimbulkan  masalah baru, tidak seperti visi dan misinya PT. Pegadaian yang mengatasi masalah tanpa masalah. Rutinitas atraksi pemindahan sampah warga desa seperti itulah yang menurut saya menyimpan bom waktu, kapan saja sewaktu-waktu persoalan tersebut bisa meledak. Contoh riilnya ketika TPA Piyungan ditutup sementara bisa mengakibatkan problematika baru.

Adalah Pemerintah Kalurahan Panggungharjo, yang memiliki ide desa tanpa TPA. Dengan visi dan misi pentingnya adalah sampah warga selesai di desa. Sebetulnya konsep sampah warga desa harus selesai di Kupas.id sudah lama diwacanakan tetapi dalam melakukan proses transformasi kelembagaan Kupas.id hingga saat ini belum bisa berbuat banyak hal dalam menangani persoalan sampah warga desa. Dan masih menggantungkan diri pada keberadaan  TPA Piyungan. Ditambah lagi beberapa program inovasi pemilahan sampah organik dan anorganik yang dilakukannya tidak menunjukkan hasil yang efektif dan efisien dalam meminimalisir persoalan sampah warga Desa Panggungharjo.

Meskipun Kupas.id mencoba beberapa kali menciptakan alat atau mesin pengelolaan sampah dengan konsep teknologi tepat guna (TTG) tetapi hasilnya belum dapat memuaskan semua pihak terutama Pemerintah Desa Panggungharjo sebagai penggagas program. Hingga akhirnya muncullah sebuah  ide scale up untuk naik kelas dari Kupas.id menjadi Perseroan Terbatas (PT), setelah mendapatkan persetujuan dari Bamuskal Panggungharjo melalui forum rapat bersama antara Pemerintah Kalurahan Panggungharjo dengan Badan Musyawarah Kalurahan Panggungharjo.

Dari inisiatif pendirian PT, sambil menunggu legalitas formal PT tersebut, sejak bulan Januari 2022 muncul ide untuk penambahan infrastruktur Kupas.id. Kemudian Wahyudi Anggoro Hadi, sebagai Lurah Panggungharjo sekaligus komisaris BUMDes Panggung Lesrtari Desa Panggungharjo menyuruh membuat konsep desain bangunan hanggar baru kapada saya,”demikian kata Sugiharto, staf Ulu-ulu  yang hingga saat ini ikut mengawal pembangunan hanggar baru yang berlokasi di selatan TPS 3R Kupas.id saat ini.

Seberapa seriuskah Pemerintah Kalurahan Panggungharjo dalam merencanakan dan merealisasikan program Desa tanpa TPA, berikut tulisan hasil wawancara saya dengan Sugiharto dan Ahmad Arief Rahman.

Pada sekitar bulan Januari 2022 sebenarnya Lurah Panggungharjo sudah memiliki konsep desain pembangunan penambahan hanggar (baru), tetapi saya baru diberi mandat untuk mendesain konsep bangunan hanggar baru sejak bulan Februari 2022 karena kebetulan saya sarjana teknik lingkungan.

Untuk merealisasikan program idealis penanganan sampah warga desa, Pemerintah Kalurahan Panggungharjo bermaksud  melakukan pembangunan hanggar baru yang bermaterikan rangka baja dan sekaligus pengadaan alat dan mesin-mesin penunjang pengelolaan sampah warga desa.

Saya diberi mandat untuk membuat konsep desain bangunan berikut RAB sekaligus melalukan bidding project terhadap beberapa vendor. Sementara untuk penggadaan alat dan mesin-mesin dimandatkan kepada Ahmad Arief Rahman, selaku direktur BUMDes Panggung Lestari.

Setelah desain bangunan selesai saya buat berikut RABnya, saya memulai poses bidding nilai project dengan vendor pertama. Dasar perhitungan yang digunakan oleh vendor pertama, bahwa rangka baja dihitung dari harga per meter perseginya. Kemudian sesuai konsep desain gambar yang saya buat, ketemu angkanya senilai Rp 240.000.000. Dan dari harga penawaran terakhir hanya bisa turun sebesar Rp 3.000.000.

Kemudian bidding project selanjutnya saya tawarkan kepada vendor kedua. Dasar perhitungan yang digunakan oleh vendor kedua, menggunakan bahwa rangka baja dihitung dari harga perkilogramnya. Dan hasil perhitungan vendor kedua, ketemu angka senilai Rp 199.000.000, ada selisih sekitar Rp 50.000.000. Hasil bidding project ini saya laporkan kepada Lurah Panggungharjo, karena terdapat selisih yang begitu besar akhirnya atas saran Lurah, saya disuruh rapat dengan dengan tim TPK Desa Panggungharjo.

Setelah rapat dengan tim TPK Desa Panggungharjo akhirnya menyepakati memilih vendor kedua. Atas rekomendasi dan beberapa catatan hasil pertemuan dengan tim TPK Desa Panggungharjo untuk bernegosiasi ulang tentang penawaran RAB keselurahan hanggar termasuk include dengan bangunan sipil, seperti pondasi, kolom, sloop, pengaman hopper. Setelah bernegosiasi ulang dengan vendor kedua dari penawaran total RAB pembangunan hanggar baru kurang lebih sekitar  Rp 490.000.000 dan deal diangka Rp 488.000.000.

Sebagai gambaran luntuk layout pembangunan hanggar baru adalah sebagai berikut bangunan depan (paling barat) merupakan bangunan untuk hopper seluas 14×12 dengan atap baja ringan cremona. Sebelah timurnya adalah bangunan hanggar utama seluas 24×16  dengan  konstruksi baja wf (wide flange).

Karena lokasi pembangunan hanggar baru ini dekat dengan sungai maka dalam pengerjaannya ada beberapa kendala teknis di lapangan,  seperti ketika menggali tanah baru sekitar 30-50 cm  sudah keluar air dan bermunculan sumber mata air (tuk) di enam titik, ada satu titik yang airnya mirip dengan sungai.

Pembangunan hanggar baru sudah memasuki minggu ketiga. Dan memasuki minggu ketiga sudah dua kali melakukan adendum. Adendum pertama nilai project menjadi sebesar Rp 503.000.000 dari nilai project awal sebesar Rp 488.000.000. Adendum kedua ada penambahan pembangunan yang semula belum dianggarkan yaitu pembangunan tembok keliling hanggar sebesar Rp 67.000.000. Jadi total nilai project pembangunan hanggar baru setelah adanya dua kali adendum menjadi sebesar Rp 570.000.000. Dana tersebut berasal dari PT. Sumber Global Property (SGP) dam PT. Pegadaian.

Menurut Ahmad Arief Rahman, selaku Direktur BUMDes Panggung Lestari Kalurahan Panggungharjo, menjelaskan latar belakang awalnya adalah pada bulan Desember 2021 adanya surat pemberitahuan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DIY tertanggal satu bulan sebelumnya (November 2021) intinya pemberitahuan bahwa pada tanggal 27 Maret 2022 TPA Piyungan akan di tutup dan juga himbauan kepada para peternak agar tidak mengembalakan hewan ternaknya  di sekitar lokasi  TPA Piyungan.

Adanya surat tersebut  membuat panik manajemen Kupas.id, yang memiliki sekitar 1521 pelanggan dan sampai saat ini, masih dengan mesin apa adanya baru bisa mengolah sampah sekitar 54%, sedangkan sisanya belum bisa diolah dan selama ini masih mengandalkan TPA Piyungan. Kemudian atas inisiatif dari Lurah Panggungharjo bersama dengan BUMDes Panggung Lestari mengadakan rapat untuk membahas terkait beberapa pilihan skema untuk mendapatkan modal usaha dan modal kerja.

Skema pertama, dengan cara menarik uang dari pelanggan, pembayaran retribusi dibayar diawal selama 1 tahun. Asumsinya dana sebesar Rp 500.000.000 dapat didapat dalam  sekejap. Skema kedua, dengan cara mendirikan koperasi yang tentu saja diharpakan dapat menghasilkan modal koperasi. Tetapi asumsinya cara ini membutuhkan waktu yang lama.

Skema ketiga, dengan cara kerja sama dengan pihak ketiga yaitu PT. SGP. Kemudian PT. SGP memberikan uang sebesar Rp 1.500.000.000 untuk dikelola oleh Perseroan Terbatas bentukan baru. Dengan asumsi PT.SGP  memiliki saham kepemilikan sebesar 30%. Skema yang akan dijalankan adalah pada tahun ke-10 saham PT.SGP akan dibeli kembali dengan perhitungan present value. Terkait pembagian hasil baru bisa dilakukan pada tahun ke-4 sampai tahun ke-10.

Dari pilihan skema di atas akhirnya jatuh pada pilihan skema ketiga. Adapun kebutuhan keseluruhan anggaran adalah sebesar Rp 1.837.000.000, dari PT. SGP sebesar Rp 1.500.000.000 dan dari PT. Pegadaian sebesar Rp 337.000.000. Sementara peruntukan secara detail alokasi anggaran adalah sebagai berikut : konstruksi bangunan hanggar baru sebesar Rp 570.000.000, mekanisasi  terdiri dari pengadaan satu set mesin conveyor sebesar Rp 420.000.000 dan satu set mesin cacah dan pilah sebesar Rp 78.000.000, digitalisasi meliputi aplikasi dan maintenance sebesar Rp 271.000.000, dan terakhir adalah reorganisasi, dengan membentuk tim dengan biaya  operasionalnya dianggarkan dari PT. SGP.

Tetapi terkait pengolahan sampah  setelah pengadaan hanggar dan mekanisasi, masih melibatkan beberapa pihak ketiga. Secara singkat alur pengolahan sampah adalah sebagai berikut: penjemputan sampah ke rumah-rumah warga dengan menggunakan tossa selanjutnya sampah dimasukkan ke dalam lubang, kemudian dari lubang diangkat ke conveyor hopper, kemudian di pilah melalui conveyor flat belt.

Sampah pilah rosok seperti plastik, kaca, kertas dan logam dijual ke pihak ketiga. Sedangkan sampah pilah selain rosok masuk mesin cacah dan pilah menjadi bubur organik dan anorganik . Bubur organik ini akan dijadikan maggot yang dijual ke pihak ketiga. Sedangkan hasil cacah dan pilah yang an organik dijual ke pihak ketiga. Oleh pihak ketiga nantinya sampah cacah dan pilah dikeringkan, dilelehkan dan dicetak menjadi kayu.

Menurut Arief, bahwa sebagai program desa binaan PT. Pegadaian kita mendapatkan dana CSR Hibah totalnya sebsar Rp 1.100.000.000 untuk membiayai 5 hal program, yaitu: Jagongan Selapanan sebesar Rp 330.000.000, Gapura Kampoeng Mataraman sebesar Rp 129.000.000, Rumah Produksi Komunitas yang berlokasi di kawasan Kampoeng Mataraman sebesar Rp 126.000.000, Pendampingan Sertifikasi Halal sebesar Rp 156.000.000, Pembuatan Hanggar Kupas Baru sebesar Rp 367.000.000 (JNT).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X