Pagelaran

Panggung Literasi Sedot Banyak Pengunjung

pada

Bantul (Koran Sindo) – Ribuan penonton nampak memadati Lapangan Prancak, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, selama tiga hari berturut-turut.

Dalam sebuah panggung rakyat bertajuk Panggung Literasi Selatan ditampilkan beragam kesenian daerah yang menarik dan menyedot perhatian masyarakat. Adalah Equator Festival, yakni rangkaian dari Biennale Jogja XIII yang telah sukses digelar pada 2-4 Oktober 2015. Bersinergi dengan Pemerintahan Desa Panggungharjo, perhelatan ini sekaligus menandai dibukanya rangkaian kegiatan peringatan HUT Desa Panggungharjo yang akan berlangsung hingga Desember 2015.

Selain di Lapangan Prancak,dua titik dipilih menjadi tempat diselenggarakan rangkaian Panggung Literasi Selatan, yaitu di Halaman Radio Bukudan Kantor Kelurahan Panggungharjo. Beragam kegiatan yang menampilkan kreativitas dan potensi masyarakat lokal pun dihadirkan di dalamnya, seperti pameran, pasar, pertunjukan, diskusi, pemutaran film, hingga kirab budaya.

Tidak ketinggalan pula Panggung Seni Desa yang menghadirkan, seperti Karawitan Ibu-ibu Purborini (Geneng), Qolbu Laras Manunggal (Jogoripon), Paguyuban Purbo Laras (Geneng), Pencak Silat Wijaya Kusuma (Dongkelan), Orkes Tradisi Tombo Ati (Kweni), dan lainnya.

“Acara dibuka langsung Ibu Yustina Neni selaku Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta bersama Bapak Wahyudi Anggoro Hadi, Lurah setempat pada 2 Oktober 2015 di Halaman Radio Buku dan berakhir pada 4 Oktober2015,” ujar Rain Rosidi selaku Direktur Artistik Biennale Jogja XIII dalam siaran persnya, kemarin.

Selain seni pertunjukan, perhelatan tersebut juga dimeriahkan kirab budaya dengan rute dari Lapangan Prancak, Perempatan Samsat, Pedukuhan Sawit, Jogoripon, dan kembali lagi ke Lapangan Prancak. Kegiatan ini diikuti 18 kelompok atau peserta terdiri atas warga dusun yang ada dalam wilayah administratif Kelurahan Panggungharjo, seperti Geneng, Garon, Ngireng-Ireng, Kweni, Cabeyan, Pelemsewu. Dalam kirab ini, potensi desa wisata Panggungharjo turut ditampilkan dan selain dalam keikutsertaan, mereka juga berpartisipasi dalam pembukaan dapur umum sekaligus sebagai wujud penanaman nilai kegotong royongan dalam desa.

Kegiatan juga dimeriahkan dengan pertunjukan puisi pos kolonial yang dikelola komunitas sastra Ngopi Nyastro, orasi sastra, dan budaya nonkanon oleh sastrawan Saut Situmorang. Selain itu, komunitas-komunitas yang tergabung dalam rangkaian acara Panggung Literasi Selatan masing-masing juga membuat kegiatan sehingga acara menjadi semakin beragam.

“Mulai dari Komunitas Kretek, Bunda Kata, Seniman Ruang Kelas SD (RKSD), Kamissinema ISI, MojokDotCo, Warung Arsip, Ngopi Nyastro, RKSD, Jawigraphy, Warkop Bintang Mataram 1915, hingga Dongeng Kopi dan kolektor-kolektor zine dari Yogyakarta, Bandung, dan Solo,” kata Koordinator PanggungLiterasi Selatan Fairuzul Mumtaz.

Di sisi lain, penyelenggaraan Panggung Literasi Selatan selain sebagai penanda dimulainya rangkaian kegiatan peringatan HUT Desa Panggungharjo, juga merupakan penanda dimulai Equator Festival rangkaian dari acara Biennale Jogja XIII. Selanjutnya pada 30 Oktober 2015 akan dilaksanakan Equator Festival kedua, yaitu Festival Tanah di Giripeni, Kulonprogo, Yogyakarta. (Siti Estuningsih)

Sumber: Artikel tahun 2015 koran-sindo.com

Tentang Pemerintah Desa Panggungharjo

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X