LIPUTAN KHUSUS - PANGGUNG TANGGAP COVID-19

Suasana Sore di Shelter SMKN 2 Sewon

pada

Shelter SMKN 2 Sewon, atau biasa disebut Shelter Gabungan Kapanewon Sewon, belum banyak di kenal di DIY, tetapi bagi warga Kapanewon Sewon sudah mulai dikenal khususnya bagi semua warga Desa Panggungharjo dan Timbulnya, umumnya semua warga di dua desa lainnya yaitu Desa Pendowoharjo dan Desa Bangunharjo terbukti dari data  pasien yang pernah di rawat di Shelter kebanyakan dari Desa Panggungharjo dan Desa Timbulharjo, dan sebagian kecil dari dua desa diatas tadi. Shelter yang didirikan dengan tujuan untuk melayani pasien positif  Covid -19 di wilayah Kapanewon Sewon, agar ada kolaborasi antar 4 desa dalam penanganan pasien Positif Covid – 19 dari faktor klinis/Medis dan faktor non  klinis/ non medis.

Rendahnya semangat gotong royong dan  kerja sama yang coba digagas oleh Pemerintah Kapanewon untuk berbagi peran dalam mengelaborasi dan kolaborasi demi tujuan kemanusiaan, penanggulangan bencana akibat pendemi Covid -19, tidak menyurutkan Desa Panggungharjo dalam mengemban misi kemanusiaan sebagai bagian dari tugas dan kewajiban negara dalam tingkat yang paling bawah yaitu desa untuk menjaga semua warga desanya dari ancaman bencana Covid – 19. Inovasi dan kreativitas dalam manajemen Shelter SMKN  2 melibatkan Lurah Desa Panggungharjo sebagai role model yang menginfluence semua relawan demi menjaga keselamatan warga desanya. Dengan sentuhan kelucuannya, perhatian berlebih dalam melayani semua pasien yang dirawat di Shelter ini, serta memadukan konsep kesehatan semesta (kesehatan fisik dan phykis)  terbukti ampuh  membentuk engagment antara relawan dengan semua pasien.

Pasien merasa diperhatikan, pasien merasa diwongke di saat – saat di luaran sana  pasien mulai di jauhi oleh orang lain  akibat terinfeksi Covid – 19. Menumbuhkan mental seperti inilah justru lebih ampuh dalam meningkatkan daya imunitas tubuh, daripada hanya sekedar meminum asupan vitamin C dan madu. Saya akan mereview berdasarkan hasil amatan saya, pada saat mengunjungi Shelter SMKN 2 Sewon.

  1. Pasien Bermain Bulu Tangkis

Sore itu, ketika saya berkunjung ke Shelter SMKN 2 Sewon, saya menyaksikan sendiri secara  langsung dengan mata kepala saya, walaupun agak jauh ada dua orang pasien yang masih muda menampakkan keceriaannya dengan bermain bulu tangkis. Sepintas mereka berdua tidak menunjukkan sakit yang berarti, tetapi sangka kalau ternyata mereka terinfeksi Covid – 19.

  1. ApplauseKepulangan Pasien

Masih sore itu, kejadiannya hampir bersamaan dengan saya melihat dua orang sedang bermain bulu tangkis, ada pengumuman dari ruang informasi bahwa sore ada salah satu pasien yang dipulangkan dikarenakan dinyatakan sehat oleh pengelola Shleter SMKN 2 Sewon. Spontan dari teman – teman pasien lainnya memberikan applause tepuk tangan tanda sukses sudah boleh pulang. Dan serentak mengucapkan, “Selamat Pak.”

  1. Tingkah Lucu Pak Lurah

Masih sore itu juga, ada tingkah lucu yang diperlihatkan oleh Pak Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi. Selesai visit ke semua pasien yang berada di Shelter SMKN 2 Sewon yang didampingi oleh Kamituwa Desa Panggungharjo, Moh.Hosni Bimo Wicaksono setelah melepas baju hazmat, dilanjutkan membersihkan seluruh tubuh. Selesai membersihkan tubuh, dalam kondisi pakai celana pendek dan tanpa baju,  tiba – tiba Pak Lurah berjalan menirukan gaya seekor monyet sambil tertawa sendiri. Kejadian ini sontak membuat tertawa semua relawan yang ada disitu, tak terkecuali saya.

 

Cerita nyata ini saya tulis, untuk memberikan gambaran lain terkait image Shelter Covid – 19 yang hanya terekspos terkait kematian, kecemasan, dan kegelisahan saja, tetapi fakta di lapangan ada sisi – sisi humanis lainnya yang ikut mewarnai kondisi Shelter SMKN 2 Sewon, sebagaimana tulisan – tulisan saya sbelumnya. Banyak relawan yang suka geguyon. Banyak relawan yang suka joged  dan bernyanyi. Banyak relawan yang suka bercanda ria. Termasuk banyolan renyah Pak Lurah dalam menyemangati para relawan  (JUNAEDI, S.E. – Tim Media YSID).

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X