Pemerintahan

Warga Binaan DBKS Desa Panggungharjo Diminta Persiapkan Diri Untuk Penilaian

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Lomba DBKS (Desa Binaan Keluarga Sakinah) merupakan salah satu concern pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka membentuk desa yang berkualitas yang dimulai dari pembentukan keluarga yang bekualitas. Pencanangan serta Lomba DBKS ini merupakan upaya strategi dalam memotivasi seluruh warga masyarakat untuk mewujudkan lima aspek keluarga sakinah yaitu pengamalan agama, pendidikan yang maju, kesehatan yang terjamin, ekonomi yang mapan serta hubungan antar/intern keluarga yang harmonis.

Dalam mempersiapkan penilaian lomba DBKS tersebut Kementerian Agama Kabupaten Bantul menunjuk Desa Panggungharjo untuk menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Sosialisasi Sadar Zakat pada Rabu (13/4/2016).

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars DBKS, yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Nuruddin, S.Ag. Dalam acara tersebut warga binaan DBKS yang hadir yaitu dari Desa Panggungharjo dan Desa Bantul. Para warga yang hadir dalam kesempatan itu juga diminta untuk mensosialisasikan materi yang didapat ke warga binaan lain yang tidak bisa hadir pada kesempatan tersebut.

Pemerintah Desa Panggungharjo yang diwakili oleh Yuli Trisniati, S.H., menyampaikan bahwa Lurah Desa Panggungharjo memohon izin tidak dapat hadir pada acara tersebut dikarenakan ada suatu kepentingan. Disamping itu Yuli juga mengungkapkan bahwa kegiatan DBKS ini merupakan salah satu program yang sudah ada di Desa Panggungharjo.

Drs. H. Sudaryanto selaku ketua tim DBKS Kabupaten Bantul sekaligus perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Bantul dalam sambutannya juga memohonkan izin untuk Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantul yang tidak bisa datang pada waktu tersebut dikarenakan ada acara di tempat lain. Selain itu Sudaryanto juga berpesan kepada undangan yang hadir agar jangan sampai ketika evaluasi mereka tidak siap dan tidak diketemukan kegiatan yang berkaitan dengan DBKS. “Mesakke camate nek nganti ra ono kegiatan DBKS (kasihan camatnya jika sampai tidak ada kegiatan DBKS – red)” ujarnya.

Dalam acara tersebut hadir dua narasumber yaitu H. Sidiq Pramono, S.Ag., M.Si., dari Bimas Islam Kemenag, dan Drs. H. Sudadi, M.M., dari Dinas Sosial Kabupaten Bantul. Disamping sosialisasi sekaligus monitoring pelaksanaan kegiatan DBKS, dilakukan juga pengecekan data DBKS di Desa Panggungharjo oleh tim DBKS Bantul.

Sidiq dalam penyampaian materinya mengingatkan, agar mempersiapkan kebutuhan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk penilaian agar menjadi kesiapan tersendiri bagi peserta Lomba DBKS. Disamping itu Sidiq juga menjelaskan tentang bagaimana urut-urutan yang benar struktur DBKS dan struktur pembina DBKS. Bahkan dia juga berharap Desa Panggungharjo bisa mewakili Kabupaten Bantul untuk maju ke lomba tingkat DIY.

Sidiq juga menjelaskan maksud dan tujuan DBKS yaitu membina warga agar menjadi keluarga yang baik dan sesuai norma nilai kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini didasari dengan arus kemaksiatan yang begitu deras sedangkan arus penanganan serta pencegahan cuma thimik-thimik (lamban -red), apalagi menyikapi generasi zaman sekarang yang sudah jauh dari nilai agama. “Nganti-nganti wong enom luwih manut ro hp ketimbang ibune dhewe (sampai-sampai anak muda zaman sekarang lebih nurut dengan hp daripada ibunya sendiri -red)” ujar Sidiq.

Sedangkan materi sosialisasi sadar zakat disampaikan oleh Sudadi. “Untuk menumbuhkan kesadaran itu kuncinya mulailah dari dirimu baru ajaklah orang lain, kan harusnya seperti itu…” ungkap Sudadi.

Dalam penilaian lomba DBKS kali ini ada tiga desa yang akan dinilai, yaitu Desa Bantul, Desa Terong, dan Desa Panggungharjo. Dalam penilaian tersebut perlu dipersiapkan masjid paripurna dan perwakilan keluarga sakinah yang ditunjuk oleh desa guna penilaian. Para narasumber juga berpesan jikalau membutuhkan bantuan dari kecamatan atau kabupaten, Pemerintah Desa dipersilahkan untuk berkoordinasi terlebih dahulu. (BGX)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X